Kenangan penuh luka
Hari ini adalah hari dimana kepulangan Akilah berserta kedua anaknya. Dan juga adik bungsunya. Ketiga pria itu berjalan beriringan dengan Akilah yang memimpin dan beberapa bodyguard yang berjalan di belakang ketiga Tuanya itu.
Suasana di bandara tak terlalu ramai meningkatkan sudah cukup malam. Sesampainya di depan sudah ada dua mobil yang menanti mereka. Mereka berempat pun masuk kedalam mobil.
Dengan yang paling mudah ikut dengan si wanita sedang kedua pria dewasa itu di mobil satu nya lagi. Akilah melirik pemuda yang ada di sampingnya. Yang tengah melihat luar jendela mobil.
"Begitu banyak yang berubah" ucap pemuda itu yang bernama Imanuel arxelo El'william. Anak yang dulu amat kehilangan adik kecil nya yang sudah lama tiada. sudah 9 tahun lamanya ia kembali tempat masa kecilnya. Dan kenangan bersama adiknya. Dan tempat dimana harus kehilangan adiknya itu.
"Hmm, semua sudah berubah" balas sang ibu Akilah. Mengusap rambut pirang putra nya. Yang masih melihat luar jendela. Ia tau apa yang Anak nya pikiran. Kembali nya ia ke Indonesia bukan tanpa alasan. mengapa ia kembali ke tempat dimana ia harus kehilangan sosok malaikat kecil nya itu. Untuk pertama kalinya ia akan mengunjungi tempat peristirahatan terakhir putra nya itu.
"Apa kita akan ke rumah Daddy mom" tanya Imanuel masih setia dengan kegiatan awalnya.
"Tidak, kita akan tinggal bersama ayah Raska Kamu tau kan hubungan mommy dan Daddy" balas Akilah kepada putra nya.
"Apa, mommy belum bisa melupakan kesalahan Daddy, apa mommy dan Daddy benar-benar sudah bercerai" ucap Imanuel lagi melihat wajah mommy nya.
"Bukan seperti itu nak"
"Jadi benar, in alasannya kenapa Daddy tidak pernah pulang ke mansion Kakek Bram, dan lebih tepatnya mommy lah yang mengusir Daddy bukan" ucap Imanuel, ia tek pernah melihat Daddy nya pulang selama adiknya itu tiada. Daddy, hanya sekali-sekali mendatangi nya itu setelah beberapa tahun. saat dimana ia sudah menempuh pendidikan tinggi.
"Mom, disini bukan hanya Daddy yang salah tapi ayah juga, bahkan kakak juga menyebunyika hal ini. Tapi kenapa mommy seakan-akan hany Daddy lah yang bersalah" lanjut nya.
"Pak berhenti" ujar Imanuel kepada supir ayah Baraska. Namun sang sopir tak menggubris perkataan taun muda nya itu.
Imanuel yang melihat sang sopir tak mau menepih kan mobil nya ia pun berkata "Pak saya bilang berhenti" tekan Imanuel lagi
Sang sopir pun buru-buru menghentikan mobilnya ke tepi jalan. "Maaf Tuan muda" ucap sang sopir menunduk.
"Huft"
Imanuel menghela nafas dengan kasar. Ia pun buru-buru keluar dari mobil mengabaikan panggilan dari ibunya. Berlari begitu saja menjauh dari mobil. menuju taman yang kebetulan tak jauh dari pinggir jalan.Akilah menghembuskan nafas dengan kasar. Sang sopir yang melihat itu. "Maafkan saya nyonya" ucap supir itu.
"Bukan salah bapak" balas Akilah yang ingin keluar Menyusul Imanuel namun sang sopir berkata.
"Maaf kan saya nyonya, lebih baik biarkan saja Tuan mudah sendiri dulu. Nanti setelah saya mengantar nyonya di rumah tuan Bara, saya akan kembali lagi ke sini kebetulan taman di sana masih cukup ramai oleh anak muda yang sekedar menongkrong di sana.. dan mereka tinggal di perumahan yang tak jauh dari sini dan sebagai mereka juga tinggal di perumahan yang sama dengan tuan Bara" ucap sang sopir panjang lebar.
Akilah pun mengangguk sedangkan pandangan nya tak lepas dari Imanuel, yang berjalan memasuki area taman. Ia menghela napasnya.
Mobil itu pun kembali melaju memasuki perumahan elit di kota itu.⚾🛹🛹🏀
Sedangkan di sisi lain. MC utama kita tengah duduk manis di sebuah tempat penjualan kaki lima. Ya itu tukang martabak. Langit tengah menunggu pesanan nya.
"Adek, ini martabak manis nya mau pakai apa" ucap sang penjual kepada langit yang merupakan pelanggan nya itu.
Langit yang di tanya pun segera bangkit dari duduknya lalu berdiri di sebelah bapak penjual martabak. "Biasa pakdeh, coklat kacang keju" ucap langit. "Tapi keju nya Tamba hin ya pakdeh" lanjut nya.
"Iyo apa si yang nggak buat anak ganteng" balas pakdeh dengan candaan nya. Tapi memang benar remaja laki-laki di samping nya itu amat sangat tampan. Dan senyuman nya juga begitu manis. membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan ikut tersenyum.
"Pakdeh bisa aja" balas langit dengan senyum nya dan sedikit kekehan.
"Kan memang iya nak Langit ini sangat tampan. Mengingat kan pakdeh sama seseorang yang mirip kamu tapi itu udah lama banget mungkin udah 20 tahun na yang lalu, dia juga langganan pakdeh mungkin saat itu seusia mu" ucap pakdeh lagi melihat langit ia jadi ingat remaja yang dulu pernah beli dagangan nya dan suka menongkrong di taman yang dulunya sebuah danau.
Langit hanya tersenyum mendengar pria di hadapannya. Bercerita tentang orang yang katanya mirip dengan nya itu. Bukan satu kali langit mendengar perkataan yang serupa. Mungkin 5-10. Orang mengatakan hal yang sama saat pertama kali bertemu dengannya.
Apa Mungkin itu papa nya. Mengingat ia sama sekali belum pernah melihat rupa Papa, Walaupun dari sejari photo bahkan ia belum melihat nya. mungkin saja ibunya memiliki foto-foto Papa nya. Tapi mau bertanya pun pasti ibunya akan melarang nya. ..
"Jadi berapa pakdeh" ujar langit. Mengeluarkan uang dari dompet nya.
"Ini martabak telor nya kan dua. sama manis nya tiga Terus susu kotak dua air mineral nya dua ya. Jadi totalnya Dua ratus ribu dek" balas pakdeh.
"Ini pakdeh, yang empat antara ke mereka ya pakdeh. Langit mau langsung pulang soalnya. Bisa kan pakdeh. maaf ya pakde Udah ngerepotin" ucap langit memberikan uang tiga lembar berwarna merah.
"Bisa, tenang aja pakdeh juga mau sekalian kesana. Pakdeh juga gak ngerasa di repotin ngapain adek minta maaf" balas pakdeh menerima uang yang di berikan langit.
"Ini kebanyakan dek" ucap nya lagi.
"Gak pa-pa pakdeh, buat pakdeh aja Langit pamit ya pakdeh" balas langit dan berlalu dari tempat itu. Berjalan menyusuri jalan yang tak terlalu sepi karena ia masih bisa melihat teman nya yang tengah bermain basket.. dari sebrang jalan. Sekali ia akan menyoraki saat suara temannya itu bersorak. Padahal tempat temannya itu masih sedikit jauh mengingat tempat penjualan martabak itu di ujung jalan masuk atupun keluar tapi suara temannya itu begitu kencang.
Tak serek. Langit menaruh Sketborad nya ke asal. Dan mengayunkan kaki nya dengan pelan.
⚾🛹🛹🏀
"Huft" helaan nafas itu keluar dari pemuda tampan, yang tengah duduk di taman sambil memandangi segerombolan Remaja yang tengah bermain basket di hadapan nya yang hanya di halangan oleh seperti jaringan yang terbuat dari kawat itu.
Berdiam di tempat ini mungkin adalah pilihan terbaik untuk menghilangkan Amarahnya saat beradu cekcok dengan sang ibu. Mungkin jika Abang nya melihat nya Abang nya akan memarahi nya. Karena sudah marah dengan mommy nya.
Hingga tak lama ada seorang remaja yang mengahapiri nya dan berkata.
"Excuse me, may I sit here?" Ujar remaja laki-laki itu dengan bahan Inggris nya.
TBC
Typo tandai jangan lupa vote Dan komen biar aku tambah semangat lagi update nya see u next time Bye Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah Sky Archel El'w. S.2
אקראיMenceritakan remaja bernama Noah Sky Archel el'w. Sering di panggil Langit pemuda yang selalu mendapat kan luka fisik yang keluarganya berikan kepada dirinya. Hingga sesuatu saat. Kakeknya membawa pergi menemui seseorang... Kakeknya bilang "Dia pa...