***Tak terasa keduanya tertidur cukup lama didalam UKS. Dua pemuda itu bahkan tak sadar bel pulang sudah berbunyi dari tadi. Salah satu anak PMR yang berniat ingin mengunci ruangan itu melihat keduanya tertidur begitu pulas.
Ia menghampirinya dan mengguncang pelan pundak Mahen, "Mahen, kok tiduran disini. Hen!"
Pemuda itu perlahan mulai mengerjap. Ia nampak linglung melihat keberadaan anak PMR di depannya.
"Eh, kenapa? udah istirahat yah?"
"Ha?"
Murid itu kebingungan dengan pertanyaan Mahen, pasal bahkan sekarang hari sudah mulai sore dan semua murid sudah pulang. Tinggal mereka berdua saja yang ternyata tengah tertidur diUKS.
Setelah mendapati wajah bingung dari gadis itu, Mahen menoleh kearah jendela. Matanya terbelalak saat mendapati diluar sana awan sudah mulai berwarna oranye, pertanda hari Sudah mulai sore.
Pemuda itu menepuk jidatnya keras, "Astaga ketiduran!"
Ia lalu beralih kearah Dika yang berada di pangkuannya. Terlihat anak itu masih sangat menikmati tidurnya. Mahen mengguncang tubuh Dika, "Dik bangun! Udah sore, bangun!"
Karena di bangunkan secara brutal oleh Mahen, pemuda itu lantas langsung duduk dengan linglung.
"Apa? Kenapa? Ada apa?"
Gadis yang berada disana hanya menggeleng pelan, "Kalian ini, pantas aja Pak Tanto nyariin kalian berdua. Ternyata tidur disini."
Mahen tersenyum kearah gadis itu, "Maaf, nggak sengaja ketiduran. Jangan laporin ke Pak Tanto yah?" ucapnya berusaha membujuk.
Namun yang namanya pesona Mahen tidak akan ditolak gadis manapun. Seketika senyum manis itu langsung mendapat anggukan dari sang gadis yang tadi nampak kesal langsung berubah drastis menjadi gadis lembut.
"Iya, kalau Mahen yang minta nggak bakal. Kalian keluar ajah, gw mau gunci ruangan ini. Gw pergi dulu sebentar." ujar gadis itu lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Dika terlihat masih mengumpulkan nyawanya. Rambut pemuda itu acak-acakan, Mahen hanya menatapnya dengan senyuman kecil. Muka bantal pemuda di sampingnya itu sangat lucu, apalagi dengan wajah memelas.
"Kita keluar dari sini yuk, hari juga udah mulai sore kita harus cepet pulang." ujar Mahen lalu beranjak dari duduknya.
Pemuda itu memegangi pinggangnya yang sedikit pegal, mungkin akibat terlalu lama duduk apalagi dengan memangku kepala Dika. Ia sudah ingin berjalan keluar ingin ke kelasnya mengambil tas, namun saat menengok kebelakang Dika masih ada disana dengan wajah datarnya.
"Dik! Ayo!" panggil Mahen yang akan melangkah keluar ruangan.
"Iya, iya."
Dika lalu berusaha berdiri. Dengan keadaan yang belum sepenuhnya sadar rasanya, ia berjalan sempoyongan keluar dari ruangan tersebut. Mahen ikut dibelakang pemuda itu. Karena kelas mereka tidak searah, Mahen yang anak IPA sedangkan Dika anak IPS yang jarak kelas mereka cukup jauh.
Keduanya bersepakat menunggu didekat tangga saja. Karena kelas Dika dan tangga tak begitu jauh dirinya lebih dulu sampai disana, sedangkan Mahen belum terlihat batang hidungnya.
Pemuda itu menguap lebar. Rasanya ia masih ingin tidur, namun saat mengadahkan kepalanya ke langit ternyata hari sudah mulai sore. Dirinya lantas teringat kejadian tadi, kenapa juga ia mendekatkan wajahnya kearah Mahen.
Dika menutup wajahnya malu, tambah malu saat mengingat ia malah tertidur di pangkuan Pemuda itu. Ia mengacak rambutnya kasar.
Tiba-tiba teleponnya bergetar. Segera ia angkat panggilan itu tanpa melihat namanya terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Of Love [Markhyuck]
Fanfic❛❛ Mahen dan Dika yang ingin mencari arti cinta, eh, malah saling jatuh cinta. ❞ JANGAN SALAH LAPAK! ©keripikpisang__, 2024