TM 03 || Morgan & Gufeli 🐾

1K 149 76
                                    

Pria tinggi pemilik mata amber itu membuka matanya lalu melirik ke samping, memeriksa apakah pria manis yang tidur disampingnya ini sudah tidur nyenyak atau belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria tinggi pemilik mata amber itu membuka matanya lalu melirik ke samping, memeriksa apakah pria manis yang tidur disampingnya ini sudah tidur nyenyak atau belum. jika bangun bisa bahaya, karena akan menggagalkan rencana Eric yang ingin menggeledah Kamar Morgan.

Pelan-pelan jari besar pria itu menekan-nekan pipi chubby Gufeli tiga kali. Di rasa orangnya tertidur nyenyak sampai mulutnya terbuka sangking lelap tidurnya, Morgan bisa bernafas lega.

Dia pun bangun dan turun dari kasur perlahan, tidak menimbulkan suara yang gaduh. Melirik kembali Gufeli, ia mengusap dada ternyata aman.

"Harus mulai darimana gue nyari informasi tentang Morgan," ucapnya sedikit bingung karena di kamar Morgan banyak tersusun lemari berisi buku dan kertas-kertas yang entah Eric tak tahu berisi apa kertas itu.

Ia berdecak sebal. "Semuanya aja lah gue geledah," ujarnya lalu berjalan ke lemari kayu yang diatasnya tersusun rapi piala serta penghargaan pria itu dapatkan.

Sang ketua Leon yang menempati tubuh ketua dari Anthoni- pelan-pelan membuka satu persatu-satu lemari kecil tanpa menimbulkan suara.

Di rasa lemari yang ia periksa tidak ada barang yang dapat jadikan informasi, Morgan kembali ke lemari satunya dan terus seperti itu. Sampai ketua dari Leon membuang nafasnya lelah.

Eric belum juga mendapatkan informasi tentang Morgan. Eric pikir, seorang lelaki jenius seperti Morgan pasti menyimpan data tentang pembunuhan adik bungsunya serta, catatan tentang dirinya. Dia saja sebagai ketua Leon setiap malam mencatat kehidupannya agar lebih berwarna. Maksudnya, seperti perempuan. Pakai buku diary. Tapi buku tulis, bukan buku blinder.

Mata amber tak sengaja melirik lemari kayu coklat. Dari semua warna lemari kayu dikamar Morgan, warna catnya lebih kontras dan gelap. Kaki panjang Pria itu pun melangkah ke sana. Tempatnya bersampingan dengan pintu balkon.

Tangannya menarik pelan. Diatasnya bertumpukan sebuah buku hitam yang entah Eric tak tahu isi di dalam buku tersebut. Buku hitam bertulis death, satunya buku kecil bertulis ANTHONI, dan dibawah buku gang Morgan ada sebuah buku berwarna biru muda. Terdapat ditengahnya bulan sempurna bersama samping kiri, kanan terdapat bulan sabit belah.

Pria itu mengernyitkan keningnya. Entah mengapa dari buku yang dia temui, dia lebih penasaran dengan isi dalam buku tersebut. Morgan mengambil dua buku hitam dan satunya berwarna biru malam, ia simpan ditempat lebih tersembunyi agar tidak ada orang lain menemukannya.

Usai menyimpan dua buku itu, ia berjalan ke meja belajar lalu menyalakan lampu belajar. Jantungnya tiba-tiba berdetak gugup karena sebuah buku biru muda ini.

Morgan membukanya, kertas berwarna biru langit bergambar awan bersama langitnya, dan ditengahnya ada tulisan 'Momo dan Gugu.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang