—The Hartono's Family—
mgicboba, 2024**
Ctak.. ctak.. ctak!
Ketukan dengan irama yang teratur itu berasal dari sebuah high heels edisi terbatas milik brand terkenal asal Perancis yang saat ini dikenakan oleh Mareeta, seorang wanita dengan latar belakang yang luar biasa mulai dari asal keluarga, pendidikan, dan juga karir.
Alas kaki itu membawa dirinya melangkah menuju Ballroom yang telah dipesan oleh suaminya beberapa minggu yang lalu khusus untuk putra semata wayang kebangaaan nya. Jaya berhasil menjadi mahasiswa perguruan tinggi ternama di kota Edinburgh, Britania Raya, University of Edinburg. Selain uang dari orang tuanya yang lancar kaya jalan tol waktu jaman covid-19, Jaya juga mempunyai otak yang encer.
"Selamat ya Jaya, nanti kalau pulang, ojo lali oleh oleh." [ Jangan lupa oleh oleh nya ] Kata bibi tertua di keluarganya.
"Hehehe, iya, tapi nggak janji ya." Pemuda yang baru saja dipanggil Jaya itu hanya meringis terpaksa, aksen jakarta sepertinya sudah menyatu di lidah anak itu meski mereka semua berasal dari daerah Jawa timur.
Tidak heran, sejak usia tujuh tahun—keluarga nya dan keluarga tante Mawar sudah pindah dari surabaya ke Jakarta karena urusan pekerjaan, menyisakan kakak tertua di kota asal—Tante Reyna dan suaminya, Om Johnny juga ketiga anak laki laki mereka, tetapi Wira dan Hanacaraka—anak nomor satu dan dua dari Om Johnny sudah pindah ke Bandung sekitar tiga tahun yang lalu sementara Hanacaraka baru pindah dua tahun yang lalu, mereka berdua sama-sama berada di Bandung untuk melanjutkan jenjang pendidikan, jadi hanya tersisa si anak bungsu—Kevin, anak paling sok, manja, menyebalkan dan tidak tahu diri menurut Jaya.
Seharusnya Jaya masih kelas dua belas SMA tahun ini sama seperti Kevin, tapi Jaya memang lebih pintar daripada sepupu seumurannya itu, alias anak itu adalah murid akselerasi.
Jaya mengangkat sedikit dagunya sombong saat melihat Kevin masuk ke dalam Ball room dan duduk di samping sepupu kembarnya—Jerry dan Jeremy, anak kembar dari Tante Mawar dan Om Erick, Jaya merotasikan bola matanya melihat dua anak kembar itu, tentu saja ada alasannya, mereka itu berisik, tidak bisa diam, usil dan norak. Bahkan saat pertemuan keluarga seperti ini pun—si kembar itu terus terusan cekikikan entah selucu apa pembahasan mereka.
"Mahesa kuliah nya gimana? Kok skripsinya nggak selesai-selesai sih?"
Jaya melirik ibunya yang menyindir Tante Mawar, tetapi sepertinya wanita itu sama sekali tidak tersinggung, bahkan Mahesa sendiri menanggapi nya dengan santai. Kakak sepupunya hanya menjawab—
"Duh, dosen pembimbingnya susah tante, Mahesa harus banyak banyak sabar, hehe, tante juga sabar ya."
Mampus.
Ternyata anak itu balik menyindir dengan yang lebih tajam, Mareeta langsung kicep.
Beginilah keluargaku, hidup seperti rival, berlomba lomba dalam hal fana, buang-buang tenaga saja, oleh karena itu—kuliah di luar negeri, adalah salah satu caraku untuk istirahat, dan menemui sepupu favoritku disana.
**
To be Continued![ The Family Tree ]
Shakala Bahaduri Hartono
Yolanda Hartono
The eldest son; Johnny Gardapati Hartono
The middle son; Dimas Bahaduri Hartono
The youngest; Ericko Bahaduri HartonoWe will meet their children on the next chapter!
•••
[ Family Tree of Ayah Johnny and Bunda Reeyna ]
Father; Johnny Bahaduri Hartono
Mother; Reeyna Saraswati Hartono
The eldest son; Wiradhika Hartono
The middle son; Hanacaraka Hartono
The youngest; Kevin Gardapati Hartono•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hartono's Family
Hayran KurguDibalik kebahagiaan keluarga yang katanya cemara, ada harga mahal yang harus dibayar. •••