Suara keras dari tokoh utamanya SMA ATLANTIS— Morgan, dengan kasar manarik pergelangan tangan Gufeli menjauh dari keramaian kantin. Permohonan disertai ringisan pria cantik itu pun tak Morgan hiraukan dan terus membawa langkahnya menjauh dari area kantin.Teman-teman Morgan dan Gufeli memilih diam. Mereka tidak mau ikut campur, jika ketua ANTHONI sudah diambang kemarahannya, siapapun tidak ada yang berani menyentuh bahkan menegur pria tersebut.
Morgan sangat berpengaruh besar di SMA ATLANTIS. Guru-guru pun segan menegur siswa tersebut karena dari 99% yayasan di SMA ATLANTIS— mendapat sumbangan dari Ayah-nya Morgan. Jevan.
"Ich, eke gak nyangka ternyata Morgan kembali lagi ke dunia ini," celetuk pria itu— pria yang mengusap rambut Gufeli sampai sang ketua ANTHONI dibuat cemburu dan murka.
"Mana serem lagi. Eke, 'kan cuma usap rambut Gugu yang lembut. Masa dia marah, syih?" tanya Inces. Semua murid memanggilnya dengan panggilan itu, selain memiliki tubuh gemulai seperti banci. Dia sangat baik dan ramah. Makanya banyak yang suka berteman dengan pria lekong. Gak munafik!
Gun tertawa geli pada pria gemulai itu. "Makanya jangan asal usap sana-sini. Di bantai Kak Morgan tahu rasa Lo!" Gun kembali tertawa membuat Inces memanyunkan bibirnya maju.
"Tapi yang bikin eke bingung, kok, Kak Morgan kaya gak ngenalin eke, ya? Yaa... Walaupun gak pernah shay hellow, tapi kan dia gak seserem tadi. Kasihan Gugu kita ditarik-tarik macam bentengnya Buk Mega." Teman-teman Gufeli semuanya mendadak diam bersama pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Inces barusan.
Thanos, Nattawin dan Dewa yang masih berada di kantin karena ditinggal pergi oleh ketua mereka, ikut bergabung bersama sahabat Gufeli.
"Kangen Lo di diemin Morgan?" tanya Natta sambil menaikkan kedua alisnya menggodai pria lekong.
Tangannya yang gemulai itu menampar pelan lengan Natta. "Jaga omongan kamu, shay. Masa eke kangen Kak Morgan, bisa ditebas leher eke kalau kangen modelan Badak Benteng."
Mereka semua tertawa atas perkataan Inces dan bagaimana suara pria cantik itu bersuara. Geng mereka tak pernah salah memilih teman, tapi Jasper?
"Inces serius loh. Itu beneran Kak Morgan?" tanya Inces dengan memasang raut wajah serius membuat teman Morgan dan Gufeli menatap heran Inces.
"Memangnya kenapa, sih? Kaya yang Lo lihat tadi barusan Kak Morgan. Terus siapa lagi?" Phuwin menjawab seraya berdecak kesal pada sahabat dekatnya ini.
Inces ikut berdecak sebal. Selain lemot mempunyai teman, mereka ketidakpahaman atas ucapannya barusan. "Kalian tahu kan Inces itu Indigo?"
"Iya, lalu?" timpal Dewa masih bingung.
Remaja lekong itu berdehem sebentar sambil mengetuk meja kantin— menyuruh teman dekatnya untuk lebih dekat padanya. Mereka semua pun mendekatkan wajahnya serta menajamkan telinga masing-masing pada Inces sampai kalimat yang terdengar mustahil itu, mengejutkan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Morgan
FanfictionBerawal dari saudara kembar namun beda dimensi. Eric Rayanza- dimensi dimasa lalu dikenal sebagai lelaki yang pemberani. Musuhnya dimana-mana sampai namanya dikenal di seluruh penjuru ibu kota. Namun, di saat melakukan tawuran dengan ancaman nyawa s...