•••
Edinburgh — Skotlandia
Ada beberapa waktu dimana kadang Berliana merindukan rumah. Bukan rumah yang dia tempati saat ini, namun rumah lama nya, rumah yang berisi manusia manusia dengan tingkah ngalor ngidul, rumah yang isinya ada Papa Erick si pria pekerja keras, yang selalu memperlakukan Berliana layaknya seorang putri mahkota, ada Mama Mawar yang selalu men-judge Aji kalau Berliana diantar pulang oleh cowok itu atau saat Mawar tidak sengaja memergoki Berliana sedang telfonan dengan pacarnya yang satu itu.
Kemudian ada adik laki laki nya yang pertama, Mahesa si anak baik-baik yang tidak pernah neko-neko, selalu tunduk dengan ucapan orang tuanya, Berliana nggak tahu kalau sekarang Mahesa kayak gimana, mengingat anak itu sudah menjadi mahasiswa tahun terakhir, Berliana berharap semoga adiknya yang satu itu tetap waras aja sih dan tidak melakukan hal macam macam yang nantinya bakal bikin orang tua mereka kecewa, tapi dipikir-pikir, Mahesa bikin telor aja masih remed, kalo dia sampai berani minum minum, mungkin Erick yang bakal ketawa paling kencang diantara yang lain.
Lalu yang terakhir—ada adik kembarnya yang kalau lihat dia kayak lihat kuntilanak siang siang di warung es teh. Berliana kadang juga heran, sebenarnya apa yang dilihat dua bocah itu pada dirinya?
Hari ini, pagi ini, hujan kembali mengguyur kota kecil Edinburgh saat tiba tiba dia menerima sebuah pesan yang dikirim melalui email. Awalnya dia kira itu pesan yang isinya soal kerjaan, tapi setelah dibuka—Berliana reflek mematung di depan layar laptopnya, tangannya seolah tidak bisa digerakkan diatas mouse, dia hanya menatap nama itu, menatap nama si pengirim sambil mengerjap beberapa kali, kalau-kalau yang ia lihat hanyalah sebuah mimpi.
Jerryckohartono
To : Berlianliana@gmail.comTanpa Judul
Hai Kak Liana.. ini aku, Jerry. Semoga kakak nggak lupa ya sama aku, kakak disana apa kabar? Kakak sehat nggak? Kak Aji baik nggak sama kakak? Kak Aji bikin nangis kakak nggak?? Keponakan aku pasti lucu ya..
Kak, Jaya lebih sering ketemu kakak ya daripada aku ☹️. Aku iri dikit🤏🏻. Maaf ya kak kalo dulu Jerry takut banget sama kakak, soalnya kalau ngeyel, mama sama papa selalu manggil kakak jadinya aku takut.. pasti kalau kakak ada di rumah hari ini, aku juga dimarahin habis habisan sama kakak, soalnya aku nggak sengaja bentak mama, terus ditampar sama papa.
Sakit, katanya uang jajan aku bakal dipotong setengah kalau mama nggak maafin, sekarang pikiran aku juga sakit, gimana besok mau makan kalau uang jajan nya dipotong😥
Maaf ya kak Jerry baru ngehubungin kakak sekarang, soalnya aku takut, aku kira kakak jadi benci ke Jerry juga gara gada masalah waktu itu.. abisnya aku mau cerita ke abang tapi kasihan, abang kayanya udah diambang kewarasan gara gara skripsi, cerita ke Jemy nanti aku diledekin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hartono's Family
FanfictionDibalik kebahagiaan keluarga yang katanya cemara, ada harga mahal yang harus dibayar. •••