pertemuan di lapangan sekolah

50 10 0
                                    

Halloowww semuaanyaa, selamat membaca kisah ini yaa semoga sukaa, jangan lupa vote dan komen yaa 😍😍

*
*
*
*
*

Matahari siang terik menyoroti lapangan sekolah yang luas. Beberapa siswa berkumpul di sana, bersiap-siap untuk latihan upacara yang akan digelar pada hari Senin mendatang. Di antara kerumunan itu, tampak sosok seorang pemuda tinggi dengan rambut hitam rapi dan senyum percaya diri yang tak pernah lepas dari wajahnya. Samuel, ketua OSIS yang dikenal oleh seluruh sekolah, sedang memimpin latihan. Ia berada di kelas XIII, dan reputasinya sebagai pemimpin yang tegas namun ramah membuatnya dihormati banyak orang.

Di sisi lain lapangan, berdiri seorang gadis dengan wajah manis dan senyum malu-malu. Namanya Caca, murid kelas XI yang baru saja bergabung dengan ekstrakurikuler paduan suara. Caca dikenal sebagai sosok yang pemalu, namun suaranya yang merdu sering kali menarik perhatian banyak orang. Saat ini, ia berdiri di barisan paduan suara, menunggu giliran untuk latihan lagu kebangsaan.

Latihan dimulai dengan Samuel memberikan arahan. Suaranya terdengar tegas, namun ada kelembutan dalam caranya berbicara yang membuat para siswa merasa nyaman. Ia memperhatikan setiap detail, memastikan barisan rapi dan setiap langkah diambil dengan sempurna. Caca, yang berada di barisan belakang, memperhatikan setiap gerakan Samuel dengan saksama. Ia terpesona dengan bagaimana Samuel mampu memimpin dengan begitu baik.

Ketika giliran paduan suara tiba, Samuel melangkah mendekat. “Baik, kita coba nyanyikan lagu kebangsaan dengan iringan musik. Siapkan suara kalian,” katanya dengan senyum. Caca merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Ini pertama kalinya ia tampil di depan banyak orang, dan fakta bahwa Samuel berada di sana membuatnya semakin gugup.

Musik mulai mengalun, dan suara para anggota paduan suara pun mengikuti. Suara Caca terdengar jernih dan merdu, harmonis dengan suara teman-temannya. Samuel, yang berdiri di dekat mereka, tak bisa menahan senyum. Ia terkejut dengan kualitas suara paduan suara kali ini, terutama suara Caca yang begitu menonjol. Setelah lagu selesai, Samuel memberikan tepuk tangan. “Bagus sekali! Kalian menyanyikannya dengan baik,” katanya.

Caca merasa wajahnya memerah mendengar pujian itu. Ia menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan senyum malu-malunya. Samuel kemudian melanjutkan dengan memberikan beberapa masukan untuk penampilan mereka. Ia mendekati Caca dan teman-temannya, memberikan instruksi lebih detail. Saat Samuel berbicara, Caca memperhatikan setiap kata dengan seksama. Ada sesuatu dalam cara Samuel berbicara yang membuatnya merasa nyaman.

Setelah latihan selesai, para siswa mulai bubar. Caca berencana untuk segera pergi, namun tiba-tiba ia mendengar suara Samuel memanggil namanya. “Caca, tunggu sebentar!” Caca berhenti dan berbalik, mendapati Samuel berjalan mendekatinya. Ia merasa gugup, namun juga penasaran.

“Ya, Kak Samuel?” Caca menjawab dengan suara pelan.

Samuel tersenyum. “Kamu tadi nyanyiannya bagus sekali. Suaramu benar-benar menonjol di antara yang lain. Kamu sudah lama ikut paduan suara?”

Caca menggelengkan kepala. “Baru beberapa bulan ini, Kak. Aku masih belajar.”

“Kamu punya bakat,” kata Samuel dengan tulus. “Terus latihan, ya. Kalau ada yang kamu butuhkan atau ingin tanyakan, jangan ragu untuk bertanya.”

Caca mengangguk pelan. “Terima kasih, Kak Samuel.”

Mereka berdiri dalam keheningan sejenak. Samuel tampak ingin mengatakan sesuatu, namun ia terlihat ragu. Akhirnya, ia berkata, “Oh ya, jangan lupa untuk datang latihan lagi besok. Kita harus persiapkan semuanya dengan baik untuk upacara nanti.”

Our Love Journey Samuel & Caca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang