TM 19 || Menyerah? 🐾

308 70 15
                                    

Sesampainya di sekolah, Morgan memakirkan motor ninjanya sembari melepaskan helm dari kepala Gufeli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di sekolah, Morgan memakirkan motor ninjanya sembari melepaskan helm dari kepala Gufeli. Mata bulat sebening kristal itu terus menatap lamat seseorang yang ia cintai. Gufeli hanya memastikan saja siapa lelaki yang ia cintai di dunia. Morgan atau Eric.

Gufeli tidak tahu asal usul Eric, bagaimana wajah rupawan lelaki itu. Gufeli tidak pernah mempertanyakannya. Tapi satu hal dunia serta takdir ketahui, Gufeli mencintai Tuan Badaknya dalam versi perpindahan jiwa sebagai Eric dan rasa cintanya kepada Morgan (asli) pudar 22,0%. Mungkin angka itu yang pantas mendeskripsikan perasaan Gufeli sesungguhnya.

Sejak tadi, usai melepaskan helm Gufeli mata amber Morgan tak lepas menatap tatapan Gufeli yang begitu dalam menatapnya.

Alis Morgan naik ke atas, otaknya tengah berfikir apa yang  bocah pendek di depannya pikirkan.

Tuk!

Morgan menyentil kening Gufeli sampai suara ringisan halus terdengar.

"Ish! Sakit tahuuuuuuuu!" kesalnya dengan nada merajuk sambil bibir love itu memberungut.

"Sikit tihiiiiiiii," ejek Morgan seraya bibir tipisnya itu dibuat-buat. "Kenapa natap gue kaya gitu banget tadi?" tanya Morgan membuat si cantik itu memainkan jarinya.

Kebiasaan Gufeli jika gugup memainkan jari atau membuang muka. Kalau tengah salting? Sudah di pastikan badannya bergoyang ke kanan dan ke kiri.

"Itu ....," cicitnya bersama jantung berdegup kencang.

"Apa?!" desak Morgan tak sabaran.

"ADA TAHI MATA DI HIDUNG KAK MOMO! GUGU DULUAN KE KELAS! DADAH!!" teriaknya menjawab rasa penasaran Morgan tapi setelahnya lelaki mungil itu melarikan diri agar tidak di interogasi Tuan Badaknya lagi.

Morgan melongo menatap kesal Gufeli yang berusaha kabur darinya.

Mulutnya bahkan komat-kamit membaca mantra buat Tuan Lonte yang setiap harinya bikin kesel, darah tinggi, kolestrol naik, tertekan, depresi, frustasi, dan masih banyak lagi. Namun sejujurnya dibalik kesalnya Morgan terhadap Gufeli, ia amat mencintai Pemiliki hewan kambing berkaki empat itu.

Membawa langkahnya mengikuti lari Gufeli yang sudah seperti kucing mengalami fase kawin, kaki panjang Morgan terhenti saat tepukan pada bahunya membuat ketua ANTHONI menoleh.

"Napa, Nos?" tanya Morgan berbalik sempurna menghadap Thanos. Si empu yang menepuk bahu Morgan tadi.

"Malam ini ada turnamen balapan liar di jalan Samudera Barat. Lo mau ikut?" ajak Thanos. "Jasper, Natta sama Dewa juga bakal gabung di sana. Siapa tahu lo ikut dapat juara pertama," lanjutnya seraya menaikkan kedua alis.

"Harus banget malam ini?"

"Iyalah! Lo sibuk? Kalau sibuk ga—"

"Oke, gue ikut. Jam berapa?" potongnya cepat sampai merubah raut wajah Thanos gembira.

Transmigrasi MorganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang