Seven

1K 143 18
                                    

"mereka sudah tidur dikamar Jaeha" Lisa berucap menatap Ji yang masih duduk melamun diteras rumah,

"Masuklah malam semakin dingin, aku tidak mau pertemuan kalian hancur hanya karna setan yang menempel padamu nanti, " Lisa berucap, dia hanya tak ingin melihat Ji yang melamun, bagaimana jika ada setan yang menempel dan membuat Ji berubah jadi siluman ular lantas berdesis mengigit semua yang Ada disini?

Ah. Sial. Kenapa Lisa selalu saja senang berfantasi berlebihan seperti ini?

"Aku mengerti. Kau tidurlah dikamar ku Lisa. Hanya ada 2 kamar di apart ini" Ji berucap dia mulai masuk kedalam teras.

"Omo...kamarnya? Apa tidak apa? Jika begini aku merasa jadi istri kedua." Lisa bergumam sendiri, menatap Ji yang masuk kedalam kamar jaeha.

Ah. Lisa, dia segera menuju kamar satu lagi, lantas mengunci kamar itu, takutnya Jim diusir Jennie lantas malah masuk kekamar ini, aish. Otak Lisa benar-benar suka berpikir berlebihan!!!

Ji yang baru saja masuk kekamar Jaeha, tertegun dengan hati melepuh, pemandangan indah yang sangat ingin dia lihat sedari dulu, bagaimana teduhnya Jaeha tidur diperlukan Jennie, bahkan wanita itu akhirnya tertidur setelah menangis keras.

Ji menarik nafasnya pelan, dia usap pelan kening Jennie, sudah lama sekali sejak terakhir dia melihat Jennie tidur, Ji menarik nafasnya pelan,

"Maafkan aku. Aku berjanji setelah malam ini semua akan baik-baik, aku akan melindungi kalian berdua. Kalian adalah duniaku. Maka dari itu aku akan membuat kalian bahagia."

Ji berucap pelan, dia kecup singkat pipi Jaeha dan kening Jennie, lantas dia memilih keluar untuk tidur diruang tamu. Tanpa sadar Jennie masih setengah sadar.

Wanita itu membuka matanya, terdiam hening dengan ucapan yang Ji lontarkan, dia marah karna dibohongi, namun kembali lagi, keputusan Ji untuk kebaikan nya, Jennie tak bisa menepis fakta jika Jipun terluka.

Dan hal yang patut disalahkan adalah ayahnya. Jennie benar-benar kesal dan memang sedari dulu dia kurang perhatian dari sang ayah, meski ayahnya memberikan segalanya untuk Jennie namun ayahnya kurang memberi kasih sayang secara fisik sebab Samuel sibuk dengan pekerjaannya dan slalu mengutamakan ibunya.

Memang ayahnya sedikit nyeleneh karna terlalu cinta pada ibunya, bagi Samuel kasih sayang untuk Jennie itu cukup dan sisanya hanya untuk Jane, tapi Samuel tak pernah sadar jika selama ini Jennie selalu haus kasih sayangnya.

Tapi sekarang tidak masalah, alasan Jennie mendirikan agensi sendiri dan berdiri sendiri tanpa bantuan ayahnya, dia mempunyai kekuatan sebab popularitasnya di dunia ent sangatlah tinggi dan tidak main-main, bisnis dan kontrak nya bersama beberapa brand terkenal menjadi pondasi kekuatan dan pembuktian jika Jennie bisa sukses tanpa ayahnya.

Jennie sengaja masuk dunia seni dan menjadi idol untuk menentang sang ayah karna dia dipaksa untuk menjadi apa yang Samuel inginkan dan Jennie benci itu, maka dari itu Jennie berusaha sendiri dan didukung penuh oleh sang ibu.

Jennie menarik nafasnya pelan, dia kembali menatap Jaeha, mengusap pelan pipi Jaeha, Jennie akui Jaeha sangat mirip ketika dirinya masih kecil, meski beberapa hal mirip dengan Ji,

Jennie mengecup pipi Jaeha sebelum dia akhirnya kembali untuk tidur, bersama Jaeha Jennie benar-benar tidur dengan sangat pulas.

Pagi telah datang gantikan malam yang sempat menemani kesenduan, Jennie mulai membuka matanya, tangannya bergerak untuk merasakan sosok manusia namun

"Jaeha?!" Jennie spontan duduk saat Jaeha tidak ada disampingnya, sejenak dia merasa ketakutan apa yang terjadi itu hanya mimpi namun kesadarannya kembali penuh saat dia lirik beberapa foto Jaeha dan Jim dinding,

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang