^°^
FlashbackPanas ruangan begitu membara, bagaimana dua nafsu bergejolak melebur menjadi satu, birahi yang meninggi ketika rangsangan obat berpadu dengan Suasana yang sangat mendukung.
Hanya butuh 5 menit untuk pertemuan tak terduga, kini keduanya bergelut diatas ranjang dengan tubuh telanjang, keringat yang mengalir deras serta desah kuat yang gadis itu lontarkan.
"Ugh..." Jennie memeluk erat ketika dirinya mencapai puncak kepuasan untuk yang ketiga kalinya.
Nafasnya memburu, pandang satunya menatap Ji yang juga menatapnya, pemuda yang menatap sayu dirinya, api birahi Masi membara jelas dari sorot matanya, bagaana dia tanpa Jeda terus melakukan dengan berbagai posisi yang berbeda.
Jennie rasakan nikmat luar biasa, pengaruh alkohol yang tinggi membuat hubungan panas dimalam ini sangat liar, tanpa memikirkan bagaimana jika besok dia sakit? Ini hal pertama untuk Jennie dan pengalaman ini terjadi dengan begitu kasar dan terburu-buru.
Jam dinding yang terus memutar waktu, lantas berjam-jam berlalu dengan mereka yang terus beradu, meski tubuh habis oleh tanda yang mungkin akan membuat malu, namun desah kenikmatan terdengar keras seakan tengah mengadu.
Ah. Nikmat dunia dibawah pengaruh minuman keras serta obat perangsang yang membuat hilang akal, membuat keduanya saling bersatu menyebabkan semua benih yang tertanam tanpa perduli apa yang akan terjadi nantinya, mereka terus bergerak seakan-akan dunia akan berakhir esoknya.
•
Pagi telah datang, Jennie terbangun perlahan, hal yang dirasakan adalah sakit luar biasa dibagian selakangan, tubuhnya pun terasa begitu remuk seakan-akan dia baru saja tertiban batu besar.
Jennie membuka seluruh matanya, mengumpulkan Jiwa lantas mulai tersadar jika sesuatu terjadi semalam, dia spontan melirik arah samping dimana tidak ada seorang pun disisinya.
Hell. Tunggu,
Apa Jennie berhasil bermalam dengan Leo???? Tidak? Jennie merasa ada yang salah, dia lirik kembali kamar mandi yang mulai terbuka, menampilkan sosok yang tak dia kira sebelumnya.
Jantung nya berdebar tak karuan, gelisah yang mulai dia rasakan, tidak. Apakah dia bermalam dengan sampah kampus? Kenapa? Bukan kah Irene sudah mengatur agar dia menikmati malam panas bersama Leo???!!!!
Ji yang baru saja membersihkan diri menatap Jennie yang tampak shock, bagaimana gadis itu kebingungan, Ji menarik nafasnya pelan, dia yang sudah membersihkan diri dan memakai baju semalam menatap Jennie dengan serius.
"Aku minta maaf dengan apa yang terjadi. Hanya saja, semua yang terjadi diluar kendaliku. " Ji berucap sembari merapihkan baju Jennie yang berserakan lantas menyimpannya diatas ranjang,
Jennie menelan ludah berat, dia tak mampu berkata-kata, terlebih raut datar pemuda dihadapannya sedikit membuat Jennie cukup kesal. Sial. Dia tak masalah disebut murahan jika itu bersama Leo tapi bagaimana bisa dia bermalam dengan Ji????
"Apa aku harus memaklumi hal itu?" Jennie bertanya, meski suara sedikit bergetar sebab dia sempat menahan tangis, namun dalam waktu singkat Jennie mampu mengendalikan perasaanya.
"Tak perlu memaklumi, mau kau marah, memakai atau memukuliku, semua telah terjadi dan waktu semalam Takan kembali lagi." Ji berucap, dia berpikir secara realistis, baginya tak ada gunanya menyesali apa yang terjadi semalam.
"Baik kau dan aku, kita tenggelam dalam nafsu yang dikuasai minuman keras. Bagaimana kita terlena tanpa sadar sama sekali." Ji terdiam sejenak lantas perlahan duduk diatas ranjang, menatap Jennie dengan dalam,
"Meski begitu yang sangat rugi adalah dirimu. Maafkan aku Jennie Kim. Aku benar-benar minta maaf" Jennie menggertak giginya kesal, dia menatap tajam lantas segera membuang muka, menarik nafas untuk tenang,
