TEN

1K 131 10
                                    

Keheningan temani kegugupan luar biasa, Jennie masih mematung tanpa berkata satu katapun, dia tatap Ji yang masih memandang dengan hangat,

"Aku tidak akan memaksamu seperti apa yang kubilang sebelumnya, aku memberimu ini untuk memberitahumu jika aku akan slalu ada, aku menyayangimu tapi aku tidak akan memaksamu untuk merasakan hal yang sama, jika ada seseorang yang lebih pantas bagimu dari pada aku, tidak masalah, kau bisa melepas hal itu namun tolong beri kesempatan untukku terlebih dulu, menunjukan jika keberadaan ku nyata dan berharga bagimu, selepas itu keputusanmu mau bersama ku atau tidak, aku akan menerimanya mau jawaban apapun itu"

Jennie menarik nafas nya pelan, dia tidak mau terburu-buru sebab dia masih meragu, dia tidak ingin salah langkah lantas menyesal akhirnya, Jennie memang butuh waktu untuk meyakinkan diri sendiri terlebih ini baru beberapa hari setelah 6 tahun tidak bertemu.

Meski dia memang dambakan ungkapan ini dari Ji, namun dia tidak bisa menerima secara gamblang, Jennie takut dia menyakiti Ji ataupun sebaliknya jika dia menerima dengan perasaan ragu.

"Aku akan menyimpan ini, dan tunjukan padaku apa yang kau katakan itu. Kau tau Jim aku ragu. Aku tidak mau bersamamu hanya karna Jaeha saja namun aku memikirkan perasaanmu juga, aku tidak mau salah mengambil keputusan lantas membuat kita sama-sama terluka. Kau tau bukan betapa cintanya aku pada Leo dulu, dan jujur saja aku masih menyimpan perasaan untuk lelaki itu meski sudah mulai memudar."

"Maka dari itu yakinkan aku, agar aku bisa benar-benar melupakan orang itu dan menerimamu, jujur saja aku pun menyayangimu namun aku masih belum yakin sayang apa yang mendasari perasaan ini?" Ji mengangguk dan tersenyum tenang.

"Aku mengerti, cukup kau menyimpan nya pun aku senang, untukmu dan Jaeha aku akan berusaha" Jennie tersenyum dia mendekat dan memeluk Ji, mencoba menenangkan suasana tegang yang mulai membuyar meski hasil tak seperti yang Ji inginkan.

Aku membutuhkanmu. Aku nyaman bersamamu, hanya saja aku takut jika cinta tidak mendasari semuanya.

Ji sangat mengerti maksud jawaban yang Jennie berikan, baginya hal ini sangat masuk akal, kebersamaan mereka dulu hanyalah 6 bulan itupun terjadi sebab tanggung jawab dan kebutuhan. Wajar bila Jennie meragu sebab dia pernah meninggalkan.

Meski kesalahpahaman selesai sebab sikap dewasa wanita itu dalam mengambil keputusan, karna  jika Jennie memilih egonya maka mungkin wanita itu akan membawa Jaeha pergi meninggalkannya.

Itu adalah hal wajar karna ada kemarahan yang tercipta namun Jennie tidak begitu, dengan bijak dan mengedepankan Jaeha menurunkan egonya bahkan memaafkan dirinya.

Kebutuhan.

Jujur saja Ji pun membutuhkan Jennie dan sebaliknya, namun Ji memiliki perasaan yang lebih jauh untuk Jennie, dia sudah menyatakan namun dia tak pernah bisa memaksa. Dia akan menghargai semua keputusan Jennie.

Jennie adalah cinta pertamanya.

Jennie yang membuat Ji merasakan perasaan asing itu, Jennie yang membuat Ji menjadi mengerti jika cinta itu memang ada meski mungkin hanya terasa sepihak namun Jennie sendiri selalu menegaskan dan tak memberi harapan.

Apa yang terjadi ketika tubuh bersentuhan hanyalah sebuah kebutuhan sebagai manusia yang tidak sempurna. Dan tanggung jawab untuk memberi kasih sayang pada putra tercinta mengikat mereka dalam hubungan yang mengalir seperti sungai.

Perlahan-lahan. Ji yakin jika hubungannya dengan Jennie akan menemui titik akhir dengan keputusan berada di tangan wanita itu. Maka dari itu selagi bisa Ji akan miliki Jennie sebelum wanita itu memilih pergi.

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang