08

5.3K 414 75
                                    

"Enak?"

Ni-Ki mengangguk lucu dengan mulut penuh, Jungwon tahan gemas lihat bagaimana lahapnya Ni-Ki memakan guritanya.

"Pelan-pelan makannya, nggak akan minta kok," Sunghoon terkekeh, gemas juga. Cowok Desember itu usap sudut bibir Ni-Ki yang kotor oleh saus.

Ni-Ki biarkan Sunghoon dan Jungwon lihat bagaimana caranya makan, tak merasa terganggu pula ketika kepalanya diusap gemas oleh tangan Jungwon.

"Kak!" sentak Ni-Ki galak ketika Jungwon tiba-tiba curi kecupan kilat di bibirnya, ganggu aktivitasnya melahap makanan.

"Kamu tuh, gemes banget astaga," Jungwon kepalang gemas, si Februari itu peluk erat-erat Ni-Ki.

"Lepasin ih!! Itu kalau kerekam gimana!?" Ni-Ki memukuk-mukul bahu Jungwon, meronta minta dilepaskan, si maknae itu coba minta tolong Sunghoon tapi si Desember yang satu itu malah sibuk mengambil fotonya.

Dasar.

"Lepasin~"

Ni-Ki merengek, matanya berkaca-kaca— kayak bayi, batin Sunghoon gemas.

"Udah Won, nangis nanti," Sunghoon tertawa lihat wajah cemberut milik Ni-Ki ketika Jungwon akhirnya melepas pelukan eratnya.

Ni-Ki tak masalah sungguh, tapi kenapa harus saat mereka masih melakukan rekaman!? Jungwon bisa memeluknya sepuas mungkin nanti ketika sesi merekam ini selesai.

"Nanti tinggal di edit aja sih," Jungwon menanggapi dengan santai.

✥✥✥

"Kak! Mau bantu dong!"

Jay yang awalnya sibuk memotong sayur itu menoleh ke asal suara, tatap Ni-Ki yang menatapnya dengan binar lucu.

"Ngapain? Udah sana duduk aja main game sama Kak Hee, nanti kalau udah jadi tinggal makan," jawab Jay acuh, kembali sibuk dengan kegiatan memasaknya.

Ni-Ki cemberut, "tapi pengen bantu."

Si April berhenti, membalikkan badannya supaya lebih leluasa tatap wajah sedih Riki yang tampak gemas.

"Nggak, kemarin itu tangan Kamu abis kena pisau ya," mendengar ucapan Jay, yang lebih muda langsung menatap sengit.

"Nggak usah ngeyel, janji besok Aku ajarin masak," Jay luluh juga, tangannya cubit kedua pipi Riki dengan kencang, tinggalkan jejak kemerahan juga undang protesan kesal si pemilik pipi.

"Janji ya!? Awas kalau bohong," Riki menyipitkan kedua matanya, tambah kadar kegemasan yang buat Jay ingin kunci saja si Desember itu di dorm mereka, biar tidak bertemu dengan orang-orang di luar sana.

"Iya sayangku..."

Riki tahan bibirnya supaya tak tertarik ke atas, cepat berbalik pergi sebelum Jay lihat wajahnya yang memerah seperti stroberi matang.

✥✥✥


"Yang kalah harus kasih ciuman"

"Dih, mana bisa gitu!?" Riki protes dengan syarat yang Heeseung ajukan.

"Loh kenapa? Jadi Kamu ngaku kalau bakalan kalah nanti?" Heeseung pasang wajah menyebalkan, buat Riki kesal. Sudah niatnya bantu Jay memasak ditolak, sekarang Heeseung malah coba memanfaatkan situasi.

"Oke," Riki pasang wajah menantang, masa bodoh kalau dia kalah nanti. Toh cuma ciuman 'kan.

Suara berisik dari game yang mereka mainkan penuhi ruang tamu, pekikan tertahan Riki beberapa kali terdengar hingga akhirnya si Desember itu benar-benar berteriak kesal.

"Curang!! Kak Hee curang!" kesalnya menunjuk-nunjuk Heeseung yang tertawa.

"Dih, siapa yang curang? Kalau kalah ya udah sih," Heeseung tangkap tangan Riki yang masih menunjuk-nunjuk, bibirnya menyeringai dan itu tampak berkali-kali lipat menyebalkannya di mata Riki.

"Jadi kesepakatannya tadi?"

Riki mendengus, daratkan bibirnya cepat pada bibir tipis Heeseung yang kini tersenyum.

"Padahal nggak harus dibibir kalau Kamu tahu."

Riki melotot, wajahnya sudah merah karena malu, si Desember itu memukul Heeseung dengan bantal sofa sebanyak yang ia bisa.

"Hmp—" Heeseung lumat bibir tebal Riki tiba-tiba, hentikan si Desember itu memukulnya lebih jauh lagi dengan bantal sofa.

"Kak—hmh," Riki cengkeram erat bantal di atas pangkuannya, lidah Heeseung masuk lebih dalam lagi, absen satu-satu gigi putih Riki.

"Dih cium-cium. Mau," Sunoo yang baru keluar dari kamarnya segera bergabung, menghimpit Riki di tengah-tengah, meraih kepala si maknae untuk melepas paksa tautan Heeseung dan menggantikannya untuk melahap habis bibir Riki yang memerah.

Heeseung tak ambil pusing, Alpha satu itu beralih kecupi leher si Omega yang tengah sibuk meladeni ciuman Sunoo, tangannya dengan berani masuk kedalam hoodie Riki, menyentuh kulit halusnya yang membuat si pemilik menegang, mencengkeram lengannya kuat-kuat.

"Kak udah," Riki pusing, bibirnya yang basah oleh liur di usap lembut oleh ibu jari Sunoo kemudian diberi kecupan singkat.

Riki— tak tahu harus bagaimana, hey di setiap sudut dorm, dimanapun ia berada, selagi di dorm, pasti ada enam Alpha yang terus-terusan memperhatikannya, disetiap ruangan— kecuali kamar mandi —bibirnya harus kebas tiap saat karena terus-terusan di lumat habis.

Doakan Riki baik-baik saja.




Tbc

Inii poto inii berkeliaran di tl😭😭 kek gemes 'kannn pipinya tuh kalau makan gembul banget😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inii poto inii berkeliaran di tl😭😭 kek gemes 'kannn pipinya tuh kalau makan gembul banget😔

Inii poto inii berkeliaran di tl😭😭 kek gemes 'kannn pipinya tuh kalau makan gembul banget😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What do you think about this??😔😭😭

Btw ada yang mau diangkut ke twt privat tida?? Mutualan kita :D buat yg ga masalah aja kalau aku juga cantik-cantikin Taehyun😭😭 yg mau diangkut komen oke😌

Alpha?  [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang