Bagian 3

645 63 3
                                    

Setelah selesai membersikan papan bunga, Anjas memilih untuk memasuki rumah diikuti oleh Surya. Sesampainya didalam Anjas bergegas menuju ruang tamu, mengambil posisi nyaman untuk menonton tv.

"Sayang, kayaknya rumah kita terlalu kosong deh." Kata Surya saat duduk didekat nya. Anjas lalu mengedarkan pandangannya dan mengangguk. Masih banyak ruang yang kosong. Padahal rumah ini sudah ditinggali oleh Surya sejak dua tahun yang lalu. Tetapi namanya laki-laki ia mungkin tak terlalu perlu dan tidak begitu mengetahui jenis perabotan berujung membuat rumahnya menjadi kosong melompong.

"Kalau gitu kita belanja perabotan, biar aku temenin." Anjas nampak berpikir sebentar lalu kemudian menggeleng.

"Kayaknya aku mau ngajak Tania aja deh Mas."

"Kenapa nggak bareng aku aja. Aku luang loh,"

"Ya aku maunya sama Tania aja masa nggak boleh sih, lagian kamu juga dari kemarin nempel mulu."

"Namanya juga pengantin baru sayang." Surya mulai merengut manja. Ia meletakkan kepalanya dipangkuan Anjas. Spontan mengelus surai surya dengan lembut. Mendengar penolakan Anjas, surya merenggut kesal.

Tapi bukannya peduli Anjas malah mencubit kedua pipi suaminya dengan gemas. Hal itu terbukti mempu membuat Surya luluh.

Surya lantas memeluk Anjas dengan erat, ia yang awalnya berbaring dipangkuan Anjas membuat wajahnya terbenam di perut istrinya.

"Serius nggak sama aku perginya." Tanya lagi Surya. Kini dia menatap harap pada Anjas.

Anjas menggigit bibirnya saking gemasnya dengan sikap suaminya. Karena tak kuat dengan tatapan Surya, Anjas memilah mata indah suaminya dengan kedua tangan.

Surya memegang tangan Anjas namun tatapan lembutnya tak pernah teralihkan. Kemudian dia mengecup telapak tangan istrinya. Akibat ulahnya wajah Anjas kini sudah semerah tomat.

Tawa renyah dari Surya menggema di penjuru rumah diantara semua respon Anjas ketika dia menggoda nya, Wajah memerah sambil menahan senyum adalah favorit Surya. Tidak bohong istrinya akan sangat terlihat cantik.

Tak tahan dengan godaan suaminya yang semakin menjadi, Anjas mendorong Surya hingga terjungkal. Lalu dengan cepat beranjak dari sofa menuju ke kamar meninggal kan Surya yang kini memasang wajah tersakiti yang Anjas anggap terlalu men dramatisasi keadaan.

"Dek... " Panggil Surya dengan nada melas.

"APA!" habis sudah kesabaran Anjas hari ini. Kalau tanduk sekar sudah timbul Surya akan berhenti menggoda dan memilih untuk mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Maaf sayang," Ujar Surya sambil menghindari tatapan Anjas yang menghunus tajam kearah nya.

Anjas hanya mendengus kesal meninggalkan suaminya.

To Raditya

P
Assalamu'alaikum juragan sawit
Sekarang kamu dimana?

Waalaikumsalam mas!
Biasa mas lagi di perkebunan ada apa?

Aku mau minta tolong.
Bisa nggak kamu buat istri kamu sibuk hari ini?

Buat apa sih mas?

Anjas mau beli perabotan rumah tapi perginya nggak mau sama aku, maunya sama istri kamu.

Lah terus kenapa di buat ribet kalau mbak Anjas maunya sama Tania.

Bisa PEKA nggak sih?!

Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang