(1) START

1.4K 57 1
                                    



Sebagian hidup seorang Ray hanya di di dedikasi kan untuk keluarga nya.

Ya memang begitu adanya. Ibunya meninggal ketika ia lulus dari universitas, hal yang tidak mengejutkan mengingat ibunya seorang pecandu rokok. Atau memang mungkin ada hal lain yang memovifasi nya untuk bertemu terlebih dahulu menemui tuhan.

Ray hidup bersama seorang Ayah dan Adik nya.

Bahkan tentang pasangan hidup pun sampai terbengkalai, hidupnya hanya bermain bagaimana perusahaan tak bangkrut di lekang waktu, bagaimana  keberlangsungan hidup karyawan, dan bagaimana kedua orang tersayangnya hidup dengan baik.

Yang tak lain tak bukan adalah Ayah dan Adiknya.

RAY POV SIDE:

Hidupku berjalan sesuai yang aku mau. Adik yang tumbuh dengan baik dan Ayah yang menikmati masa pensiun nya dengan tenang.

Segala pengalaman, perjalanan, dan apa yang aku percaya baik pasti ku sampaikan lagi kepada adik ku.

Masalah perasaan atau apapun itu aku tidak memedulikan nya. Pikiran ku hanya terisi sebuah pertanyaan

Bagaimana Adik ku bisa menjalani hidup lebih baik lagi dari pada yang ku jalani. Sekolah mana yang harus ia pilih, minat mana yang ia sukai, perjalanan besar mana yang harus ku realisasi kan. Semua itu penting, selagi itu semua ber respon positif untuk dirinya sendiri ku dukung. Selain hobi minum nya yang baru ia temukan ketika bangku perkuliahan.

aku adalah putri sulung sekaligus cucu pertama keluarga Cristopher. Raycane Fredrick.

Cinta itu membuat sakit kepala.

End

"Ray, nanti malam Ayah ingin mengajak mu makan malam di luar" ucap Dean.

Raycane meletakkan mug kopinya ke meja ruang keluarga, dan melirik sang Ayah dari ujung mata.

"Ayolah Ayahh.. Aku belum mau memikirkan hal yang membuat sakit kepala"  keluh nya. Sambil menggulung kedua lengan kemeja hitamnya, ia bahkan belum mandi terburu sang Ayah memanggilnya ketika baru pulang dari kantor pukul 18:30.

Dean tersenyum misterius dan bersedekap dada.

"Kan jika kau punya pasangan ada yang mengurusmu, mengerti dirimu, dan selalu bersama mu Raycane, kau itu hanya menyusahkan para Art" sarkas nya, tak mempedulikan respon sang anak.

Raycane menghembus kan napas dalam, lalu menghempaskan punggung lebar nya dengan kasar ke sofa.

"Aku tidak mati, walaupun tidak menikah" jawabnya dengan tenang.

Dean yang sudah geram melihat tingkah menyebalkan Raycane, hanya diam mempersiapkan tak tik besar.

"Baikahh kau setuju sepertinya"

"Tidak makan di luar tidak masalah kita bisa makan di rumah hehe" lanjut Dean dengan wajah usil melihat punggung Raycane yang sudah melenggang pergi menaiki anak tangga.

ANOTHER Marriage (FEMDOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang