EIGHT

969 134 12
                                    


"Aerghh..."

Lenguhan kenikmatan ketika dia mencapai puncak bersama, Rosie menarik nafasnya pelan dia masih memeluk erat Rio yang terengah-engah disela lehernya,

"Ah." Rio sedikit meringis saat Rosie gigit.bahunya, lelaki itu mulai mengeluarkan apa yang sudah lemas, menatap Rosie dengan senyuman lantas dia kecup beberapa kali wajah Rosie.

"Sudah puas?" Rosie bertanya, dia lirik Rio yang berbaring disampingnya,

"Hm, puas sekali, " Rosie lirik jam menunjukan pukul 4 pagi, sial. Dia benar-benar butuh istirahat, melayani Rio itu membutuhkan tenaga yang besar.

"Bee? Bisakah kau ambil ponselku?" Rosie berucap, Rio segera mengambil ponsel Rosie yang berada diatas lemari kecil samping nya,

"Sebentar saja, kau harus beristirahat" Rio berucap, dia lirik Rosie yang bergeser untuk bersandar padanya, Rio dengan tenang mengusap rambut Rosie sembari melihat apa yang Rosie lihat di layar ponsel.

Ada beberapa pesan yang masuk, Rio perhatikan begitu banyak spam dari beberapa orang, ya..istrinya memang orang sibuk, namun pesan dari Ji menjadi pusat perhatian mereka.

"Jinjja??!!?" Rosie segera duduk, dia terkejut melihat potret dariJi dimana Jaeha berpose berdua dengan Jennie,

Eh? Sejak kapan!

Rio sendiri hanya menanggapinya dengan tenang, dia lihat Rosie yang mulai kembali berexpresi datar,

"Sudah kuduga akan begini" Rio berucap, dia tarik pelan tangan Rosie agar kembali berbaring,

"Tapi kenapa dia baru memberitahu sekarang? " Rosie berucap membuat Rio tersenyum dan mengecup pipi tembam istrinya dengan gemas.

"Mungkin dia memberitahu setelah menerjang badai. Bertemu lagi dengan Jennie setelah waktu lama itu sulit. Dan mungkin sekarang keadaan sudah membaik makannya baru memberitahu" ah..benar juga,

Rosie menarik nafas, dia lempar pelan ponselnya, lantas memilih memeluk Rio untuk segera tidur. Meski terkejut Rosie harus tetap tenang, hah...apakah dia bisa akrab dengan Jennie? Tidak. Rosie akan pikirkan itu besok.

"Tenang saja Jaeha tak akan lupa ingatan secepat itu hanya karna Jennie ada. Kau tetap aunty terbaiknya sayang" Rosie terkekeh pelan,

"Kau selalu saja bisa menebak apa yang kupikirkan" hell. Memang hanya Rio dan Ji yang mampu menebak apa yang Rosie pikirkan, orang lain mana bisa, sebab Rosie akan memasang wajah datar yang membuat orang sulit untuk menebak apa yang dia pikirkan

"Tentu saja, kita sudah bersama diwaktu yang lama, sangat aneh jika aku tidak mengerti dirimu" Rosie tatap Rio lantas dia dengan gemas tarik hidung mancung lelaki ini,

"Terus kenapa dulu kau malah meninggalkanku hah?" Rio terkekeh dan membalas dengan kecupan di bibir Rosie.

"Kau menolakku 3 kali kau pikir aku akan terus ada? Lagipula kau sendiri pun terlalu banyak berpikir jadi aku hanya bertaruh saja, jika aku pergi dan kau jodohku pasti aku akan kembali tapi jika bukan yasudah mungkin jodohku wanita barat" Rio berucap seadanya,

"Aku milikmu sekarang. Dan kupikir kita jodoh. Itu pasti" Rosie berucap dengan tenang, dia mulai menutup mata,

"Hm aku bersyukur atas hal itu. Aku mencintaimu Rosie." Rio berucap setengah berbisik, hanya senyuman yang terukir di bibir Rosie lantas ketika kedua mata mereka tertutup mimpi datang menjemput.

BUGH

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang