"ayahhhhhh!!!!!" Jaeha berteriak kuat saat saat rollercoaster mini itu melaju, Ji hanya tersenyum melihat anaknya yang dengan gagah berani menaiki rollercoaster mini di arena bermain.
Jaeha tertawa bahagia bermain, sedangkan Ji berdiri dengan tenang membawa permen kapas yang Jaeha beli sebelumnya,
Hari libur ini Ji manfaatkan untuk membawa Jaeha jalan-jalan, ini sudah menjadi suatu kebiasaan untuk menebus kesibukan nya di hari biasa.
Ketika rollercoaster mini itu terhenti, Jaeha turun dengan perasaan senang dan berlari kegirangan kearah Ji yang menyambut dengan bangga,
"Ayah! Jaeha keren bukan?!" Ji anggukan kepalanya memberikan permen kapas dan mengusap pucuk kepala Jaeha,
"Tentu saja, Jaeha selalu keren Dimata ayah, putraku ini sangat pemberani" Jaeha tersenyum menunjukan deretan gigi kecilnya yang rapih itu,
"Jika jaeha besar nanti, jaehan akan menaiki rollercoaster tertinggi dunia!!" Ji anggukan kepalanya dan menggenggam tangan Jaeha untuk kembali berjalan-jalan.
"Benarkah? Apa seseru itu?" Ji bertanya, dia lirik Jaeha yang mengangguk bangga,
"Hm, jika jaeha besar nanti, Jaeha akan mengajak ibu untuk naik rollercoaster bersama dan Jaeha akan melindungi ibu jika Ibu ketakutan " Ji terkekeh pelan, dia tak bisa membayangkan Jennie yang takut ketinggian mau naik rollercoaster.
"Ibu mu tidak terlalu menyukai ketinggian dia akan menangis ketakutan" Ji berucap, meski dia pribadi tidak pernah melihat hanya mendengar cerita saat masih bersama Jennie dulu.
"Benarkah? Kenapa? Padahal melihat pemandangan di ketinggian itu sangat bagus." Jaeha bertanya, Ji tersenyum,
"Setiap orang punya ketakutan sendiri, seperti Jaeha yang takut kegelapan, seperti lah ibu takut dengan ketinggian" Jaeha anggukan kepalanya, dia habiskan permen kapas itu,
"Ayah, ayah, Jaeha mau itu!" Jaeha tarik pelan tangan Ji menuju stand makanan disana.
•
•
"Apa benar ini butik nya?" Elgi bertanya, mereka kini berada diparkiran didepan butik Rosie,
"Hm, aku dan Jennie kesini waktu itu, sudahlah, orang suruhanku bilang Rosie dagang hari ini,kita harus menunggu sampai dia pulang dan ikuti dimana dia tinggal."
"Iya. Tapi ini begitu lama, apa Rosie mengerami telur dibutik? Kita sudah hampir 5 jam duduk dimobil! Pantatku panas Lisa. Bisa bisa kentut ku berapi!" Elgi nampak kesal dan protes.
"Apa kau mau Kentut????" Lisa menatap tajam,
"Aku manusia kentut adalah suatu hal yang wajib. " Elgi berucap dengan mata fokus menatap butik.
Apa yang direncanakan beberapa hari lalu membuat Elgi dan Lisa terbang ke LA untuk mencari tau tentang anak yang disebutkan sebelumnya,
Mereka begini karna penasaran, dan juga demi hal ini Lisa rela di marahi Jennie karna mengambil cuti seenaknya, hah...bagi Lisa tidak masalah Jennie akan jinak jika Lisa membawa hasil positif dari ide gilanya dan Elgi ini.
"Sabar saja. Kau tau nyawa mu dipertaruhkan, Jennie pasti akan melemparku kelubang larva karna aku cuti tiba-tiba." Lisa berucap, dia sejujurnya cukup takut, maka dari itu dia harus dapat kabar baik jika tidak Lisa tak bisa menginjakan kakinya kekorea.
"Beri saja ikan segar pasti dia membaik "
"Apa kau pikir Jennie kucing hah?"
"Bukannya dia memang kucing liar? Matanya saja seperti kucing, jika marah mencakar dan berteriak seperti kucing yang mau melahirkan, sangat sensitif." Lisa tak mengelak dari ucapan Elgi yang benar adanya.