Four

809 121 40
                                    

Flashback

"laki-laki"

Ji tersenyum dengan wajah bangga melihat calon anaknya dilayar monitor, dia lirik Jennie yang tersenyum senang juga, tampaknya wanita itu memang mengharapkan anak laki-laki.

"Kapan kira-kira dia lahir dok?" Ji bertanya sesaat dokter selesai meng-Usg, Ji bantu Jennie turun dari ranjang rawat dan berjalan untuk dengan ucapan dokter.

"Dari yang saya lihat, kemungkinan bayi kalian akan lahir pertengahan Agustus" Ji dan Jennie anggukan kepala, tinggal sebulan kurang lagi berati,

"Tolong terus jaga kesehatan, selalu minum vitamin dan akan lebih baik jika terus melakukan senam hamil agar mudah untuk melahirkan nanti. Untuk tuan Kim pun harus tetap siaga '

"Baik dok, yasudah terimakasih untuk hari ini dok" Ji berucap, dia bantu Jennie berdiri dan perlahan berjalan pulang.

"Apa kau sudah lapar? Mau makan dimana? " Ji bertanya sembari mengendari mobil,

"Hm..aku ingin makan iga. Aku ingin iga bakar" sembari berpikir Jennie berucap

"Baiklah"

Sesekali Ji melirik Jennie yang mengusap-usap perutnya, dia bersyukur akhirnya Jennie menerima dan sangat menyayangi calon bayi mereka,

Sejak usia kandungan Jennie memasuki 5- 6bulan Jennie mulai sadar jika nyawa didalam perutnya itu berharga,lantas Jennie benar-benar merawat dengan sayang kandungannya,

Dan untuk hubungan mereka jauh lebih membaik setelah mereka bercinta malam itu, Jennie sendiri cukup terbuka dan mulai menunjukan sikap manja, tak hanya pengaruh hormon karna sedang hamil, Jennie pribadi sangat kagum dengan pengertian lelaki ini.

Ji Isa Kim bukanlah tipe nya, bahkan Ji bukanlah lelaki yang dia inginkan namun karna kebaikan dan pengertian lelaki ini, meski terlihat cuek Ji sangat peka bagi Jennie, dan Jennie sadar jika dizaman Sekarang sangat sulit mencari lelaki se green-flag Ji.

Mungkin Jennie belum mencintai namun Jennie menyukai cara Ji mentreat nya, bagaimana lelaki ini sangat menjaganya dan memperdulikan kesehatannya. Selama ini Ji yang mengurus hal untuknya maka dari itu Jennie berpikir jika lebih baik dia menjalani hidup dengan Ji, lantas mungkin cintapun akan hadir jika mereka terus bersama.

"Dia tampak sehat tadi, aku benar-benar menantikan kelahiran" Jennie tersenyum dengan ucapan Ji,

"Hm, akhir-akhir ini pun dia sangat aktif, " Jennie berucap, dia lirik Ji menghentikan laju mobilnya diama Lampu merah menyala.

Jennie terdiam ketika Ji mengusap pelan perutnya, Jennie tatap Ji yang juga melihatnya dengan senyuman, Jennie ikut tersenyum,

"Aku harap dia lahir dan mirip sepertimu Jennie." Ji berucap,

"Bukankah seharusnya begitu?" Dengan bangga Jennie berucap, Ji tersenyum,

"Hm dia akan sangat menggemaskan jika mirip denganmu Jennie. " Jennie terdiam dengan wajah sedikit memerah, apa yang Jim ucapnya membuatnya sedikit tersipu. Terasa geli namun juga senang pun hadir.

Ji terlihat tenang dalam berucap seakan-akan apa yang dikatakannya bukan hal untuk membuat Jennie tersipu,

"Jennie-ya?" Jennie yang sempat terdiam melirik Ji yang tersenyum begitu manisnya,

"Hm?"

"Tidak. Aku hanya ingin memanggilmu. " Ji berucap dengan pandang fokus kembali untuk menyetir sedangkan Jennie hanya bisa mengalihkan pandangannya kearah samping, bagaimana bibir indahnya berusaha keras menahan senyuman.

Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang