Rindu mengeluarkan sebotol air putih dari dalam kulkas dan menuangkan isinya ke dalam gelas lalu meneguknya. Tangan kanannya meraih satu pisang goreng yang tersaji di meja pantry dan mengunyahnya. Tak terasa gigitan demi gigitan perlahan sudah menghabiskan semua pisang goreng yang ada di piring.
'He~ekkk' suara alami yang keluar setelah si pemilik telah kenyang.
Dari arah pintu depan Bunda Dian melangkah menuju dapur. Ia hendak mengambil sepiring pisang goreng untuk suami tercintanya.
"Ehh, kesayangan Bunda sudah bangun."
"Pagi, Bunda."
"Pagi juga sayang." sembari mengecup dahi anaknya.
"Bunda dengar semalam ada yang kesambet nonton timnas sampai pagi, tumben???" lanjutnya.
"Hehehe, Bunda. Ya lagi pengen aja, Bun."
"Pengen apa pengen?" Telisik sang Bunda.
"ihh, Bunda."
"Iya in aja deh. Eh, Er tahu pisang goreng di atas meja ini nggak?"
"Tahu, Bun."
"Dimana?"
"Di sini" sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Semuanya?"
"hehehe" kekehnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kamu, nih. Kadang Bunda heran deh sama Er, makan banyak tapi badang gak juga gendut."Bunda melenggang menuju pintu luar lagi. Sedangkan Rindu kembali ke kamarnya untuk mandi. Sesampai di kamar, ia tak langsung mandi. Ia malah mencari ponselnya hingga selimut dan bantal berserak di lantai. Setelah menemukan benda pipih itu, ia membuka beberapa notice pesan yang muncul di layar utama.
N👻
Thanks dear, and sorry new reply your message.No Problem.
What u doing now?
I go...
Belum sempat menyelesaikan ketikan balasannya, panggilan video muncul. Rindu segera menerima panggilan tersebut.
"Dear"
"Yeap, why?"
"I missed you so much."
"Huhnn It's still early."
"Ya, because it."
"My dear, what are your activities today?"
"There isn't any. And you?"
"I there are no plant yet."
"Dear"
"Yes, Nathan."
"I love you."
"I too. Umm, May I call you 'Abang' in Indonesia language?"
"Abang?? what it is?"
"'Abang' a nickname that shows affection and respect towards someone.
I think it sounds more refined and polite.""It's okay. Anything for you, I like that. The most important thing is thas you are comfortable."
"Thank's, Abang.
You know, one of my wishes after having a lover is to call him that."
"Woow.. verry simple. But I like it."Saat mereka sedang asyik mengobrol, Bunda Dian masuk ke kamar Rindu. Sebelumnya Bunda sudah mengetuk dan memanggil pemilik kamar, karena tidak ada jawaban, Bunda langsung membuka pintunya.
"Er.." Sembari memutar gagang pintu dengan kepala menelusup masuk mencari penghuni kamar tersebut. Seketika Bunda membungkam mulutnya sembari mengangguk-anggukkan kepala pertanda telah memergoki putrinya sedang menerima panggilan video dari seseorang. Tatapan curiga langsung menohok mata putrinya meminta penjelasan. Orang yang bersangkutan pun seketika kaget dan merasa malu sudah terciduk oleh Bunda.
Tak lama usai Bunda keluar, Rindu mengakhiri obrolannya dengan sang kekasih."Abang, sorry I have to end our conversation this time. my mother is looking for me."
"Oke, dear. No problem. Besides, I also have an appointment with Justin and other friends."
"Ok. Bye Abang."Obrolan berakhir.
Panggilan itu begitu nyaman mengalun di telingaku._Nathan
"Bun... Bundaa" Suara Rindu nyaring mengisi setiap ruang.
Tak menemukan sosok Bundanya di dalam, langkah kakinya tertuju pada halaman belakang. Benar, terlihat sang Bunda sedang memetik bunga mawar di taman.
"Bunda tadi nyari Er, ya? Ada apa, Bun?"
"Iya, sayang. Rencana nanti malam ayah mau ngajak ke rumah Oma."
"Wah.. Iya, Bun. Sudah lama juga tidak ke sana."
"Makanya itu, kebetulan ayah ada job di daerah sana."Rindu duduk di kursi panjang yang ada di bawah pohon mangga menghadap ke taman bunga milik Bundanya.
"Er.."
"Iya, Bun?"
"Nggak mau jujur nih sama Bunda?"
Rindu tersipu, karena paham arah pembicaraan Bundanya.
"Cuma temen kok, Bun."
"Masih nggak mau ngaku nih ceritanya?"
"Ummm... Oke deh, Bun. Er ngaku. Tapi janji Bunda gak marah?"
"Bunda akan marah dan merasa kecewa kalau Er bohongi Bunda."
"Maaf, Bun. Er gak bermaksud untuk itu. Iya deh, Er ngaku sebenarnya I have a boyfriend." Kepalanya tertunduk sembari memainkan jari-jari tangan.
"Hmm..Ternyata anak Bunda sudah besar. Bunda tidak marah sayang. Asal Er bisa jaga diri dan jaga marwah seorang wanita. Jadi siapa calon mantu Bunda??"
"Ih.. kok udah bahas mantu sih Bunda nih. Er masih kuliah juga Bun. Lagi pula dia juga masih fokus sama karirnya."
"Iya kan bener sayang. Bukankah setiap hubungan akan berlabuh pada pernikahan? kecuali hubungan itu main-main."
"Ih.. Bunda. Nggak gitu Bun." Potong Rindu.
"Terus?"
"Dia salah satu pemain timnas, Bun."
"Wah.. pantes jadi suka bola dadakan. Siapa sayang?? Ernando? Riski? atau Marcelino?" Hanya gelengan kepala atas semua nama yang Bunda sebutkan.
"Dia pemain naturalisasi Bun, Nathan."
"Eh.. Bule to calon mantu Bunda. Tapi Er, bukannya Nathan itu banyak cegil yang menggemari dia ya???"
"Hu um, Bun. Ngeri kan saingan Er, se-Indonesia."
"Nggak nyangka sih, Bunda. Sejak kapan Er?"
"Awal Er sampai di Doha, Bun."
"Er tahu dia berbeda dari kita?" Hanya anggukan lesu dari Rindu.
"Er, Bunda gak ada ngelarang Er dekat sama siapapun untuk melabuhkan hati. Namun sebelum terlanjur lebih jauh, Bunda hanya bisa memberi saran. Kalau bisa cari yang seiman ya sayang. Er tahu kan konsekuensi dan hukum dalam agama kita bukan." Setelah mengatakan hal itu, Bunda masuk ke dalam rumah membawa bunga-bunga yang telah di petiknya.Mendengar penuturan dari Bunda, Rindu langsung merasa ada sesuatu yang sangat tajam menyayat relung hatinya. Perih. Namun dia tidak bisa berhenti mencintainya. Bahkan Rasa itu kian membuncah di lubuk terdalam hatinya.
Ternyata LDR paling jauh bukan tentang jarak atau beda negara, melainkan beda keyakinan. _Rindu
Perlahan bulir-bulir bening mengalir di pipinya.
___________________________________________
Hi Reader's.
Bagaimana sejauh ini cerita ini menurut kalian semua? Berikan Komentar dong!🥺Terima kasih untuk yang sudah mendukung dan mau mampir ke ceritaku.
Jangan lupa Vote dan komentarnya!
Salam manis untuk semuanya.
Dafa Anisa☺
KAMU SEDANG MEMBACA
INGEWIKKELD (Rumit)
Teen FictionCinta itu datang tanpa bisa diduga dimana, kapan, dan pada siapa. * Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Salam kenal untuk Reader'...