TM 01 || Memulai dari awal 💀

1.1K 166 96
                                    

Eric atau sekarang tubuh yang ia tempati ini adalah Morgan, melirik ke arah pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Eric atau sekarang tubuh yang ia tempati ini adalah Morgan, melirik ke arah pintu. Orang tuanya datang bersama dokter yang tadi memeriksanya bersama perawat membawa makan siang untuk dirinya.

"Morgan, kenapa kamu turun dari ranjang, sih? Kamu masih sakit, harus banyak istirahat. Coba kalau Mommy kasih tahu itu di dengerin, bandel banget, sih!" cerewet PunPun menarik tangan putranya pelan menuju brankar.

Morgan menghela nafasnya, ternyata pemilik tubuh ini memiliki ibu yang super duper cerewet, rempong, tapi juga perhatian. Syukur lah ia masih bisa merasakan kehangatan seorang ibu. Kalau di pikir-pikir Ia merindukan ibunya.

PunPun melihat anaknya tersenyum padanya, mengerutkan kening. "Kamu kenapa Morgan lihat Mommy kaya gitu? Apa make up Mommy luntur? Atau ada cabe di gigi Mommy?" tanya PunPun beruntun, seperti biasanya selalu cerewet.

Malu dilihat putranya begitu intens, wanita cantik itu mengambil cermin di nakas samping brankar putranya, melihat kondisi wajahnya dan juga noda pada giginya.

Perilaku yang PunPun lakukan membuat sang suami hanya bisa memijit kening pusing. Bisa-bisanya ia menemukan spesies istri unik seperti PunPun. Jevan masih tidak menyangka tapi juga merasa sangat bahagia karena dulunya, ia berhasil menaklukkan wanita cantik seperti PunPun.

"Sayang, sudah dong ngacanya. Gak ada yang salah sama wajah kamu," kata Jevan mengambil cermin itu lalu ia letakkan kembali di nakas.

"Beneran?"

"I-iya, Mom." Itu Morgan yang menjawab membuat dua bola mata PunPun membulat sempurna.

"M-Morgan udah ingat, Mommy? Kamu gak jadi amnesia, 'kan?" Mata PunPun berkaca-kaca seraya menangkup wajah tegas sang putra.

Jiwa Eric yang sekarang berpindah ke tubuh Morgan, lelaki itu mengangguk sambil tersenyum manis. "Aku ingat, Mommy. Maaf, aku tadi bercanda doang," katanya yang langsung dihadiahi pelukan hangat dari sang ibu.

"Aaaaaa! Syukur lah anak Mommy yang terganteng gak jadi amnesia," seru wanita itu, kemudian melepas pelukan dari sang anak menatap ke arah Dokter yang berdiri bingung di sana. "Dok, gak jadi periksa anak saya. Dia gak jadi amnesia, sana kembali ke ruangan anda," usir PunPun.

Dokter bernama Zander hanya bisa mengusap dada sabar. Beruntung wanita itu pemilik rumah sakit di New York ini, kalau bukan, sudah ia maki-maki wanita tersebut.

Jevan selaku pemilik rumah sakit menjadi tak enak, biarpun dia pemilik rumah sakit ini tetap saja sebagai atasan merasa tak nyaman.

"Maafkan istri saya."

"Tidak apa-apa, Tuan Jevan. Saya memakluminya, mungkin Nyonya PunPun sangat bahagia karena anaknya sudah kembali." Zander berusaha tersenyum santai.

Walau hatinya ingin menjerit. Beruntung gaji dokter sangat tinggi, jadi, tekanan mental yang Zander alami hanya sebuah permainan kecil.

Transmigrasi MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang