TM 11 || Canggung atau asing? 🐾

638 129 67
                                    

Morgan memperhatikan kedua pipi Gufeli yang memerah merona habis melakukan sesi yang tak pernah keduanya terpikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Morgan memperhatikan kedua pipi Gufeli yang memerah merona habis melakukan sesi yang tak pernah keduanya terpikirkan. Apa sekarang dia menyesal? Jawabannya, tidak!

Morgan dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh alkohol sampai berani mengambil ciuman pertama Gufeli.

Pria tampan itu berdehem pelan guna menetralkan kondisi canggung diantara mereka. Kenapa jadi asing gini? Biasanya ada hal apa saja yang mereka perdebatkan dan kalimat darinya yang terus ia lontarkan membuat anak manis itu kesal atau marah. Tapi sekarang, mulutnya terasa dikunci oleh gembok kokoh membuatnya sulit untuk mengeluarkan suara.

"Masuk duluan. Gue tunggu diluar," ujar Morgan menyuruh Pria itu yang tertunduk sambil memainkan kuku-kukunya.

Gufeli berani menatap ketua Anthoni. Pria yang selama ini ada disampingnya, menemani suka, dukanya dan selalu membuatnya bahagia. Gufeli takut, kejadian ciuman di bianglala membuat hubungannya dengan Morgan akan renggang dan lelaki itu ilfil padanya.

"I-Iya. Kak Momo juga. Dadah," selorohnya sambil melambaikan tangan dengan gerakan ragu, lalu melangkahkan kaki berlari pelan masuk kedalam rumah.

Memastikan Gufeli masuk dengan aman. Nafas yang ia tahan akhirnya berhembus panjang. Morgan mati-matian menahan degupan jantungnya, serta perasaan bahagia yang terselimuti di hatinya.

Rasa kenyal dan manisnya bibir Gufeli masih Morgan rasakan. Morgan tersenyum, malam ini adalah malam paling indah baginya. Jika ditambah malam pertama, mungkin itu akan menjadi moment berkesan untuknya. Astaga, dia mikir apa sih!

Sementara disisi lain, dilantai atas kamar Gufeli. Pria itu mengintip disela jendela untuk memeriksa apa Tuan Badak-nya sudah pulang ke rumah atau belum.

Melihat motor ninja Kawasaki memasuki garansi, si manis tersenyum bersama pipi yang masih memerah merona.

Tubuh mungilnya berlari kecil menuju kasur lalu menggulingkan tubuhnya dengan kaki menendang udara.

"AAAA!! Gugu di cium Kak Momo!" teriaknya dengan suara kecil. Beruntung kamarnya kedap suara, jadi Baba dan Bubu-nya tidak mendengar pekikan gila sang remaja labil yang dimabuk kasmaran.

Namun, seketika tubuh mungilnya terbangun dengan kedua tangan memeluk boneka kambingnya. Namanya Lulu, boneka kambing yang sering Gufeli bawa kemana-mana.

"Lulu, kamu tahu tidak, tadi Kak Momo kiss-kiss Gugu. Dia cium Gugu di.... Bibir," katanya malu-malu seraya memainkan bulu putih bonekanya.

"Bibir Kak Momo kenapa hangat, ya? Terus kenyal gitu. Ish, Gugu mikir apa, sih?! Lulu, bilang ke otak Gugu tidak boleh mikir jorok." Gufeli mengarahkan tangan bonekanya ke kepala seakan boneka kambing bernama Lulu, tengah memukul kepalanya.

Si manis itu larut bersama obrolan yang entah kapan selesai sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Gufeli lelah, berjalan kesana-kemari di pasar malam tadi dan perutnya kenyang habis memakan banyak jajanan. Sekarang si manis itu, tertidur nyenyak sambil memeluk boneka kambing.

Transmigrasi MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang