40•Davendra

23.5K 1.1K 81
                                    

Happy reading

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️
Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Terdapat kata-kata kasar di setiap chapter⚠️Adegan toxic, umpatan, pergaulan bebas, toxic relationship ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kanara benar-benar tidak tahu akan dibawa kemana dirinya sekarang. Ia hanya diantarkan oleh orang-orang suruhan Daven untuk mengikuti kemanapun pria itu. Sejak tadi Kanara sama sekali belum melihat keberadaan Daven, orang suruhan pria itu mengatakan padanya untuk menunggu di dalam mobil.

Ada rasa cemas dan gelisah saat menunggu sendirian di dalam mobil. Entah sudah berapa lama Kanara tidak keluar dari tempat itu, yang pasti perasaan cemas dan gelisah itu menggerogoti dirinya, ia takut jika Daven membawanya keluar hanya untuk membuat dirinya lagi-lagi merasa tersiksa.

Kanara menoleh cepat ke arah sebelah kirinya, pintu mobil itu terbuka. Sosok Davendra itu masuk ke dalam mobil dengan santai, wajahnya masih dengan ekspresi yang sama kaku dan datar.

Tepat setelah Daven masuk, supir yang mengendarai mobil mereka pun ikut masuk. Mobil berjalan dengan kecepatan normal. Menyisakan Kanara yang masih bertanya-tanya.

"Dav... Kita mau kemana?" Tanya Kanara berusaha payah, ia meneguk ludahnya yang terasa pahit.

Daven melirik sekilas, ia menatap Kanara dari atas sampai bawah. Seakan baru menyadari penampilan wanita itu. "Cukup menantang," komentarnya terhadap penampilan Kanara dengan senyum menyeringai.

Astaga, tidak bisakah Daven bersikap seperti pria pada umumnya? Kanara merasa ia sedang diculik oleh om-om cabul saat ini.

"Kamu belum makan?" Tanya pria itu yang dibalas gelengan kaku oleh Kanara.

Daven mengangguk-angguk, ia menyematkan anak rambut Kanara ke sela telinga wanita itu. "Kita akan makan siang bersama Opa. Ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan pria tua itu, nanti kamu tunggu sampai aku selesai. Paham?"

Kanara mengangguk patuh.

Jadi hanya makan siang saja. Lalu untuk apa Daven menyuruhnya memakai pakaian kurang sopan ini? Benar-benar tidak habis pikir. Pria itu jelas-jelas sengaja agar ia merasa tidak nyaman.

Tatapan Kanara terarah pada sebuah jam tangan yang di kenakan oleh Daven. Kanara baru menyadari jika jam itu selalu di kenakan oleh Daven setiap saat. Berbeda dengan Dave yang lebih menyukai polosan, tidak memakai aksesoris apapun.

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di tempat yang sudah dijanjikan. Sebuah resto mewah yang berada di salah satu gedung tinggi. Kanara turun dari mobil dengan hati-hati, ia masih merasakan nyeri di beberapa titik tubuhnya.

Melihat Kanara yang sesekali meringis tidak membuat Daven peduli. Ia hanya menatap Kanara dengan acuh tak acuh.

"Lama!" Decak pria itu lalu mengambil alih genggaman tangan Kanara. Ia menarik wanita itu agar berjalan lebih cepat.

DavendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang