15k

397 47 7
                                    


"Kakkk, bangun yuk! Mandi terus sarapan"

Ohhhhh, jangan harap. Tidak semudah itu membangunkan seorang Raycane.

Suara lembut Awan mengalun indah menerobos telinga Raycane yang masih setia menutup matanya, untuk mengejar mimpi.

Awan menepuk beberapa kali pundak Ray. Namun masih tidak ada pergerakan.

"Nanti Bik, satu meniiit lagi"

Bibir si manis mencebik kesal. Masa dia yang sudah mandi dan wangi dengan baju rumahan nya di panggil Bibik.

Si manis beringsut naik ke atas tubuh si dominan, dengan posisi tengkurap. Awan menyembunyikan wajahnya di selangka leher Ray, dan mendusel manja.

Raycane yang merasa ada sesuatu diatas tubuhnya membuka mata. Mata nya langsung membulat kaget saat aroma manis yang sangat ia kenal menyeruak merasuk ke dalam hidung nya.

Perlahan tangan Ray mengelus punggung dan kepala si manis.

"Morning sayanggg" sapa nya dengan suara serak sengau.

"To Kakak"

Raycane makin mengetatkan pelukan nya pada tubuh Awan. Sangat hangat, sampai rasa malas nya kembali lagi.

"Kok sudah mandi?" tanya Raycane heran. Ayolahh ini masih pukul 5:30.

Bahkan mata nya masih enggan untuk dibuka.

Awan mengangkat kepala nya dari pundak Ray mendengar pertanyaan yang memang ia harapkan dari dominan nya itu.

Okey mata bulat itu mulai berbinar serta bibir mencebik lucu itu membuat Ray tersenyum. Pasti ada sesuatu yang diinginkan si manis.

"Kenapa manis? Katakan"

Setelah bergelut dengan pikiran nya beberapa waktu lalu, akhirnya Awan memutuskan untuk mengatakan nya pada Raycane. Ia ingin rencana beradaptasi nya berjalan dengan baik untuk sekarang. Itulah keinginannya.

"Awainginjalan-jalanbersamaKakak"

Sungguh Raycane bisa mendengarkan  dan meladeni para manusia di rapat kantor berjam-jam. Tapi untuk kali ini sepertinya telinganya sedikit bermasalah.

Terlalu cepat sayang.

"Awa ingin jalan-jalan?" tanya Raycane memastikan ucapan si manis.

Anggukan cepat dari si manis membuat senyuman Ray kembali merekah. Tangannya megusap lembut pipi lembut Awam dengan sayang.

"Lalu sekolah nya bagaimana Dear? Ingat kata Om "

Layaknya bayi kucing manis, Awan kembali lesu dan tidak bersemangat. Kembali menduselkan wajahnya manja di perpotongan leher Raycane.

"Tida mauuuu, mau jalan-jalan saja Awan nyaaa"

Sial. Sial! DAMN!

Untung saja ia dulu tak semudah itu putus asa memperjuangkan si manis pada pernikahan ini. Jika tidak, penyesalan seumur hidup itu pasti terjadi.

Kenapa! Kenapa sangat manis sayang, imut, menggemaskan, empuk. Kalau saja ia masih remaja labil mungkin sudah ia masuki si manis. Demi semesta pasti begitu empuk.

Tangan Raycane merambat ke buntalan lembut sesekali menepuk dan meremat nya dengan gemas. Sial.

"Eunghhh Kaaakkk"

Rengek Awan tepat di samping TELINGA Ray. Hawa di tubuh dominan itu semakin memanas.

Jari-jari panjang Ray masuk dengan perlahan ke celana si manis yang mengerang, mengelus cincin hangat nya berkali. Menggoda.

ANOTHER Marriage (FEMDOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang