Pagi-pagi kediaman surya dan Anjas sudah ribut karena kedatangan tamu tak di undang. Iya tamu tidak di undang yang udah stay dari jam enam pagi. Mereka adalah Tania dan Raditya, yang sedang mencari perlindungan Anjas karena Ibu Raditya akan datang untuk merenovasi rumah mereka karena Rumah mereka ini walau bisa dikatakan yang paling gede se komplek Melati, rumah mereka nggak ada kamar buat anak.
Ya gimana enggak ya, mereka nggak ada rencana buat punya anak dalam waktu cepat. Alhasil mereka berdua belum nyiapin kamar buat anak mereka nanti. Mengetahui hal tersebut, Macannya Raditya nggak pakai lama meluncur dari Singapura ke Indonesia cuman untuk merenovasi rumah anaknya.
Usut-punya usut kenapa pasutri ini milih mengungsi ke rumah surya dan Anjas, dikarenakan jika mereka stay dirumah Macan bakal ngomel, ceramah dari A-z. Ya daripada kena amuk mending berlindung di rumah Surya yang baik hati dan tidak sombong kan?
Sekarang Raditya dan Surya sedang berada di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk para Bumil yang sedang asik nonton drakor yang sudah mereka tabung sejak bulan lalu.
Kalau Surya terlihat lihai mengolah bahan dapur berbanding terbalik dengan Raditya yang terlihat kaku bahkan walau hanya memotong wortel.
"Loh kok kamu tambahin penyedap banyak banget sih ke telurnya!" Tunjuk Surya ketika melihat Raditya yang memasukkan satu sendok teh penyesalan kedalam telur yang telah di kocok.
Dengan wajah polos Raditya balik bertanya.
"Emang kenapa mas?"
"Kasih dikit aja nanti keasinan."
"Terus gimana dong mas?,udah terlanjur ku kasih dua sendok!" Surya menepuk dahinya frustasi, ingin rasanya dia melemparkan mangkok berisi telur kocok kewajah Raditya yang polos tapi bego itu.
"Shibal sekkiya!" Umpat Surya pakai bahasa Korea maklum keseringan nonton drakor bareng istri. Tujuh tahun nonton bareng Anjas, kosa kata yang nyantol di otaknya cuman itu, mentok-mentok paling khansa hamnida atau nggak Annyeonghaseyo.
"Jadi aku kudu pie to mas?"
"Ambil sisa telur di kulkas tambahin ke situ,"
Raditya mengangguk dan bergegas mengambil telur yang ada di kulka sekitaran enam butir telur ia keluarkan. Sementara itu Surya melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda.Tetapi belum lama Surya melanjutkan acara memasaknya, Raditya buat ulah lagi.
"Mas ini kok telurnya lengket sih di wajan?"
"BEGO! ITU WAJANNYA DIKASIH MINYAK DULU DITYA!" Teriak Surya ketika melihat keadaan telur dadar yang sudah tidak berbentuk diatas wajan.
"Aduh... Aku pikir wajannya anti lengket mas!"
"Makanya kalau buat apa-apa itu nanya dulu. Kalau kayak gini masakan kamu mana bisa dimakan! Baru liat aja Tania sama Anjas bakalan mual!" Omel Surya sambil membawa wajan ke wastafel kemudia merendamnya dengan air.
"Omongan mas nyelekit banget sih!" Gumam Raditya dengan wajah murung.
"Lagian kamu sih! Nggak bener terus kerjaan nya, terus istri kamu selama ini kamu kasih makan apa?"
Tanya Surya dengan wajah kesal.Kemudian Raditya menunduk sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Surya.
"Biasanya kami mesan gofood si mas." Kata Raditya dengan wajah enteng.
"Nggak baik makan makanan luar terus, soal nya kita nggak tahu bahannya apa aja. Apa lagi Tania kan lagi mengandung." Ujar Surya.
"Abisnya aku dan Tania nggak ada yang bisa masak mas. Terus pernah sih kami mau nyewa ART tapi... Tania nggak suka kalau ada orang asing di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan setelah menikah.
Mystery / ThrillerMenikah hanya karena dasar saling cinta belum tentu bahtera rumah tangga akan awet. karena perasaan cinta punya tanggal kadaluwarsa, menikahlah jika terpenuhi lima hal; 1. Restu keluarga 2. kesiapan finansial 3.tempat tinggal 4. komitmen dan tanggun...