39•Davendra

27.7K 1.2K 130
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanara dibuat nyaman oleh Dave. Ia benar-benar diperlakukan dengan baik oleh Dave, seakan ia adalah benda yang rapuh dan gampang jatuh. Dave begitu hati-hati perihal apapun jika menyangkut Kanara.

Sayangnya bahagianya Kanara itu hanya sebentar.

Daven kembali!

Benar-benar kembali.

Kanara terbangun dari tidurnya yang nyaman, ia merasakan seseorang mengusap-usap lembut tangannya. Terdengar senandung kecil dari sang empunya.

"Sudah bangun, sayang?"

Wanita itu melenguh sembari meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku. Matanya terbuka sempurna saat melihat sosok Dave tersenyum kearahnya.

Kanara mengangguk kecil yang tanpa sadar membuatnya melewatkan banyak hal, contohnya seperti bola mata Dave yang berubah.

Semenjak hubungan mereka membaik, Kanara bahkan tidak canggung untuk memeluk tubuh yang ia kira Dave sebagai sapaan hangat.

"Sepertinya selama ini Dave membuatmu sangat bahagia, ya?" Suara itu terdengar santai seperti tidak ada apapun namun tersirat makna mengejek didalamnya.

Kanara tertegun, ia menatap tidak percaya.

"Daven..." Lirih Kanara berharap apa yang terjadi sekarang bukanlah kenyataan.

"Do you miss me?" Daven menyeringai, ia hendak mendekap namun sontak Kanara menjauh. "Sudah mulai berani ya," ucap laki-laki itu tajam.

Kanara menggeleng. Dengan gemetar ia terpaksa mendekatkan dirinya kepada pria itu. Kunci menghadapi Daven yaitu menuruti perkataan pria itu, namun tetap saja itu beresiko.

"Peluk aku! Bukankah kamu terlalu jahat hingga membiarkanku merindukanmu?" Mendengar perintah Daven, segera Kanara melingkarkan tangannya di perut laki-laki itu.

Daven tersenyum puas, ia menghirup rakus aroma wanita itu. Ia melayangkan beberapa kecupan ringan di leher wanita itu, sejenak Daven teringat sesuatu. Ada yang hilang.

"Dimana kalungmu Kanara?" Pertanyaan Daven terdengar sangat horor, terlebih laki-laki itu memanggilnya Kanara bukan Nana seperti biasanya.

Kanara panik. "A-aku buka waktu mandi, belum dipakai lagi."

Sial, kalung itu belum ditemukan sejak dibuang oleh Dave tempo hari.

DavendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang