***
Entah apa yang terjadi sehingga Wawan bertemu dengan geng motor Rendi didalam gang tersebut. Kiki yang baru saja dari indomaret membeli cemilan sudah mendapati Pemuda itu dikeroyok disana. Segera ia parkirkan motornya begitu saja lalu membuang es kiko yang masih bertengger dimulut setelah melihat Rendi akan menusuk Wawan dengan pisau.
“Gimana keadaan Wawan, ki?” Tanya Dika yang baru saja datang.
“Nggak tau, Dik. Wawan baru ditanganin dokter didalam.”
Dika terduduk dengan wajah cemasnya. Setelah mendapat panggilan dari Kiki bahwa Wawan dibawa kerumah sakit, ia langsung meninggalkan Mahen yang masih berada dirumahnya. Anak itu sempat merengek kepada Dika untuk ikut, namun tak dibolehkan dengan alasan mereka akan semakin curiga dengan mereka berdua.
Tak lama Sul dan Juna ikut datang. Keduanya menanyakan hal yang sama seperti Dika, yang mendapat balasan yang sama. Keempatnya duduk dibangku tunggu didepan UGD, menunggu kabar dari dokter yang menangani sahabat mereka. Tentunya Kiki tak berhenti mengumpati Rendi yang telah membuat Wawan terbaring dirumah sakit.
Tak lama pintu UGD terbuka. Segera mereka berempat menghampiri dokter laki-laki yang baru keluar dari sana dengan berharap mendapat kabar yang baik.
“Gimana keadaan teman saya, Dok?” Tanya Kiki yang memulai pembicaraan.
“Teman anda tidak apa-apa. Mungkin karena terkena pukulan dikepala membuat dia pingsan. Kalau kalian ingin menjenguknya boleh saja, namun untuk sekarang ini teman anda belum sadar. Kalau begitu saya pamit dulu.”
Keempatnya mengangguk. Dokter itu dan satu suster yang mengikutinya dari belakang mulai menjauh dari mereka.
“Jadi mau masuk sekarang?” Tanya Dika. Keduanya mengangguk, kecuali Kiki.
“Kenapa, Ki? Masih marah ama Wawan?”
Pemuda itu menggeleng. Wajahnya menegang memperlihatkan raut wajah yang begitu marah,”Gw harus buat perhitungan ama dia, Dik.”
Dika mengerutkan dahinya bingung,”Siapa?”
“Rendi ama gengnya. Mereka yang buat Wawan gini, mungkin masih dendam soal waktu itu.”
Sul ikut menggeram marah setelah mendengar nama pemuda itu disebut,”Sialan! Ternyata dia. Gw ikut kalau gitu, Ki.” Ujarnya dengan semangat yang berkobar-kobar.
“Yaellah, lo ditonjok aja langsung minta dimasukin rumah sakit, Sul. Sok-sokan banget.”
Memang benar adanya perkataan Juna barusan. Namun walau begitu tetap saja Sul tetap pandai dalam hal membela diri, walau terkadang kekuatannya tiba-tiba saja hilang kalau sudah diperlihatkan wanita cantik. Ia jadi tak tau caranya menghindari pukulan kalau tiba-tiba diperlihatkan sosok wanita. Entahlah, teman-temannya juga bingung akan penyakitnya tersebut.
Namun dirinya tak mungkin membiarkan Kiki membalas dendam sendirian. Walau Wawan sering nyolong cikinya, tapi tetap saja dirinya tak akan rela kalau sahabat karibnya tersebut dilukai sampai masuk rumah sakit seperti saat ini.
“Nanti aja balas dendamnya, Ki. Kita liat keadaan Wawan dulu.” Bujuk Dika.
Kiki menghela nafas berat. Walau hatinya terasa begitu berat untuk melepaskan Rendi diluar sana berkeliaran tanpa rasa bersalah, namun ia tak bisa membantah perkataan Dika. Sudah ia tau pemuda itu akan sangat keras kepala dengan perintahnya.
Mereka akhirnya sepakat untuk masuk melihat keadaan Wawan. Diranjang sana, terbaring sosok pemuda yang dipenuhi luka lebam. Ada perban yang melilit dikepalanya, mungkin karena adanya pukulan yang mengenai kepala pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Of Love [Markhyuck]
Fanfic❛❛ Mahen dan Dika yang ingin mencari arti cinta, eh, malah saling jatuh cinta. ❞ JANGAN SALAH LAPAK! ©keripikpisang__, 2024