Bagian-12

522 58 8
                                    

Minggu pagi yang cerah sungguh cerah hingga menguras banyak keringat. Surya yang sudah stay dari jam enam pagi di tepi empang. Sudah seperti cumi kering, kekeringan menunggu umpannya disambar ikan.

Jadi ceritanya suami Bu Muna yakni pak Yanto mengajaknya mancing lele di empang miliknya. Sekalian manen udang ditambak. Awalnya Surya ini enggan ikut, tetapi karena Anjas yang kesenangan pengen buat pecel lele sama lele bakar sambal terasi mau nggak mau Surya ikut. Padahal dia itu nggak suka mancing karena tidak suka kepanasan. Belum lagi sebenarnya dia agak takut mancing lele takut kena setrum.

Sambil menunggu umpannya disambar, Surya mengoleskan sunscreen untuk kesekian kalinya. Entah sudah berapa lapis surya pun sudah lupa. Bahkan kulitnya sudah pucat. Parno dia, takut hitam nanti Anjas ilfil.

"Aduh... Ini kok umpannya lama banget di gigit nya. Pak Yanto, ini empangnya ada lele nya nggak sih?!" Suara Surya agak dibesarkan karena Pak Yanto lagi dandutan didekatanya pake lagu Siti badriah emang lagi manja.

"Ada sabar aja." Ujar pak Yanto sambil mangguk-mangguk menikmati alunan lagu.

"Lagian pak Yanto ribut sih pakai dandutan segala, ikannya jadi nggak mau dekat-dekat."

"Mitos itu! Ikan aja nggak punya telinga!" Ujar Pak Yanto lalh kembali menambah volume speakernya. Kini lagunya sudah berganti menjadi Goyang nasi padang.

Surya menghela napas lelah, ia mencoba mengatasi rasa bosannya dengan mencabuti rumput didekatnya.

"Pak Yanto pake jaring aja biar cepet nangkap lelenya!"

"Walah anak muda sekarang maunya yang instant, yaudah kamu tunggu di sini aku ambil jaring dulu di gubuk." Pak Yanto segera beranjak, berjalan menuju tepi empang dimana gubuk kecil berdiri.

Sementara itu Surya masih menunggu. Namun tiba-tiba kail pancing bergerak. Ia dengan gerakan cepat segera menyambar pancing nya.

"Lele jumbo ini!" Guman Surya sambil berusaha menarik kail pancing nya.

"pak Yanto! Bantuin pak!" Teriak Surya meminta bantuan karena kesusahan menarik pancing nya.

"Weh, dapat Surya?!"

"Dapet pak!"

"Tarik!" Teriak Pak Yanto sambil berlari membawa jaring.

"Ini juga lagi narik pak!"

"DIKIT LAGI SURYA!"

"SUSAH PAK!"

"PELAN-PELAN NARIK.... ADUH!"

BYUR

Surya terjatuh ke dalam empang karena tak sengaja terdorong oleh pak Yanto yang tersandung oleh kakinya sendiri.

" walah dalah Surya!" Teriak Pak Yanto ketika melihat keadaan Surya yang sudah basah kuyup plus penuh dengan lumpur.

Dengan wajah masam Surya menatap pak Yanto. Ia lalu menatap seluruh tubuhnya yang sudah basah kuyup. Tetapi teringat dengan ikan lelenya ia segera mencari pancingannya namun biang apes, ikan lelenya ternyata lepas.

"ARGH!!" teriak Surya dengan prustasi

Ia dengan kesal naik ke bibir empang sambil menatap kesal pada Pak Yanto.

"I-ini jaring nya nak!" Pak Yanto membentang kan jaring nya.

"Sok atuh di lempar jaringnya." Wajah bete Surya membuat Pak Yanto geli. Anak ini tidak pernah berubah pikirnya.

Pak Yanto melepaskan jaring nya kemudian meninggalkannya sebentar lalu mengajak Surya ke tambak untuk memanen udang jumbo.

Kalau ini Surya lumayan suka karena menurutnya tidak perlu kepanasan.

Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang