Jennie sempat terpaku beberapa saat setelah melihat milik lisa yang sudah begitu menonjol terlihat dari luar celana panjang yang ia kenakan, wanita itu menelan ludah, ia tidak pernah sekalipun memperhatikan besar kemaluan milik sahabatnya yang sudah pasti lebih dari ukuran S atau M bisa jadi L atau mungkin XL
"Ya tuhan... j-jennie sorry" lisa begitu kalang kabut ketika ia membuka matanya menatap mata jennie sedang tertuju pada jendolan besar miliknya yang sempat ia remas beberapa saat yang lalu
Jennie tersenyum nakal, wajahnya kini memerah sama merahnya dengan wajah lisa yang kini sudah tampak seperti kepiting rebus
Jennie berdiri dari closet dan berjalan mendekati lisa, tangannya meraih jendolan di depannya kemudian meremasnya dengan kasar
"J-jennie... s-aakit"... lisa menelan ludahnya merasakan remasan jennie pada aset berharganya yang begitu kasar, apakah wanita itu kini marah dengan tindakan cabulnya
"Lepaskan celanamu...." Jennie mundur beberapa langkah dan kembali masuk kedalam bilik toilet mendudukan dirinya di closet yang sudah ia tutup sebelumnya
Lisa mulai kehilangan akal, ia merasa tertantang pada permintaan sahabatnya, mata lisa memperhatikan payudara sintal milik jennie yang menyembul dari balik dress yang ia kenakan menambah besaran volume kemaluannya dengan sedikit ragu lisa melangkah kedalam bilik toilet kemudian menutup pintu dengan satu kakinya
"A-apa yang mau kamu lalukan jennie"
"Cepat buka, atau aku akan berubah pikiran!"
Dengan ucapan tegas yang keluar dari bibir jennie lisa tersentak dengan cepat ia membuka kancing celana miliknya, menurunkan resleting dan boxernha hingga kedua celana itu kini bertopang pada dengkulnya
Benda itu begitu terlihat besar dan keras mengacung di hadapan jennie dengan cairan precum yang sudah membasahi ujungnya
"Oh sialllll... kenapa ia begitu besar" jennie menggelengkan kepalanya, milik kekasihnya tidak sebesar milik lisa, bahkan ukurannya tidak sampai setengahnya
Jennie tanpa ragu memegang benda didepannya, meraih dengan satu tangan miliknya dan mulai mengurut dengan lembut milik lisa
"Akhhh jennie tanganmu hangat"...
Lisa tak ingin tinggal diam, ia menyingkap bagian bawah dress milik jennie dan meminta wanita itu untuk duduk mengangkang, jennie mengikuti permintaan lisa, ia meletakan kedua kakinya bertumpu pada kedua kaki milik lisa
Lisa yang melihat celana dalam merah berenda milik jennie semakin gelap mata, ia mengarahkan kedua jarinya untuk menyingkap celana yang jennie kenakan dan mulai menggesek kemaluan milik jennie yang sudah basah dan terasa lengket di tangganya
Crekkk, crekkkk, crekkkk
"Akhhh li... enak..."
"Sejak kapan kau basah dan terangsang? Ini begitu banyak dan lengket jennie"
"Tutup mulutmu bajingan, lakukan saja tugasmu...."
Lisa sedikit tertawa dan sesekali mendesah, jennie masih terus bekerja meremas kemaluan lisa dan sesekali memainkan kedua bola dibawahnya hingga keduanya sudah merasa tak tahan lagi ingin segera mencapai puncak permainan panas mereka
"Menungging...."
"Pakai dulu kondommu..."
"Aku tidak membawanya..."
"Bodoh... keluarkan diluar kalau begitu"
"Oke...."
Jennie berdiri memunggungi lisa mengarahkan bokong indah miliknya dihadapan lisa, kedua tangganya bertumpu pada dinding kloset, dress milik jennie sudah tergulung bagian atas dan bawahnya hingga dress itu kini melingkar seluruhnya di perutnya
Lisa meludahi miliknya dan meratakan benda itu dengan liurnya kemudian memberi beberapa kocokan sebelum menggeseknya pada lubang senggama milik jennie yang sudah terlihat memerah di depan matanya
Lisa mengarahkan ujung kepala miliknya pada lubang milik jennie kemudian sedikit menghentaknya karena ia merasa pintu itu begitu sempit dan miliknya sedikit kesulitan untuk menembusnya
"Akhhhh pelan-pelan bajingan... itu sakit..."
Plak
Jennie mencoba memukul lisa agar ia segera berhenti menyakiti asetnya
"Milikmu begitu sempit jennie... jika tidak begitu milikku tidak akan bisa masuk"
"Akhhh... Milikmu yang terlalu besar... cepat gerakan li..."
"Sabar jennie...."
Lisa mulai mendorong miliknya di dalam milik jennie masih dengan tempo yang lambat, sambil meletakan tangannya pada kedua payudara milik jennie yang bergerak seirama dengan dorongan pinggul lisa
"Ohhhhh jennie milikmu begitu enak, ini begitu sempit... akhhhh"
Lisa semakin meracau, pijatan milik jennie dibawah sana begitu mencengkram miliknya memberikan sensasi yang luar biasa nikmat sementara jennie mulai merasa jika ia akan lebih dulu sampai dibanding lisa
Plokk, plokkk, plokkk
"Li lebih cepat, aku.... Akhhhh...li..."
Mendengar jennie yang akan sampai, dan kontraksi pada milik jennie yang semakin memberi sensasi jepitan yang begitu ketat pada milik lisa membuat lisa mempercepat dorongannya karena sepertinya mereka akan keluar bersama
"Li——aku..."
"Jennie———aku.... Akhhhhhh"
"Li——akhhhhhh shittttt... lepaskan milikmu"
Terlambat bagi lisa untuk menarik kemaluannya yang sudah memuntahkan lahar panasnya didalam rahim jennie hingga cairan lahar itu kini perlahan-lahan mengalir keluar dari milik jennie dan terjatuh diantara kedua pahanya
Nafas mereka berdua masih tersengat sengal, lisa memeluk jennie dari belakang melingkarkan tangannya pada pinggang milik sahabatnya, meminta wanita bermata kucing itu untuk bersandar di dadanya
"M-maaf aku tidak sengaja..." lisa membenamkan wajahnya pada leher jennie, menghisap aroma wanita itu dengan kuat
Jennie sudah pasrah dengan apa yang terjadi barusan, tubuhnya sudah begitu lemas, efek alkohol di tambah nafsu lisa yang begitu besar menumbuk kemaluannya dan menumpahkan cairannya di dalam rahim jennie membuat wanita itu ingin sekali tertidur dengan nyaman di ranjang miliknya
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
One night stand
FanfictionKejadian satu malam yang berhasil menjungkir balikan keadaan lisa dan jennie juga perasaan diantara mereka... antara cinta dan persahabatan kedua hal yang sulit untuk dipilih apa lagi harus dikorbankan... memilih cinta sama dengan kehilangan sahabat...