—The Hartono's Family—
mgicboba, 2024**
Kenapa sih keluarga Hartono nih bisa kaya raya tujuh—tambah satu turunan, kalau kalian bakal mengira mereka melakukan pesugihan atau ngepet, kalian salah besar—soalnya yang pertama, Shaka takut setan, kedua dia juga tidak suka babi, yang ketiga—dia bakal ngelempar kalian pakai segepok uang dolar jika dia mendengar seseorang berbicara seperti itu di depan wajahnya, tetapi kebanyakan orang pasti juga bakal semangat banget ngomong kaya gitu di depan wajahnya—siapa yang tidak mau segepok uang dolar? Wira aja mau.
Mereka ini bisa dibilang keluarga old money, istilah yang biasa digunakan oleh kalangan manusia jaman sekarang, alias mereka kaya raya sejak buyut mereka. Kalau mereka hidup di era abad pertengahan, mungkin mereka bakal masuk ke dalam kategori keluarga bangsawan, tetapi karena mereka tinggal ditahun 2024—sebutannya bukan keluarga bangsawan lagi, tapi keluarga 'berpengaruh'.
"Cucu kakek yang paling kecil ini keren banget! Mau dibikinin rumah disana? Apa beli rumah aja? Kakek punya banyak kenalan."
Jaya—sebagai cucu paling muda, ia tersenyum bangga ketika sang kakek memeluk dan menciumi wajahnya. Ia merasa pantas mendapatkannya, dia anak yang berprstasi di sekolah, siswa teladan, siswa akselerasi, dan berhasil masuk ke universitas top dunia jurusan teknik penerbangan.
Sempurna, bukan?
"Papi udah beli rumah kok disana."
"Yowes nek ngono, pasti kamu nanti ketemu sama dosen yang namanya Mr. Janoko, nah itu sahabat kakek dari jaman putih abu-abu sampai sekarang." [Yaudah kalau gitu.]
"Hah? Sopo iku Mr. Janoko?? Iso tekan Edinburgh arek kae?" [Hah? Siapa itu Mr. Janoko? Kok bisa sampai Edinburgh anak itu?] Neneknya ikut menimbrung.
"Lho ngeyel, tenang aja ya Jaya, nanti kalau udah ketemu dia, semuanya pasti lancar."
Jaya mengangguk semangat, sebenarnya sebagian besar kebahagiannya hari ini bukan karena dia akan menjadi mahasiswa di kampus dan jurusan itu, namun karena dia bisa lebih sering lagi bertemu dengan Berliana.
Sementara di sisi lain—dua manusia berbaju kembar, warna biru dan kuning, udah mirip upin ipin banget. Jerry dan Jeremy yang sejak tadi hanya asik tertawa dengan Hanacaraka—biasanya dipanggil Hara, ketiga anak yang sibuk dengan dunianya sendiri itu sangat kontras dengan Kevin di sisi kanan Hara, yang sejak tadi acuh pada keadaan sekitar, memotong daging steak di hadapannya dengan tenang lalu memakannya dalam diam.
Kemudian Wira, si sulung milik Papa Jo dan Mama Reey, sibuk berkutat dengan Ipad miliknya, dia hanya selisih beberapa bulan lebih tua dari Mahesa, jadi sepertinya kedua anak itu saat ini sedang berada di fase—'Rawan Gila' karena skripsi, jadi waktu Mareeta menyinggunh Mahesa soal skripsi nya yang tidak selesai selesai—Wira panas banget dengernya, padahal Mahesa terhitung baru memulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hartono's Family
FanficDibalik kebahagiaan keluarga yang katanya cemara, ada harga mahal yang harus dibayar. •••