Lesu tak bertenaga banyak pikiran, dengan mode senggol dikit bacot membuat tidak ada satupun kawan sekantor yang berani mendekat di sekitar Surya. Sudah banyak korban bawahannya yang kena amuk padahal beberapa minggu terakhir dia adalah atasan yang supel dan ramah, serta penyantun.
Namun hari ini nampaknya dia kembali menjadi atasan dengan setelan awal yang tidak ada bedanya dengan dosen killer yang setiap masuk kelas bawaanya cemberut plus ngasih tugasnya seabreg-abreg nggak kira-kira.
Nggak bohong, tadi saja satu karyawannya di buat nangis cuman gara-gara salah nulis nama di ppt buatannya.
"Pak ini, pptnya sudah saya perbaiki." Ujar seorang karyawati yang menyerahkan tablet nya ke Surya. Wajah Surya yang mengkerut setiap menggeser slide demi slide. Sementara itu karyawati yang berdiri didekatnya berharap cemas sambil sesekali mengigit ibu jari.
"Udah bagus, sekarang kamu bisa lanjutin nyusu jadwal rapat untuk besok." Ujar Surya dengan cuek. Karyawati itu dengan sopan kemudian pamit dengan wajah lega.
Surya kembali fokus pada komputer dihadapannya, bolak-balik tokoh online mencari janda Bolong, tapi entah kenapa yang mirip punya Anjas itu kurang banget, kalaupun udah dapat ratingnya rendah sehingga Surya was-was untuk check out takutnya zonk. Terus juga kalau dapat lagi pengirimannya jauh nunggu sampai beberapa bulan takut Anjas makin marah.
Tadi pagi aja dia nggak dapat kisseu, plus dicuekin. Nggak tahan Surya tuh. Ini baru sehari setelah dicuekin gimana kalau sampai berbulan-bulan? Yang ada Surya jadi kering kayak sumur yang udah beberapa musim nggak dapat hujan.
"Permisi pak, ini ada beberapa berkas yang perlu bapak lihat terkait dengan penambahan fasilitas kantor. Mohon di lihat dulu." Seorang karyawan dengan gaya rambut rapi klimis ala pomade.
Dengan wajah terganggu, Surya mengechek lembar- demi lembar dan menghela napas. Kemudian memberikan kembali berkas itu dan memberikan perintah untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
"Mohon maaf pak. Pak Surya lagi nyari janda bolong ya?"
"Lah kok kamu tahu?!"
"Itu pak di kamputernya ada banyak pencarian janda bolong." Ujar si karyawan dengan nada sopan sambil menunjuk kearah komputer dengan jari jempolnya.
"Oh aku kamu bisa baca ekspresi muka." Gumam Surya.
"Kalau pak Surya mau saya bisa bawain besok. Kebetulan istri saya punya banyak Janda bolong dirumah." Dengan wajah yang tersenyum ramah karyawan itu memberikan tawaran.
Surya yang awalnya begitu malas dan cemberut segera menjadi sumringah. Dan memutar kursinya ke arah si karyawan.
"Kamu pulang pakai apa sebentar?"
"Saya biasanya pesan gojek pak."
"Hari ini kamu nggak usah pesan gojek biar saya yang nganterin pulang." Ujar Surya dengan semangat.
"Wah, saya nggak nolak sih pak. Sekalian juga kalau gitu janda bolong nya diambil."
"Oke kalau gitu!" Wajah Surya semakin sumringah. Dia kemudian bersenandung dengan bahagia di kursinya. Tanpa memperdulikan karyawan yang melihatnya dengan tatapan aneh.
✥✥✥✥✥✥
Anjas duduk manis sambil menikmati secangkir teh di sore hari. Memang hal paling menyenangkan angin sore.
Suara mobil terdengar mendekat, itu mobil Surya yang mulai memasuki gerbang dan memarkirkannya di depan rumah.
Surya turun dengan wajah sumringah, tersenyum bak orang bodoh membuat Anjas heran. Ia lantas membuka bagasi mobil dan mengeluarkan 2 buah post putih dengan tanaman Janda bolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan setelah menikah.
Mystery / ThrillerMenikah hanya karena dasar saling cinta belum tentu bahtera rumah tangga akan awet. karena perasaan cinta punya tanggal kadaluwarsa, menikahlah jika terpenuhi lima hal; 1. Restu keluarga 2. kesiapan finansial 3.tempat tinggal 4. komitmen dan tanggun...