Aku akan selalu ada untuk kalian.
Jennie perlahan membuka matanya, dia menarik nafasnya mengingat akan kata manis yang sempat pria itu ucapkan.
Bodoh.
Sial. Kenapa dia sempat percaya hal itu? Sebab kepercayaan itu dia menjadi begitu menutup diri, tak hanya patah karna Leo, berkat Ji pun dia menjadi sulit untuk menerima pria lain.
Sudah sehari sejak Jennie berada di LA, dia bersama Lisa menginap disalah satu hotel, anehnya Lisa memilih hotel bintang 4 bukan 5, biasanya Lisa akan memilih menginap di hotel yang sangat mewah, tapi?
Entahlah Jennie tidak terlalu memikirkan hal ini, mau dimana pun yang penting nyaman dan terbebas dari paparazi, Jennie mau-mau saja.
Jennie menarik nafasnya pelan, dia harus segera mandi sebelum Lisa datang, well. jam sudah pukul 1 siang, sebelumnya Lisa sudah berkata jika dia akan mengajak Jennie kesuatu tempat yang luar biasa,
Dan kini sicentil tengah berada diluar entah apa yang dilakukan, namun dia berkata akan kembali jam satuan untuk membawa Jennie menuju tempat yang sangat menakjubkan.
Jujur saja. Dia penasaran, hal apa yang menakjubkan? Hingga Lisa sangat bersemangat akan tempat yang akan mereka kunjungi.
Butuh setengah jam sampai Jennie benar-benar bersih, dia memakai baju casual biasa, rambut terurai sedikit bergelombang, memakai make up tipis dan tak lupa memakai lipbam. Sesekali dia melihat jam lantas segera bersiap untuk jemputan.
Tak butuh waktu lama sampai Lisa datang, gadis berpipi gembul seperti beruang menghampiri Jennie dengan perasaan yang riang, seakan-akan mereka mendapat lotre kemenangan. Ah. Ada apa dengan gerangan? Sungguh Jennie menjadi begitu penasaran.
Ketika mobil melaju dengan pelan, keduanya mulai berbincang, dengan Jennie yang bertanya tempat apa yang menjadi tujuan? Namun sicentil Lisa tetap menyembunyikan seakan-akan itu benar-benar rahasia. Hell. Apa Lisa pikir Jennie itu detektif Konan yang pintar menebak akal pikiran?
Sepanjang jalan Lisa hanya ceritakan hal yang membosankan, tentang dirinya yang begitu dipuja oleh para kaum Adam serta kesombongan lainnya yang membuat Jennie mual, ah...apakah boleh jahit bibir Lisa dengan benang? Biar. Agar Lisa tidak angkuh dalam kehidupan.
Butuh waktu setengah jam sampai ke arah tujuan, Jennie mengerutkan kedua halisnya merasa bingung mengapa Lisa membawanya ke taman? Terlalu banyak orang hingga membuat Jennie takut jika ada yang mengenal lantas berbuat hal seenak jidat lalu menyebalkan Fitnah akan dia dan disebarkan kemedia sosial.
"Lisa kau ingin membunuhku?" Jennie bertanya, Lisa menggeleng dengan wajah acuhnya, mata wanita ini melirik kiri dan kanan, seakan-akan mencari seseorang, siapa kah yang Lisa cari? Ah Jennie harap bukan manusia aneh yang bisa membuat hilang akal.
"Tenang Jennie, kau akan aman disini, kau tidak lihat lebih banyak lansia disini daripada anak muda, Meski kau terkenal bukan berati seluruh dia tau akan dirimu" ucapan Lisa sedikit membuat kesal. Namun juga Membuat Jennie nyaman, jika Lisa berkata aman maka itu benar-benar aman.
"Tch terus hal apa yang kau anggap menakjubkan?" Lisa menarik Jennie pelan menuju kursi taman,
"Tunggu sebentar aku akan membawa hal menakjubkan itu " Lisa berucap dan berjalan dengan gunaman kesal,
Kemana siidiot itu? Awas saja dia kabur seperti pengecut!
•
Disisi lain Ji baru saja datang bersama Jaeha, mereka berjalan dari parkiran untuk menuju taman yang akan menjadi tempat pertemuan. Jujur saja dia sangat gugup, meski dia acuh dengan segala hal tetap saja bertemu Jennie membuatnya seperti tengah melakukan ujian nasional.