"S-Sakithh..." lirih Gufeli menahan sakit pada kulit kepalanya saat Cinta semakin meremas surainya."SAKIT? INI BEL- AWSHH!!!" ucapannya terhenti saat sebuah tangan mencengkram kuat rahang kecilnya. Cinta terperanjat kaget melihat pupil mata Morgan melebar tajam sampai kedua alis pria itu menukik, membuat aura yang Morgan keluarkan mampu membuat sekitar kantin termasuk Cinta, ketakutan.
"Lepasin tangan sampah Lo itu, atau kuku jari gue ini nusuk pipi Lo sampe berdarah," titahnya kejam.
Cinta diam, tangannya masih mencengkram rambut Gufeli sampai anak manis itu menangis. Hingga, cengkraman Morgan pada rahang Cinta semakin kuat dan meninggalkan jejak kuku Morgan yang tajam itu, darah mulai menetes perlahan.
Cinta tidak kuat menahannya, dia kira melawan Morgan akan mengalah pria itu, tapi dia salah besar. Ya, lawan yang Cinta hadapi bukan lagi aura ketua Anthoni melainkan ketua Leon. Dikenal tidak belas kasihan jika ada yang mengusik ketenangannya, tanpa mengenal lawan jenis.
"O-Oke," patuh Cinta melepaskan surai Gufeli hingga tangannya mendapatkan helaian rambut Gufeli yang rontok.
Phuwin dan Kitty menghampiri Gufeli yang sedikit lagi terjatuh karena kursi yang Pria cantik itu duduki tidak ada sandarannya, mereka membawa Gufeli menjauhi dari situasi ini.
"Mana yang sakit, Gu?" tanya Gun menghampiri sahabatnya yang terisak itu.
"Gugu gak apa-apa, kok," bohongnya berusaha kuat, tapi ketiga sahabat Gufeli tahu jika anak manis ini ketakutan dan syok.
"Lepasin, Mor. Sakit," pintanya seraya meringis karena cengkram pada rahangnya bukannya mengendur, tapi malah kuat.
Kuku-kuku Morgan pun sudah menampakkan bekas darah segar dari rahang kecil gadis di depannya.
Morgan tertawa hina. "Sakit? Sakit mana lagi saat Lo jambak, Gugu? Lo sadar sudah berurusan sama siapa, hm?" tanya Morgan dengan suara rendahnya.
"Mor, udah. Lo bisa bikin anak orang mati. Lebih baik Lo bawa Gufeli ke UKS. Dia ketakutan," sergah Jasper menarik tubuh besar sahabatnya sampai tangan pria itu, akhirnya lepas dari rahang Cinta.
Tatapan sang ketua Anthoni menusuk seakan tatapan itu adalah sebuah panah yang siap menembak mati jantung Cinta. Pertama kalinya seumur hidup, Eric membenci seorang perempuan. Waktu di raga tubuh aslinya, dia tidak pernah menemukan spesies Lampir seperti Cinta, malah paling banyak pria yang mengganggunya bersama pacar-pacarnya.
"Gue tandain Lo," tunjuk Morgan pada Cinta yang menangis sesenggukan dipelukan sahabatnya.
Ia tidak peduli tatapan semua orang kepadanya saat melukai seorang perempuan. Bagi Morgan, jika ada yang melukai Gufeli— balas orang itu tanpa diberi ampunan.
Sialan!
Hari pertamanya sekolah sudah mendapatkan masalah seperti ini.
Morgan berbalik, ia menghampiri Gufeli. Mata elang ketua Anthoni menatap teduh tatapan si manis yang berkaca-kaca itu. Gufeli menahan tangisnya sampai nafas pria itu, sedikit memburu karena dia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Morgan
FanfictionBerawal dari saudara kembar namun beda dimensi. Eric Rayanza- dimensi dimasa lalu dikenal sebagai lelaki yang pemberani. Musuhnya dimana-mana sampai namanya dikenal di seluruh penjuru ibu kota. Namun, di saat melakukan tawuran dengan ancaman nyawa s...