"apa kau baik-baik saja bee? " Rosie terus bertanya sebab Rio banyak diam sejak dia pulang bersama ji yang entah darimana itu,
"Hm, hanya sedikit tidak enak badan" Rosie menarik nafasnya pelan, dia genggam tangan Rio,
"Benarkah?" Rio hanya mengangguk, memeluk Rosie dan menenggelamkan wajahnya pada leher gadis itu.
Disofa berdua, Rio dorong pelan hingga dia memeluk Rosie yang berada dibawahnya, bagaimana Rosie membalas pelukan mengusap punggung sang suami. Rio memang terkadang seperti ini. Hanya saja rasa nya sedikit berbeda.
"Apa kau makan dengan benar? Sepertinya tubuhmu kurusan" Rosie bertanya, Rio mulai menatap wajah sang istri,
"Bagaimana bisa kau berpikir aku kurus?" Rosie dengan gemas tarik pelan hidung Rio,
"Kau pikir dengan kau selalu menindihku setiap malam dan menyetubuhi ku, aku tidak bisa membedakan berat badanmu? " Rio terkekeh pelan dia kecup singkat bibir Rosie, lantas mengigit gemas dagu lancip sang istri.
"Ish sakit bodoh!" Rio hanya tersenyum dia putar posisi dan membiarkan Rosie berada diatasnya,
"Bee!" Rosie dengan sebal memukul dada Rio, dia terkejut atas tindakan Rio, dia tatap Rio dibawahnya,
"Kau ini kecil tapii sakit sekali saat memukul" Rio berucap Tanpa ada dusta, dia tatap Rosie yang mendengus sebal,
"Aku terkejut bodoh. Hah..." Rosie perlahan berbaring menyamping disisi kanan Rio,
Kini keduanya berbaring menyamping saling berhadapan diatas sofa yang cukup besar ini, tak ada lagi percakapan hanya pelukan yang saling menghangatkan, sesekali Rio mengecupi bibir Rosie.
Sore menuju malam keduanya terlarut dalam pelukan hangat diatas sofa dengan iringan lagu classic kesukaan Rosie.
•
•
•
Hari ini Rio baru saja mengantar Ji kebandara, pria itu hendak pergi menuju Korea,
"Kapan kau akan kembali?" Rio bertanya, menatap Ji yang masih duduk,
"Aku akan pergi cukup lama, semua rencanaku akan berjalan saat kekorea nanti, jika urusan Korea selesai aku akan langsung keamerika. Seperti yang ku bilang sebelumnya tolong jaga Jaeha dan ibuku, jaga juga istri mu. " Rio hanya mengangguk,
"Kau harus berhati-hati."
"Ya aku mengerti, semua akan selesai sesuai rencana. 6 tahun aku merancang hal ini dan aku tidak akan membiarkan semuanya gagal." Ji berucap serius lantas dia segera turun dari mobil, dan pergi meninggalkan Rio yang memperhatikan di dalam mobil.
Mata Rio melirik kiri dan kanan, memperhatikan sekitar, wajah polosnya seketika menjadi begitu datar dan dingin, bahkan expresi nya ini tidak pernah ditunjukan pada siapapun. Termasuk istrinya sendiri.
"Ah...sepertinya ada yang ingin bermain-main. " Rio bergunam,
Dia segera melajukan mobilnya untuk kembali menuju butik dan menemui sang istri. Akan lebih baik bertemu agar melelehan es yang membeku dalam hatinya ini.
•
•
•
Akhir-akhir ini Rio selalu ada disampingku, aku tidak masalah dan senang sebab dia akan menetap beberapa bulan di luar kota untuk bisnisnya, maka dari itu sikapnya yang menempel membuatku tenang dan senang.
Mengingat kembali masalah Ji, aku masih belum menerima karna dia membawa-bawa suamiku, hah...namun mengingat kembali Jaeha membuatku tak tega juga, memang babi yah dari Jennie. Karna obsesi anehnya membuat rumit keadaan.