16k

423 54 16
                                    


Awan terbangun dari tidur lelap nya. Melihat puting nya yang masih dikulum Raycane, rasa kebas begitu terasa. Jadi Awan mengeluarkan perlahan puting nya dari mulut Raycane, melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh.

Ray mendusal kembali di dada kesayangan nya dan mengeratkaan kembali pelukan nya pada pinggang si manis. Awan hanya tersenyum melihat tingkah clingy dominan nya itu.

"Ayo bangunn, tadi katanya ada rapat. Nanti telat Kakk"

Raycane tak menjawab, namun mata nya terbuka perlahan mendengar kata TELAT yang sangat ia pantang selama ia hidup.

Dengan senyuman jahil yang terbit pada bibirnya. Raycane mengecup bibir lembut Awan.

"Morning kiss"

Awan salah tingkah, dengan gesit melepaskan lengan Ray kemudian turun dari ranjang.

"Cepat mandi sana ih! Modus saja jadi orang!" ucap si manis dengan ketus, sambil merapikan rambutnya di depan cermin.

Raycane turun dari ranjang lalu menghampiri Awan, dengan iseng nya mengecup tengkuk Si manis kemudian berlarian ke kamar mandi.

Takut diamuk pangeran beruang yang menundukkan kepala dengan telinganya yang memerah padam.

"LOVE YOU SAYANGG!!" teriak nya dalam kamar mandi.

"BERISIK! CEPAT MANDI SANA!!"

"I LOVE YOU SO MUCH SAYANGG!!" balas Ray lagi dengan teriakan nya yang memekak kan telinga Awan.

$#####$

Si manis berjalan ke lantai bawah menuju dapur. Semua makanan yang ia masak tadi pagi sudah dingin. Tak mau rugi, Awan memanaskan kembali beberapa lauk yang ia masak, hanya dingin bukan basi.

Ia masak banyak tadi pagi. Ada ayam woku, capchai, ikan goreng, dan menyiapkan sekotak salad buah di dalam kulkas untuk ia makan nanti sore.

Tiba-tiba Awan teringat Pak Anas. Bulu kuduk nya jadi merinding sendiri mengingat obrolan aneh antara Ray dan Pak Anas. Dan ia baru tahu saat itu bahwa pemilik sekolah adalah guru BK menyebalkan itu.

Terdengar langkah hentak sol keras sepatu menuruni tangga beserta suara Ray yang berbicara dengan telepon genggam nya.

"Kau ini bagaimana Kang?! Percepatan Jadwal? Apa kau gila?!" sentak nya pada Kang Daniel di seberang.

Ia sungguh membenci ketidak profesionalan Daniel yang ia ikut campurkan dalam pekerjaan.

'Klien yang meminta nya'

Kepala Ray makin meradang.

"Jika sendari awal ingin mengubah jadwal kan bisa mengubahnya dari beberapa hari yang lalu. Bukan sehari atau dua hari ini saja profesi mu menjadi sekretaris ku. Gunakan profesionalitas itu! Tunggu saja"

Oceh Ray dengan suara yang disentak. Dingin nya pagi ternyata tidak bisa menurunkan suhu kepalanya yang panas akibat telepon dadakan dari sekretaris nya.

Langkahnya ia bawa dengan cepat mendekati Awan yang memunggungi nya. Dengan cepat mendekap tubuh pendek si manis yang terasa hangat. Karena nyatanya memang hanya Awan lah hangat yang ia butuhkan.

"Dinginnn"

Rengekan di belakang punggung sekaligus tubuh dingin ini. Sudah pasti milik bos otoriter itu.

Awan mengelus lengan Ray menyalurkan kehangatan. Tangan Ray dengan jahil masuk ke dalam kaos yang dipakai Awan, mengelus perut lembut itu perlahan. Si manis menggidik sendiri merasakan permukaan dingin yang menyentuh kulitnya.

"Sayang, kalo disini ada dedek nya pasti lucu ya"

'Mulai-mulai' jerit Awan dalam pikiran nya.

"Pasti kamu tambah seksi"

Raycane meletakkan dagu nya pada pundak si manis melihat pipi gembul itu memerah. Tubuhnya sedikit membungkuk karena tinggi si manis yang benar-benar luar biasa. Tinggi.

"Lucunyaaaa"

Dengan sekali hentak kan Ray memutar tubuh kecil si manis menghadap ke arah nya. Mata hazel itu bergerak liar menghindari tatapan lapar Ray.

"Menggemaskan, tampan, imut, cantik. Kenapa begitu banyak dalam darimu hmm? Aihhh, demi Tuhan keberuntungan tidak salah mencari pemiliknya nya!"

Mencari apa? Raycane si otoriter? Nanti dulu ya, menunggu ia berpisah dari induknya. Awan tersenyum sendu mendengar sederet perkataan yang keluar dari mulut dominan nya itu.

Keberuntungan? Ia harap bisa memenuhi ekpektasi Raycane. Apakah semua pasangan di dunia ini melakukan hal yang sama? Terkadang pikiran-pikiran negatif sering menggerogoti pikiran si manis.

"Dede, kemana Kak?" tanya Awan mengalihkan pembicaraan.

Bocah bongsor itu masih belum kembali dari kemarin setelah memberi nya kabar, ingin hang out bersama sekretaris Kang. Dan sekarang, pukul 10:35 bahkan bocah itu belum menampakkan batang hidungnya.

Ray tersenyum, "Sore nanti ia kembali. Tenang saja, bocah itu tidak selemah yang kau kira" ujar Raycane, diakhiri dengan membubuhkan kecupan pada kening si manis.

Awan mengangguk kan kepala paham, dan kembali memunggungi Ray untuk mengaduk makanan yang ia panaskan diatas Pan.

"Boleh tidak jatah sarapan ku di buat bekal? Klien tiba-tiba meminta percepatan jadwal" pinta Ray meminta izin pada si manis yang tengah mengaduk ayam woku dengan spatula di pan.

Awan sedikit kecewa, namun ia sembunyikan. Niatnya ia ingin makan masakan nya bersama dengan dominan nya itu. Namun bagaimana lagi? Ia menoleh melirik kepala Ray yang berada di pundaknya, mata tajam dominan itu menatap nya dengan tatapan yang entah mengapa terkesan sendu dan terpancar ketulusan di manik itu.

"Bolehh, kenapa tidak. Sebentar ya, Awa siapin"

Ray masih membuntuti si pendek yang berjalan dari mengambil kotak bekal di rak, lalu mengisinya dengan nasi. Ray mengerti. Sepertinya si manis ingin makan bersama, ia merasa bersalah.

Awan mengiring Ray menuju pintu depan. Namun, Si dominan membaik tubuhnya untuk berhadapan dengan nya yang hanya diam mengekori nya dengan kotak bekal yang ia bawa

"Maaf sayang" celetuk Ray, kala Awan mengiring nya berjalan ke pintu utama untuk berangkat.

Awan mengangkat wajah yang sendari tadi menunduk. Seulas senyum ia berikan untuk memudarkan ke khawatiran Ray yang begitu ketara.

"Tidak papa kok. Awa baik-baik saja" jawab Awan pelan.

Ray tersenyum melihat senyuman Awan yang begitu menghangat kan benak nya. Ia sudah sejatuh dan sedalam ini mencinta seseorang yang menyandang status sebagai pasangan hidup nya. Sepercik doa selalu ia tinggi kan, agar semuanya jelas serta berjalan yang semoga sesuai dengan harapan besar yang ia panjatkan.

Awan, tak salah orangtua mu memberikan mu nama seindah serta setinggi itu.

"Aku akan pulang cepat sore ini. Semoga hari mu menyenangkan, sayang" pamit Ray, di tutup dengan kecupan kecil pada dahi si manis.











Hai gengs! Gue Asya.

Demi apapun gue mau nanya sama kalian semua. Gimana reaksi kalian kalo ternyata beberapa Part yang gue tulis bener-bener ada secara real life? Bener-bener ada seorang Awan sama Raycane di dunia ini?.

Bener-bener ada Awan si makhluk lembut, bener-bener ada Ray si perempuan dominan.










Bye Bear. Love you.

ANOTHER Marriage (FEMDOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang