Bagian 17

646 60 6
                                    

Tahu nggak sih apa yang buat Surya kesal? Iya waktunya diganggu saat lagi bareng istrinya. Ya gimana enggak setelah seminggu suntuk nyiapin hari jadi komplek, bukannya dapat waktu banyak, menghabiskan waktu bersama, tanpa disangka-sangka ada aja yang ganggu.

Entah ibu-ibu arisan yang dateng kerumah buat lot Arisan panci, Tania yang minta di buatin sop buntut karena lagi ngidam, atau dua ponakannya yang minta nginap karena alasan yang jelas cuman alesan doang. Pengen nginap aja karena di rumah surya banyak makanan plus ada wifi gratis.

Nah makin-makin Surya dibuat kesal karena hati ini Anjas kedatangan tamu lagi. Seorang wanita berpenampilan hedon. Dari atas hingga ujung kaki semua yang dikenakan olehnya adalah barang bermerk terkenal yang satuannya bisa membuat kantong jebol. Entah dari mana Anjas berkenalan dengan wanita kaya itu, namun nampaknya wanita itu bukan kenalan biasa.

Terbukti dari cara Anjas memperlakukannya, walau terlihat akrab masih ada jarak diantara mereka.

"Dek itu siapa?" Tanya Surya yang kini sedang duduk di pantry.

Anjas Yang mengeluarkan beberapa kue kering dari lemari dan menarunya diatas nampang hanya menjawab singkat.

"Boss aku, namanya Miss Tiffany."

"Ngapain dia kesini?"

"Masih belum tahu juga."

"Lah, lah. " Belum sempat memprotes Anjas sudah meninggalkan Surya lebih dulu untuk kembali duduk bersama dengan Tiffany.

Surya mau tidak mau menyusul ke ruang tamu dan duduk bersama dengan  mereka. Duduknya mepet dikit ke istri, ia juga tersenyum menyapa guna menyembunyikan rasa kesalnya karena waktunya benar-benar tidak bisa ia habiskan dengan istrinya. Apalagi jika teringat besok ia mulai masuk kerja lagi.

" Is he your Husband?" Tanya Tiffany Anjas mengangguk mantap dan tersenyum.

" Amazing, he suits you very well'

"Hehehe thankyou"

"Dek, Bos mu ngomong apa sih, aku nggak ngerti." Bisik Surya di telinga Anjas.

"Intinya kita pasangan serasi itu kata bos ku." Mendengar jawaban Anjas Surya tersenyum bangga dan membusungkan dadanya bahagia rasanya dapat pujian seperti itu.

"I think you really love your wife, Mr. Surya." Kata Tiffany dengan ramah, kalau kata ini Surya faham.

"Oh OP kourse madam. Syi mai lopely waip and I lope Anjas so much." Ujar Surya dengan english aksen medok. Berbeda tanggapan dengan Anjas yang merasa lucu dengan bahasa Inggris suaminya, Tiffany hanya tersenyum ramah.

"Hohoho, your Englis is good!"

"Hahaha, i learn English prom mai waip." Ini Surya kalau soal membanggakan istrinya udah paling depan juara pokoknya.

Tiffany hanya mengangguk sebagai jawaban. Kini ia berali pada Anjas.

" Can you go back to work, I'm having a lot of trouble without you.  I find it difficult to communicate with local residents."

"Mmm... I  really want to go back to work, but not now." wajah Anjas terlihat begitu sungkan mengatakan penolakannya.

"Can you  tell me what the reason?" Tanya Tiffany.

Anjas menghela nafas sejenak, lantas melirik suaminya.

"I want to have children soon.   My husband and I have to prepare for that"  Mendengar penjelasan  Anjas membuat Tiffany menghela nafas.

Sangat disayangkan  Anjas tidak ingin bekerja dalam waktu dekat. Dia juga tak bisa memaksakan kehendaknya walaupun dia tahu dia sangat membutuhkan Anjas untuk mendampinginya dalam setiap rapat.

Kehidupan setelah menikah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang