6. Masuk pesantren

188 5 0
                                    


Setelah mengantar teman teman nya Elina pun langsung pulang.

Ketika di perjalan pulang Elina pun dihadang oleh 4 motor, alih alih Elina pun keluar dari mobilnya.

"Kalian siapa ya?" Tanya Elina.

"Lo lupa kita siapa?" ujar Elang sambil membuka helmnya.

"Lo?" Elina kaget.

" Iya gue yang lo ganggu buat ambil uang cewek tadi" ujar Elang.

"Loh kok salah gue si, kan gue cuman nolongin dia" jelas Elina pasalnya kok dia juga yg di salahkan coba.

"Banyak bacot Lo seraaang" teriak Elang.

"Heh tunggu dulu."

"Apa lagi."

"Gak malu berkelahi sama cewek?"

"Bacot" ujar Elang

"Seraaang."

Namun lagi² Elina menghentikan mereka.

"Apalagi si" geram Elang.

"Kalian laper gak gue laper ni" ujar Elina.
"Iya bos  gue juga laper" sahut yang lain.

"Yaudah kita makan dulu, Lo mau apa?" Tanya Elang.

"Pop mie aja gak si, yang ada di persimpangan sana" ujar Elina.

"Yaudah Riz lo beli gih, nih uang nya" ujar Elang.

Mereka pun langsung membeli makanan, tanpa mereka sadari, gadis yg bersama mereka sudah pergi.

"Huh untung mereka gk sadar, terima kasih ya Allah engkau telah menyelamatkan hamba" lirih Elina.

"Eh bos, sadar gak kek ada yang kurang" ujar Rizki.

"Iya ya"

"Anjir cewek tadi hilang." mereka pun langsung pergi untuk mencari Elina.

"Sialan mereka ngejar gue, duh gimana ni mampus gue" pekik Elina ketika melihat mereka lewat  kaca mobil.

Meraka pun kejar kejaran hingga Elang menghalangi mobil Elina.

Tok
Tok
Suara kaca mobil

"Heh buka gak, berani lo kabur dari kami" ujar Elang.

"Keluar gak lo" ujar Elang.

Dengan terpaksa Elina pun keluar dari mobil.

"Apa mau lo?" tanya Elina.

"Mau gue adalah lo jadi jalang gue hahah" tawa Elang.

Plak
Suara tamparan dari Elina.

"Lo kira gue cewek murahan ha!" teriak elina.

"Kurang ajar" pekik Elang

Ketika tangan Elang hendak menampar Elina tiba tiba sebuah tangan menahan tangan nya.

"Dia? " batin Elina.

"Gak usah main kasar sama cewek" ujar Arhan dengan wajah datarnya.

"Wih ada pahlawan nih" ujar Elang.

"Serang aja bos" ujar Gilang

"Ok , 2 lawan 4" teriak Elang.

"Udah lah bos habisi aja mereka bos lagian mereka cuman berdua , apalagi yg perempuan kan lemah" ujar Andi degn nada meremehkan.

"Apa lemah?" batin Elina.

Tanpa basa basi Elina pun langsung memukul Andi.

Bugh

"Anjing burung gue" teriak Andi sambil memegang selangkangan nya, siapa lagi pelakunya kalo bukan Elina.

"Emang enak makanya jangan bilang gue lemah wlek" ujar Elina sambil mengejek Andi

Mereka yg melihat nya langsung memegang selangkangan mereka masing².

Bugh
Pukulan keras mengenai ujung bibir Arhan, siapa lagi pelakunya klo bukan Elang.

Elina yg melihat itu langsung membantu Arhan.

Bugh
Tendangan maut dari Elina

"Anjing burung gue" teriak Elang sambil memegang selangkangan nya.

"Untung gue ada baca cerita nya canva jadi jago deh hihi" ujar nya cekikian.

"CABUT" teriak Elang sambil memegang ehem nya.

Mereka pun langsung pergi dari sana, mereka trauma dengan apa yg menimpa Andi dan Elang.

"Hm thanks ya lo udah nolongin gue" ujar Elina

"....."

"Lo gak papa kan" tanya Elina pasalnya di ujung bibir Arhan ada darah .

"......"
Masih tak ada jawaban

Anjir ni orang dingin amat" batin Elina

"Yaudah gue pamit ya ati² lo"
Elina pun langsung pergi dari situ hingga sebuah suara menghentikan nya.

"Lain kli jangan ganggu merek lagi" ujar Arhan dgn wajah datarnya.

"Iya" jawab Elina.

"Mengapa tingkah nya sangat mirip dengan Elina " batin Arhan.

Arhan pun langsung pergi dari sana dan pulang kerumah.

Sesampai di rumah Arhan langsung melihat papanya yang ada di ruang tamu sendirian

"Dari mana Arhan" tanya Bima.

"Nongkrong" jawab Arhan.

"Nongkrong katamu, kmu kira saya tidak melihat kmu Arhan, saya tidak mau tau kamu harus saya masukin ke pesantren Arhan" papar Bima.

"Tpi pa, saya tidak mungkin meninggalkan mereka."

"Saya tidak terima bantahan. besok kmu harus pergi kesana" papar Bima tak mau di bantah.

"Saya tidak mau pa, buat apa saya harus masuk pesantren, toh yang jahat disini anda bukan saya" papar Arhan dengan wajah datarnya.

Plak
Suara tamparan dari Bima

"BERANI KAMU BANTAH SAYA ARHAN , SAYA TIDAK MAU TAU LUSA KAMU HARUS MASUK PESANTREN "teriak Bima tak mau di bantah.

"Benar kata papa kamu Arhan, itu jga demi kebaikan kamu"ujar Sinta

"Lo gak berhak ikut campur urusan gue" papar Arhan.

"Maaf kan mama sayang, mama gak bermaksud "ujar Sinta sedih yang dibuat buat.

"Jaga ucapan kamu Arhan" marah Bima

"Cih drama" batin Arhan.

"Terserah papa" pasrah Arhan.
Arhan pun langsung pergi dari sana dan masuk ke kamar nya

"Ngapain gue harus masuk pesantren, padahal yang harus masuk pesantren itu dia karna dia tidak tau bagaimana harus mendidik anak" papar Arhan.

Arhan pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya

Setelah membersihkan diri Arhan pun bergegas untuk tidur , namun ketika hendak tidur nexstra matanya tidak sengaja melihat foto masa kecilnya bersama gadis kecil yang tak lain adalah Elina.

"Elin Lo di mana sekarang gue kangen sama lo, semoga gue cepat ketemu sama Lo dan menepati janji gue" ujar Arhan sambil mengusap figura foto mereka, ia meletakkan kembali foto tersebut di samping tempat tidurnya dan merebahkan badannya tidak lama kemudian ia pun tertidur.












MENIKAH DENGAN GUS DINGIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang