12. Trauma

222 6 0
                                    




"Akh sakit ahan"lirih elina menahan rasa sakit nya

Bima yang melihat itupun langsung terdiam, apa yang ia lakukan hingga memukul elina

"Elin kamu baik baik kan?"tanya arhan khawatir

Elin yang mendengar pernyataan arhan pun ia abaikan , karna ia melihat wajah arhan yang di penuhi banyak luka dan bibir sobek yang mengeluarkan sedikit darah

Tangan elina pun menyentuh luka yang di bibir arhan

"Ahan bibir kamu terluka" ujar elina gemetaran

"Ahan? Seperti panggilan dia" batin arhan

"Sayang kamu baik baik saja?" Tanya bima memegang bahu elina, namun sebelum tangganya menyentuh elina sudah dulu di tepis oleh arhan

"Tidak usah memegang istriku tuan" ujarnya dingin

"Apa maksud kamu arhan"ujar Bima marah dan ingin menampar arhan namun berhasil di cegah Elina

"Udah pa" lirih elina
"Kita ke kamar ya, kita obatin punggung  kamu pasti memar"bujar arhan lembut

Elina hanya mengangguk , tanpa berlama lama arhan pun mengendong elina dengan ala koala

"Bi tolong anterin kotak p3k nanti ke atas ya" ujar arhan

"Baik den"

Sesampainya di kamar arhan pun mendudukkan Elina di kasurnya

"Sini saya liat punggung kamu"

"Gak usah"

"Saya tidak terima penolakan"

Tanpa menunggu jawab elina arhan pun menyingkap baju sekolah yang masih di pakai elina, memarnya hanya sedikit

"Memar kamu gak terlalu keliatan tpi bakaln saya kompres kok"
ujar arhan

Tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamar arhan

"Kayaknya itu bi mina " ujar elina
"Sebentar ya"

Arhan pun membuka pintu kamarnya

"Ini den kompresan sama kotak p3k nya"ujar bi Mina

"Makasih bi" ucap arhan

Arhan pun langsung masuk kedalam kamar dan duduk di samping elina

"Hadap belakang biar saya kasih saleb" pinta arhan

Elina pun langsung membelakangi arhan, arhan langsung mempolesi saleb di punggung elina

"Sudah selesai"

"Sekarang biar gue yang ngobatin luka lo" ujar Elina

Elina pun langsung mengobati luka arhan, namun tanpa Elina sadari mereka sangat dekat , hingga elina pun sadar atas kedekatan mereka  dan langsung memberi jarak di antara mereka berdua, nmun arhan langsung mengangkat Elina dan duduk di pangkuan nya

"Eh ngapain lo dudukin gue disini" ujar elina hendak turun namun di cegah oleh arhan

"Gini aja biar mudah ngobatin nya" ujar arhan

Namun elina tetap bersikeras untuk turun dari pangkuan arhan , namun tidak bisa karna kini arhan memeluk nya, Elina pun hanya pasrah

"Sttt pelan pelan elin"

"Oh sorry"

Elina pun mengobati luka arhan dan sesekali meniupnya, arhan jadi gagal fokus ketika matanya melihat bibir elina yang sedang meniup lukanya

Elina yang sedang meniup lukanya arhan , tiba tiba kaget atas apa yang di lakukan arhan ....

Cup

MENIKAH DENGAN GUS DINGIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang