Time With Friend to Wisata Kuliner

72 13 0
                                    

"Wuaooww... Ramai banget!" Decak Selena takjub.
"Apa setiap pagi seramai ini orang-orang menyerbu wisata kuliner disini?" Lanjutnya.

Karen mengedikkan bahunya.
"Mana ku tau lah wak." ucapnya.

Sesaat mereka memperhatikan sekeliling. Rindu mengekor pada kedua sahabatnya yang sangat bersemangat akan memborong kuliner disini.

"Aku rasa jika kita tidak segera ikut dalam kerumunan para pedagang ini, kita bakal kehabisan." Ucap Selena.

Begitu banyak orang-orang yang berlalu lalang menghampiri para pedagang yang ada di wisata kuliner ini. Riuhnya percakapan antara pedagang dan pembeli tercipta mendenging di telinga. Mereka bertiga pun langsung melangkahkan kaki, menajamkan mata menyusuri setiap menu yang terpampang di kaca-kaca kios.

Rindu dan kedua temannya berhenti di sebuah kios uang menjual madrouba. Mereka berniat mengisi perut mereka dengan bubur Qatar itu sebelum menjejaki kuliner lainnya. Usai sarapan pembuka, mereka keluar dari kios penjual madrouba dan kembali menyusuri kuliner lainnya. Langkah mereka terhenti di depan pedagang ragag. Cemilan manis untuk pagi hari. Ya, mereka membelinya.

"Lena.." Panggil Karen, setengah membuyarkan pikirannya.

Sontak Selena dan Rindu menoleh bersamaan.

"Iya?" jawab Selena sembari menaikkan satu alis.

"Itu Justin nggak sih?" Tanya Karen sambil memusatkan pandangannya pada sosok yang memakai kaos jersey timnas bewarna merah yang berjalan dari arah lawan sambil mengobrol dengan rekannya.

"Siapa?" Rindu pun ikut memperhatikan sosok yang dimaksud itu.

Damn.. itu orang asing yang pernah ku tabrak ya. Tidak salah lagi._Rindu

Dan yang di sebelahnya itu adalah Rafael. Pemain timnas yang bermain sebagai penyerang di klub Eerste Divisie ADO Den Hag dan Tim Nasional Indonesia.

"Justin Hubner! Justin!!" Karen memekik cukup keras sehingga menimbulkan kehebohan sesaat.

Orang yang bersangkutan pun tersenyum. Seketika Karen menarik tangan Rindu dan Selena untuk berlari menghampiri Justin dan Rafael. Sudah dipastikan mereka akan meminta foto dan tanda tangan. Mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan di depan mata saat ini. Upss.., mereka yang dimaksud hanya Karen dan Selena, tidak dengan Rindu.

"Justin, sorry for causing a moment of excitement.makes you uncomfortable. But can we take a photo with you? and ask for your autograph, please!" Izin Karen dengan penuh semangat.
(Justin, maaf telah membuat kehebohan sesaat yang membuatmu tidak nyaman. Tapi bolehkah kami mengambil foto bersamamu? dan minta tanda tanganmu?)

"Ok. No problem." Jawabnya.
(Iya. Tidak masalah.)

Karen pun memberikan ponselnya pada Rindu. Sudah ia pastikan Rindu tidak akan berniat foto bareng idola mereka. Rindu memang beda. Tiga sampai 5 kali jepretan dengan berbagai pose.  Setelah foto bareng, Karen dan Selena meminta tanda tangan pemain timnas itu. Karena tidak membawa kertas, Karen menyodorkan tas abu-abu kesayangannya untuk ditanda tangani sang idola. Sedangkan Selena langsung pada kaos putih yang ia kenakan.

Sejenak tatapan heran kedua pemain timnas itu yang ditujukan pada Rindu. Pasalnya dia hanya berdiam diri melihat kegirangan dua temannya tanpa ikut nimbrung berfoto. Bukankah kebanyakan penggemar perempuan akan melakukan hal yang sama usai melihat idolanya. Hal itu tidak berlaku untuk Rindu.

Dia memang berbeda. Sepertinya dia tidak asing. mengingatkanku pada seseorang._Justin

"Big thanks Justin and Rafael. Nice to meet you." ucap Karen dan Selena bersamaan yang di angguki oleh mereka berdua.
(Terima kasih banyak Justin dan Rafael. Senang bertemu denganmu.)

INGEWIKKELD (Rumit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang