⚠️ Typo bertebaran ⚠️
Jangan lupa vote sebelum baca ya 😘
Selamat membaca 💕
.
.
.
.
.Setelah pelajaran yang membosankan, akhirnya bel istirahat berbunyi. Para murid berbondong bondong keluar, ada yang ke kantin, rooftop, perpustakaan dan lainnya.
Begitupula dengan empat manusia ini. Sebenarnya Revano malas ke kantin tapi karna dua manusia ini menyeretnya ya pasrah aja ga sih.
Revano malas ke kantin karna ia tau si PPB akan membuat drama murahan, tapi ya layanin aja toh juga Revano mau mengungkap kebusukan si Cello.
Kedatangan Revano tidak membuat seisi kantin riuh karna apa? Ya dia pendek jadi gak kelihatan, kantin kan rame mana mereka kek Titan lagi hah padahal mah Revano kependekan.
"Nah di situ aja kyu." Ucap kevin yang melihat meja kosong di belakang pojok. Mereka pun duduk anteng dengan Bian yang memesan makanan mereka. Tatapan Kevin dan juga Jefri tertuju pada Revano yang sedang asik menonton kartun, mengemaskan itulah kata kata yang cocok untuk Revano sekarang.
" Makanan tiba." Seru Bian kemudian membagikan makanan sesuai pesanan mereka. " Makasi Bian." Ucap Revano dengan senyum manis nya. Bian mati matian mempertahankan wajah cool, ' ugh ini terlalu gemoy!!'
Setelahnya mereka makan dengan tenang sampai...
Prang!
Kuah bakso yang panas mengenai sebagian tangan Revano." Shh." Desisnya, sebenarnya ia mau marah tapi melihat siapa yang menumpahkan kuah itu... ia akan menahannya.
" Hiks kak a-ano kenapa hiks ja-jatuhin aku hiks." Kalian tau kan siapa dia? Yap dia Cello yang sedang bersimpuh sambil menangis.
Mendengar suara itu seisi kantin melihat ke arah meja yang di duduki oleh Revano.
' eh eh itu kan si Revano?'
'Iya njing kok gue gak liat ya.'
'Kasih si Cello nya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Life As Revano [BL]
Non-FictionTentang Devano yang memasuki novel yang ia baca dan di temani oleh sang sistem. Dengan sifat Devano yang berbanding terbalik dengan Revano. Tapi kenapa same nya malah terpikat dengan Revano!? Hah hilang sudah kedamaian Devano! Tolong kembalikan Deva...