Bab 5

1.1K 87 8
                                    

~ SORRY HEART~

••••


"Oppa..." Panggilan lembut itu membuat Jeno mengernyitkan dahinya jengah, karena ia benar-benar masih bisa merasakan ciuman lembut Nana memenuhi bibirnya saat ini.

"Oppa?" tapi kali ini panggilan itu disertai dengan tepukan halus di pipi Jeno dan pelakunya adalah Nana yang kini tengah duduk di sebelah pria itu sambil berusaha untuk menyadarkan Jeno yang ternyata sejak tadi melamun di atas sofa besar yang ada di sebelah tempat tidur Nana.

"Oh?" Jeno tersadar dari lamunannya lantas menatap Nana yang sekarang kelihatan bertanya-tanya.

Jeno tersadar dan alangkah kesalnya dia saat menyadari kalau apa yang barusan terjadi hanyalah khayalan dalam lamunannya sendiri.
Pikirnya, bagaimana mungkin dia malah membayangkan hal seperti itu akan terjadi di antara dirinya dan Nana?

Okay, Jeno kau pasti hanya sedang kelelahan, terlebih wanita di hadapanmu ini sedang mengenakan pakaian haram yang membuatmu jadi terpancing. Ingatlah, ini hanya tipu daya ilusi.

Batin Jeno yang berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri kalau dirinya tidak sedikitpun menginginkan Nana. Siapa saja bisa terangsang kalau melihat penampakan Nana saat ini.

"Oppa? apa kau kelelahan?" tanya Nana sembari memegang lengan suaminya untuk dipijat, namun segera Jeno menarik lengannya dan menjaga jarak dari Nana, membuat wanita itu jadi mengerutkan dahinya.

"Oppa? kenapa? biar aku pijat kalau kau kelelahan."

"Tidak! hehe... maksudku tidak usah, kau kan masih sakit, jadi tidak usah melakukan apa-apa. Aku akan mandi dulu." Jeno segera beranjak dari sofa diikuti oleh Nana yang mengekor di belakangnya.

"Kalau begitu biar aku bantu gosok punggungmu, oppa-"

"Aaa!" Tiba-tiba saja Jeno berbalik sambil berteriak panik, membuat Nana terjengat di tempat.

"Tidak tidak! tidak perlu! he...he... kau di sini saja. Jangan melakukan apapun, jangan menyentuhku dulu, oke?"

Sebelum Nana menjawab, Jeno sudah keburu berlari ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi itu rapat-rapat. Sekarang pria itu bersandar di daun pintu sambil memegangi dadanya yang masih berdebar keras.

"Astaga...kenapa ini seperti menguji adrenalinku? tidak, sepertinya ini akan sangat sulit, sulit sekali tinggal satu kamar dengan dia. Tidak, dia tidak boleh menyentuhku sama sekali, kalau tidak..." Pikiran Jeno kembali pada khayalannya beberapa menit lalu tentang Nana.

Namun segera ia menampar pipinya sendiri.
"Yak! Lee Jeno! apa yang kau pikirkan? ingatlah, ini hanya permainan untuk balas dendam. Jangan menyentuhnya, jika tidak dia akan menuntut balas lebih mengerikan daripada tamparan ataupun tonjokannya, bisa bisa aku dimutilasi dia saat amnesianya sembuh nanti kalau sampai membuatnya hamil."
Akhirnya Jeno putuskan untuk mandi saja, untuk mengulur waktu ia pun berendam di bathub, berharap semoga saat dia keluar nanti, Nana sudah ketiduran dan tidak akan mengganggunya lagi.


•°•°•°•


Di tempat lain namun di waktu yang sama, Jisung terlihat sedang melihat hasil CT Scan kepala Nana yang ia dapat dari pihak rumah sakit tempat sebelumnya Nana dirawat.

Awalnya pihak rumah sakit menolak untuk membocorkan hasil pemeriksaan Nana, namun setelah Jisung menyuap dengan biaya yang cukup besar, akhirnya laki-laki itu berhasil mendapatkannya.

"Jadi, dia mengalami amnesia, pantas saja sikapnya seperti itu padaku. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mencarikan dokter terbaik untuk mengobati amnesianya," monolog Jisung.

SORRY HEART [NOMIN GS🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang