8th. Tidakkah Kamu Melihat Hatiku Terluka?

619 70 18
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sebelum Dimas dan Erick beserta printilan masing-masing pindah ke Jakarta—keluarga besar Kakek Shaka tinggal di satu cluster yang sama di daerah Surabaya Barat. Rumah paling gede of course punya Ayah Johnny dan Bunda Reynaa, tapi yang punya halaman paling gede, yang punya banyak tanaman dan pohon pohon buah adalah Papa Erick dan Mama Mawar, kalau Papi Dimas dan Mami Mareeta—proporsi antara tanaman hijau dan bangunan rumah mereka seimbang.

Waktu masih tinggal di satu cluster, ketiga Hartono bersaudara itu memang hobi sunmori bareng temen temen cluster lain pakai moge kebanggaan masing-masing walau diantara mereka masih ada yang harus merayu istri dahulu untuk mendapatkan izin. Biasanya yang paling susah dapet izin adalah Papa Erick, karena hanya dia diantara yang lain—yang punya empat anak dan masih pada bocil bocil, soalnya Mama Mawar udah hapal banget sama siasat para bapak bapak cluster, izinnya memang sunmori, tapi tahu tahu mereka sekalian camping dan pulang di hari senin pagi. Mawar jadi kewalahan ngurusin anak, apalagi ngurusin Jerry sama Jemy, soalnya sebelum dua anak itu menjadi siswa SMP—Mawar dan Erick sepakat untuk berbagi tugas. Dia mengurus Jerry sementara sang suami yang bakal menyelesaikan semua masalah Jemy.

Waktu itu Liana udah jadi anak SMA, Mahesa masih kelas 4 SD dan kedua adik kembar mereka masih ada di usia delapan tahun. Tepat ditanggal 17 Agustus, beberapa cluster bergabung untuk acara lomba 17-an, biasanya di acara acara seperti itu yang paling ribet adalah para ibu ibu dan art masing masing, jadi hal itu dimanfaatkan oleh geng Per-GBK alias Persatuan moGe Bapak Bapak Komplek, yang diketuai oleh Ayah Johnny.

Benar saja, waktu izin—Mawar langsung bilang "nggak." dengan ekspresi galaknya. Erick sudah menduga kalau bininya nggak bakal ngasih izin apalagi di hari riweh kayak gitu, jadi dia memanfaatkan anaknya yang masih iya iya aja kalau disuruh—untuk membujuk Mawar supaya wanita itu menjadi panitia lomba tujuh belasan dan berakhir sibuk, jadi Erick bisa sunmori an bersama bapak bapak lain.

Memang rencana itu berhasil. Mawar mana bisa menolak permintaan Jerry yang kepengen mama nya jadi panitia lomba. Akhirnya Erick langsung cabut bareng kedua kedua kakaknya, dia yang paling semangat karena usia moge yang saat itu dia pakai baru satu minggu alias itu adalah moge baru hasil merayu.

"Pinter juga lo manfaatin bocil bocil biar Mawar jadi panitia lomba terus jadi sibuk hahaha!" Dimas memuji dengan nada setengah meledek ketika mereka semua sudah berada di titik kumpul.

Semuanya berjalan lancar sampai mereka semua tiba di daerah Malang. Menikmati sejuknya udara di Malang sambul menikmati hijau pemandangan rasanya kurang afdol jika tanpa secangkir kopi panas. Minggu pagi waktu itu terasa begitu nikmat bagi Erick sebelum hp nya tiba tiba meraung tanpa henti di saku leather jacket nya, dering itu entah kenapa terkesan tidak sabaran dan ada rasa gelisah tersendiri yang menyelimuti dadanya waktu nama istrinya tertera dilayar.

The Hartono's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang