Bagian 5

507 50 3
                                    

Anjas menatap suaminya yang tertidur lelap, hatinya terenyuh melihat wajah damai surya. Tangannya dengan lembut menyisir rambut legam dihadapannya.

Semalam setelah pulang dari  rumah Tania, dia mengomeli Surya habis-habisan. Tetapi surya, jangankan balik mengomel dia bahkan tidak membantah sama sekali dan hanya memasang wajah melas berharap Anjas berhenti mengomel.

Mata surya terbuka perlahan, seketika Anjas tersenyum. Mata sayu jelas masih mengantuk. Surya segera tersenyum ketika melihat istrinya, pagi yang indah pikirnya.

"Selamat pagi sayang." Anjas tersenyum sejenak sebelum membalas sapaan Surya. Lantas Surya terbangun dari tidurnya, meraih tubuh mungil Anjas hingga kini tubuh mungil istrinya berasa dalam dekapannya. Ia menghirup dalam-dalam wangi shampo  dari rambut Anjas.

"Kamu nggak marah lagi kan sama aku sayang?" Tanya surya.

"Udah nggak kok."

"Beneran nih?"

Anjas mengangguk dalam dekapannya membuat dia tersenyum bahagia, ia kemudian mencium pipi istrinya cukup lama lalu kemudian mengigitnya hingga  membuat Anjas kaget.

Wajah terkejut istrinya membuat membuat Surya gemas, bagaimana tidak? Matanya menjadi melebar dengan alis terangkat,  sungguh sumpah Demi Allah Anjas benar-benar cantik, Nayeon Tripel aja kalah.

Tatapan Surya segera tertuju pada bibir istrinya mengikis diantara mereka. Bibir   Surya sukses mendarat di bibir Anjas.

"Morning kiss!" Kata Surya selepas memberikan kecupan singkat.

"Ih.. Jorok! Kamu belum sikat gigi mas!" Teriak Anjas tidak terima.

Terdengar suara kaca yang pecah, moment romantis itu terasa gagal akibat teriakan Anjas.

"Jo-jorok?! Padahal kamu kalau nonton drama Korea liat orang ciuman."

"Itumah beda lagi!"  Anjas segera mendorong Surya hingga pelukannya terlepas.

"Siap-siap kamu hari ini masuk kerja." Ujar Anjas acuh tak acuh, wajahnya kembali memerah tak tertahankan, mencoba menghindari mata Surya.

Jujur saja selama masa pacaran dengan surya dia paling tidak kuat dengan tatapan suaminya,salting nggak ketulungan kalau sudah ditatap oleh Surya, hasilnya wajahnya jadi memerah.

"Sholat dulu, abis itu mandi. Aku tunggu di meja makan, kita sarapan bareng sebelum kamu berangkat kerja." Mendengar kata kerja membuat mendesah malas. Dia kemudian melihat jam, sudah pukul 04:47 tanpa menghabiskan waktu lebih lama ia melangkah keluarkeluar dari kamar.

Saat menuruni tangga menuju kamar mandi, dia menoleh ke arah dapur dimana istrinya tengah sibuk menyusun kotak bekal. Dia tersenyum bangga lalu kemudian bergegas menyelesaikan kewajiban nya takut Anjas lama menunggu.

Beberapa menit kemudian Surya tiba  dengan rambut yang masih basah juga dengan kemeja yang belum dikancing sepenuhnya. Anjas melihat dari atas kebawah penampilan suaminya yang begitu semrawut menggeleng kan kepalanya.

Dia membawa Surya duduk lebih dulu pada kursi yang dia siapkan dekat kulkas, menyuruh suaminya duduk dan mengerinkan rambut Surya.

"Lain kali sebelum pakai baju, rambutnya di keringkan dulu mas."

Surya mengangguk patuh pada Anjas. Melihat itu Anjas tersenyum puas dan kemudian fokus mengeringkan rambut suaminya dengan handuk. Sementara surya, dia mengambil kesempatan itu untuk memeluk istrinya.

Wangi sabun segera menyapa hidung surya ketika menenggelamkan wajahnya di perut Anjas. Tanpa sadar dia menggigit perut istrinya karena terlalu gemas. Sontak hal itu membuat Anjas memukul pundaknya, menatapnya penuh heran dan hanya ia balas dengan senyuman menawan andalannya.

Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang