5k

546 46 0
                                    


Minggu yang indah. Hujan deras menyiram sebagian wilayah di bumi, Raycane menarik lagi selimut tebal nya hingga menutupi kepala, tanpa sadar jika masih menggunakan kemeja dan celana bahan kantor. Ia akan bermalas-malasan untuk pagi ini. Lagi pula bangun pagi pun pasti ia akan kembali bingung untuk melakukan apa. Selain bekerja. Sial, melelahkan.

Di lain sudut rumah ini, Awan berkutat dengan alat dapurnya. Ia berniat memasak untuk pagi ini, padahal jika di ingat kembali rencana awalnya ia ingin membantu Pak Tatok untuk mengurus taman di halaman luas rumah ini.

Masakan nya untuk hari ini cukup simpel hanya membuat dua jenis sous cocolan yang berbeda dan sup ayam ala korea Samgyetang. Hahhh bahkan si pemalas itu belum bangun, padahal ia menghabiskan dua jam lebih untuk merebus sup, dan beberapa menit untuk mandi. Masih saja tidur, padahal sudah jam sembilan. Jam tidur yang sangat mengerikan.

Awan selalu merasa jengah dengan jam tidur Raycane ketika hari minggu. Dan baru ke dua kalinya ia memasak untuk si malas itu. Awan menaiki anak tangga memuju kamar Ray dan mengetuk pintu nya. Oleh karena tidak ada jawaban Awan menyelonong begitu saja ke dalam kamar Raycane.

Awan menatap wajah tertidur Ray yang begitu damai. Dan menepuk dahinya beberapa kali.

Bibir Ray mengerucut kesal dengan mata masih terpejam dan napasnya pun mulai memburu. Awan yang melihatnya hanya menggeleng kan kepala.

"Kan aku sudah bilang BIBIIII, untuk hari ini bangun sianggg. Aku benar-benar lelahhh, dan siang nanti harus mengurus berkas yang kemarin belum selesaii" ujarnya dengan menahan kesal dan umpatan yang sudah mengganjal di ujung lidah.

Dan BAAA! Mata Ray terbuka melihat Awan yang berdiri sambil bersedekap dada dengan wajah tak berminat nya, menatap Ray yang masih linglung.

"He? Oh! Selamat Pagi!" sapa Ray dengan kikuk, ia dengan segera duduk dan bersandar pada heandboard ranjang, Ray memijit pelipis kepalanya yang berdenyut oleh karena duduk dengan mendadak. Sial, kepalanya pusing dan berkunang.

Awan sedikit merasa iba melihat mata panda yang melingkari mata Ray. Semalam pukul 01:50 Ia dikagetkan dengan kedatangan satpam perusahaan yang memapah tubuh tinggi berotot Raycane yang mabuk parah. Sepertinya ada yang dipikirkan oleh Ray.

Ray mendongak menatap Awan yang berdiri disamping nya dengan mata menyipit.

"Ada apa? Kau membutuhkan sesuatu?" tanya Ray. Dengan suara serak nya.

Rasa bersalah tiap hari semakin menggerogoti logikanya. Apa memang selama ini ia datang pada Raycane hanya karena membutuhkan sesuatu.

"Tidak, ke bawah. Ada makanan, Bibi hari ini datang terlambat karena hari hujan" ujar Awan, dan berlalu begitu saja setelahnya.

Ray bengong sejenak mendengar ucapan Awan yang cepat, lalu berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi untuk sikat gigi dan membasuh muka, ia juga termasuk golongan manusia malas bertemu air jika hujan.

Ray berjalan menuruni anak tangga dan melihat ada semangkuk sup ayam, yang terlihat terasa sangat hangat dengan dua mangkuk sous cocolan yang berbeda rasa.

Raycane celingukan mencari keberadaan seorang lain penghuni dari rumah ini.

"Hahaha, kau mengharapkan apa Raycane. Masih untung kau dimasak kan sesuatu" ucapnya pada diri sendiri. 

Ia menyantap sup ayam yang di dalamnya ada nasi? Atau apalah, ia juga tak pernah makan, makanan seperti ini. Matanya sesekali mengedar melihat sekeliling mencari spot yang menurutnya menarik.

"Bahkan aku belum berganti baju? Ahh minum alkohol memang yang terbaik" guamam nya dan tertawa sendiri entah apa yang lucu, ia sangat terkejut dengan penampilan nya. Ia bahkan baru tersadar masih menggunakan kemeja dan celana kerja kemarin.

ANOTHER Marriage (FEMDOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang