“Kamu harus memegang semua cabang perusahaan yang ayah bangun, jika ingin saudaramu tetap hidup dan tidak berakhir seperti ibumu!”
-
“Hyung! Jimin Hyung! Ada apa, Hyung?!” Yeonjun bertanya panik kepada Jimin yang mengangkat kepalanya tiba-tiba dengan peluh yang membanjiri tubuhnya.Jimin terlihat linglung. Dirinya menatap beberapa berkas yang tidak sengaja ia tiduri. Matanya membelalak besar mengingat sudah berapa lama ia membuang-buang waktu.
“Hyung–”
“Pukul berapa sekarang?!” Tanya Jimin memotong pembicaraan Yeonjun. Matanya masih memerah dan berusaha untuk kembali fokus ke pekerjaannya meskipun nafasnya masih memburu.
“Tenang dulu, Hyung! Rapatnya masih akan dimulai dua puluh lima menit lagi. Hyung tadi merebahkan kepalanya hanya dua puluh menit. Tenangkan dirimu dulu, Hyung–”
Lagi-lagi penjelasan Yeonjun terpotong oleh tindakan Jimin yang segera meraih jas di kursinya.
“Cepat laporkan jadwal selanjutnya, Jun! Jangan banyak mengoceh hal yang tidak berguna. Berkas itu, atur kembali jadwalnya ke jadwal terakhir hari ini. Aku mengacaukan jadwalnya hanya dua puluh menit.”
Mau tidak mau Yeonjun mengikuti Jimin. Dia menuruti perintah Jimin yang sudah berjalan kesana-kemari dan mempersiapkan segala kebutuhan rapat yang akan dimulai beberapa menit lagi.
Yeonjun menatap khawatir Jimin yang berdiri di depan sana. Jimin sedang melakukan presentasi dan mengambil alih penuh rapat ini.
Kantung mata yang semakin terlihat dengan matanya yang masih memerah, tidak ada orang yang tak menyadari itu semua meskipun Jimin berusaha menutupinya dengan kacamata andalannya.
Yeonjun melirik takut antara memperhatikan penjelasan Jimin, suasana rapat, dan beberapa jadwal terakhir.
“Andai saja aku tidak bergantian dengan Jungkook Hyung selang satu hari, mungkin aku akan tumbang. Meskipun memiliki tugas hanya menjelaskan jadwal selanjutnya, tapi ini melelahkan! Mengingat hampir satu minggu ini jadwal Jimin Hyung padat.” Yeonjun menatap nanar jadwal Jimin dalam tablet khusus.
“Aku tebak, Jungkook Hyung sedang tidur full hari ini karena jadwalnya kemarin. Begitupun denganku besok.” Batin Yeonjun kembali.
-
“Awas! Meskipun ini pekerjaan impianmu, jangan sampai kamu kelelahan lagi!” Tegur Seokjin ketus.
Taehyung yang mendengar hal itu terkekeh. “Aku hanya syuting satu hari full, Hyung.” Rengeknya memberi penjelasan.
“Aku akan bilang ke Soobin, manajer mu. Untuk tetap memantau kesehatanmu!” Putus Seokjin telak.
“Ah, baiklah! Terserah Hyung saja!” Renggut Taehyung mengiyakan.
Tring..
| From: Ayah.
| Besok aku pulang.“Ada apa, Hyung?” Tanya Taehyung heran.
Seokjin hanya menatap tajam pesan yang tersampaikan padanya. Pesan ini hanya formalitas semata. Tujuan aslinya, ayahnya pasti akan mencoba mencari kesalahan adik yang satunya.
“Tidak! Bukan apa-apa!” Sanggah Seokjin yang kembali meletakkan ponselnya.
Taehyung hanya terdiam melihat perubahan suasana hati Seokjin.
Dirinya tahu, berakhir di rumah sakit ini karena terlalu memforsir tubuhnya. Dirinya terlanjur antusias karena ini drama yang disutradarai oleh sutradara favoritnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/366986204-288-k977086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMIN SHORT STORY
FanfictionHanya berisi cerita pendek di setiap bab. Tidak ada kelanjutan atau apapun, semua alur cerita hanya selesai di satu bab cerita. ⚠️alur cerita murni ide dari penulis ⚠️mohon maaf jika ada unsur kesamaan nama, dan tempat ⚠️bagian yang tidak pantas bol...