Pertemuan

285 23 10
                                    

Penerbangan dari Jakarta-Doha kali ini cukup melelahkan untuk Rindu. Terlihat dari ekspresi wajah gadis berambut lurus itu lesu. Perjalanan yang memakan waktu 8 jam 30 menit begitu terasa lama dan membosankan, pasalnya Rindu bepergian sendiri. Biasanya dia pergi dengan dua sohibnya, namun karena keisengan dua sahabatnya itu dia ditinggal saat ketiduran di Bandara Soekarno-Hatta. Rindu pun sudah seperti anak kucing yang hilang di tengah lautan manusia.

Senjana Rindu Al Mughni, seorang gadis berparas cantik yang memiliki ciri khas orang Indonesia tulen itu sangat baik, lugu, dan polos. Gadis dengan sapaan Rindu itu termasuk cerdas dan pintar dalam menguasai beberapa bahasa; bahasa Belanda, bahasa Korea, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia tentunya. Ia memiliki dua sahabat yang saat ini sudah sampai di Qatar. Mereka memang akan liburan di negeri beriklim gurun, sekalian akan menyaksikan pertandingan AFF U-23 yang diadakan di Stadion Abdullah bin Khalifa.

Sahabat Rindu yang pertama adalah Karen Maulida S.. Sahabat Rindu dengan sapaan Karen itu telah menjalin hubungan persahabatan selama hampir 10 tahun. Dia memiliki rambut ikal sebahu itu memiliki karakter yang tegas. Walaupun dikenal dengan nada bicara yang keras, gadis ini memiliki hati lembut dan kesetiakawanan yang tinggi. skip, telah meninggalkan Rindu di bandara seorang diri karena keusilannya dengan sejawatnya.

Satunya lagi bernama Selena Gracia, seorang gadis berdarah campuran Australia-Tegal. Tubuhnya sedikit kurus dari Rindu dengan tinggi 176 cm setara dengan tinggi Karen. Diantara mereka bertiga Rindu lah yang paling mungil, 26 cm lebih rendah dari mereka berdua. Namun diantara mereka bertiga, Selena lah yang paling punya bahan pembicaraan mengenai kosmetik keluaran baru launching di Paris, Jepang, dan Korea. Tak heran jika dia memiliki detail penampilan paling fashionable.

Banyak orang lalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang berlari menuju pintu masuk bandara, ada yang duduk sambil memainkan ponsel, ada berbincang dengan rombongan, ada juga yang mengantre mengambil koper dan bawaan mereka. Rindu pun kini berada di barisan pengambilan barang. Tak selang lama, ia mendapatkan kopernya dibantu oleh petugas bandara.

Rindu berjalan menuju kursi tunggu. Namun karena sibuk mencari ponselnya di tas, ia menabrak seseorang. Brukkk.., ia pun hampir terjatuh. Namun karena gapaian tangan kekar, ia bisa menahan tubuhnya. Rupanya pemilik tangan kekar itu adalah seorang pemuda asing.

"Eh.. sorry, Sir. I accidentally." (Eh.. maaf, Pak. Saya tidak sengaja.) Ia pun meminta maaf dan membungkukkan badan sebagai rasa penyesalan karena ketidak hati-hatiannya. Tak ada jawaban ataupun respon dari pemuda asing itu. Hanya sejenak lamunan, lalu pergi.

Huh.. Ganteng sih, tapi gak ada ramah-ramahnya blas_Rindu

Rindu menuju kursi kosong yang ada di depannya. Kembali ia mengambil ponsel di tas untuk menghubungi kedua sahabatnya. Tut... tut... sambungan telpon Rindu ke Karen.

"Iya, hello. Kenapa, Beb? udah dimana? hehe.'' Tanya Karen tanpa merasa bersalah.

" Tega lo ya, ninggalin gue pas lagi nyenyak-nyenyaknya." Omelnya pada Karen.

"Yaa sorry. Abis lo kita bangunin gak juga bangun. Bagong amat tidur lo. Daripada kita ketinggalan penerbangan, ya lo kita tinggal aja. Haha." Jelasnya puas.

"eum. oke. kali ini gue maafin. Tapi cepet jemput gue. Gak paham daerah sini." Pinta Rindu pada Karen.

"Sorry lagi nih, gak bisa jemput. Hehe, soalnya lagi mager. Maklum hari pertama. Suka ilang timbul mulesnya. Kalau gue nyuruh Selena, lo kan tau sendiri dia gimana, yang ada ntar kita kehilangan jejaknya pulak. eh, udah dulu, mules gue kambuh. Lo susulin kita aja ke hotel Westin. Sebagai gantinya gue tf biaya transport dan makan lo selama disini. Dah. Bye." Jelasnya, terdengar suara larian di seberang telpon.

INGEWIKKELD (Rumit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang