Bagian 8

538 55 1
                                    

To Pak RT Yth

Assalamu'alaikum Pak

Waalaikumsalam. Kenapa mas?

Ini loh Pak, si Abbi nggak sengaja ketemu sama temen-temennya lagi

Waduh! Sekarang kalian dimana?

Di posko 4 Pak

Yaudah tunggu saya disana.

Surya mengambil napas dengan rakus mengirup udara sebanyak mungkin. Berlari sambil menggendong Abbi yang tinggi menjulang bak tiang listrik menghabiskan banyak tenaga. Ini kalau bukan karena panik Surya yakin jangankan lari sambil gendong Abbi, mengangkat anak ini saja nampaknya perluh banyak tenaga.

Sementara itu Mahendra dan Raditya terkulai lemas diatas rumah posko. Dengan wajah pucat.

"Tega kalian berdua ninggalin aku sendiri tadi." Kata Raditya, rupanya dia masih belum bisa meredam rasa kesalnya. Ia merasa dikhianati.

"Bukannya gitu Dit, seumur-umur pertama kali aku liat yang begituan." Jawab Mahendra, wajahnya kuyu dan terlihat sangat kelelahan. Ini akibatnya jika tidak pernah berolahraga.

"Alah Alesan aja kamu. Tidak setia kawan."

"Bener atuh Dit, minggu lalu kan si Abbi cuman kerasukan aja. Kita juga nggak di ganggu nah kalau yang tadi. Takut banget aku Dit. Jantung aku aja serasa udah jatuh ke lambung."

Raditya berdecih kemudian berbalik membelakangi Mahendra yang merasa bersalah karena tidak setia kawan.

Suara klakson mobil terdengat bersamaan dengan sorot cahaya mengarah pada mereka. Sebuah mobil fortuner berplat merah bergerak perlahan lalu berhenti didepan mereka.

Pintu mobil terbuka dan seorang wanita parubaya keluar, dengan gaya ngejreng ala ibu sosialita. Kemudian di susul oleh suaminya.

"Mama!" Panggil Abbi yang sejak tadi sedang merenung di posko. Kebiasaan dia ketika bertemu sosok halus agak linglung.

"Aduh anakku sayang. Kamu nggak papa?"

"Tadi ketemu sama Ocong." Mendengar Abbi menyebutkan nama temannya seketika Surya, Raditya dan Mahendra merinding.

"Ya ampun. Adu maaf ya anak saya merepotkan kalian. Padahal mah saya sudah minta orang pintar buat nutup mata batin Abbi tapi tetap aja selalu terbuka sendiri." Ujar mama Abbi dengan wajah bersalah.

"Nggak papa kok buk, Abbi nya diantar pulang ya buk takut makin di ganggu." Kata Surya dan dijawab anggukan oleh Mama Abbi.

Ketiganya Segera membantu Abbi naik ke mobil.

"Kalau begitu kami duluan ya mau nganterin Abbi dulu ke mbah Gedi." Pamit pak RT. Mereka mengangguk bersamaan.

Mereka segera bernapas lega ketika melihat mobil pak RT sudah hilang dari pandangan

"Nggak mau lagi aku ngeronda kalau bawa anak pak RT." ujar Raditya dan ditanggapi anggukan oleh keduanya.

Ting

Sebuah notifikasi pesan membuat Raditya teralihkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang