Bab 12

425 59 2
                                    


A/N

Halo guys... How are u? semoga kalian sehat selalu ya. Aamiin.
Sorry saya menghilang gitu aja minggu kemarin, karena saya lagi ada masalah di kesehatan, so harus berobat sana sini. Dan selain itu saya juga baru punya baby lagi, makanya belum sempat lanjutin cerita yang mana pun. And untuk 1 bulan ke depan saya hiatus dulu. Maaf ya saya terlalu lama bikin nunggu buat yang menunggu ;")
But thanks buat yang masih mau menunggu dan selalu support saya.♡♡♡
Untuk book ini sekarang aku akan posting 2 bab, karena 2 minggu lalu saya sempat nulis 2 bab sebelum hiatus.

Enjoy reading....

~SORRY HEART~

Di dalam sebuah toilet restoran, terlihat dua orang wanita kini tengah berdiskusi di depan washtavel mengenai apa yang barusan saja terjadi.

"Sebenarnya, apa rencanamu sampai harus membodohi Nana seperti itu, Chen?" tanya Haechan yang masih tidak paham kemana arah tujuan kebohongan Chennie pada Nana.

Chennie tidak langsung menjawab pertanyaan itu, gadis itu membuka kaca mata minus yang dikenakannya dan kemudian mencuci wajahnya.
Haechan sempat melirik ke arah kaca mata tebal milik Chennie dan kemudian mengerutkan dahinya. Ada sebuah penilaian tersendiri dalam benaknya tentang kaca mata tersebut. Sampai akhirnya tatapannya jadi terlihat bergidik pada Chennie, karena ia berpikir kaca mata itu terlalu kuno dan jelek.

"Aku? aku hanya melakukan hal yang semestinya. Bukankah Jeno oppa itu suami wanita itu? jadi bukankah seharusnya kita mendukung hubungan mereka?"

"Yah... tapi apa yang kau ucapkan tadi itu memang kebohongan, sebenarnya apa sih rencanamu?"

"Aku sudah bilang, aku hanya ingin mengembalikan semuanya ke tempat semula saja. Untuk apa kita peduli pada kebenaran dalam hidup seseorang? lagipula, bukankah tidak akan jadi masalah apapun untuk kita walaupun akhirnya dia menjauhi suami-suami kita?"

Haechan mengerutkan dahinya, masih tak mengerti.
"Yah memang tidak akan jadi masalah, tapi tidak masalah juga kan kalau Nana tetap jadi selingkuhan mereka? justru itu lebih baik, karena perceraianku dan Mark akan lebih cepat lagi prosesnya."

Chennie terkekeh mendengarnya.
"Apakah di dalam kepalamu itu hanya ada uang dan kekayaan?"

Dengan yakin Haechan mengangguk.
"Tentu saja, itu tujuan utamaku mau menikah dengan Mark Lee, lagipula, apa lagi memangnya? dan kau sendiri apa yang kau harapkan dari pernikahanmu dengan Jisung? apakah... ada yang lain selain demi bisnis ayahmu? bukankah sekarang bisnis ayahmu sudah jauh lebih membaik, bahkan aku rasa keluarga kalian sudah bisa lepas dari keluarga Lee sekarang."

Apa yang Haechan katakan itu memang faktanya, namun wanita itu tidak tahu apa yang sebenarnya Chennie pikirkan saat ini, karena Haechan tidak pernah berpikir ataupun merasakan apa yang Chennie rasakan.

"Okay, jadi begini saja. Jika kau memang seingin itu mendapatkan banyak uang, bagaimana kalau kita temui Jeno oppa, lalu kita buat sebuah kesepakan dengannya?"

"Kesepakatan?"

"Yah, kau bilang kau sangat menginginkan saham di perusahaan induk keluarga Lee, dan seperti yang kita tahu, sejauh ini baru Nana yang diberi hak wewenang untuk memiliki saham di sana, walaupun hanya sekitar 5%. Tapi coba jika kita tarik lagi dari faktanya. Ketiga putera keluarga Lee pun belum diberi wewenang atas saham yang ada di perusahaan induk. Meskipun ayah mertua kita sudah cukup tua, tapi kita tidak bisa menebak jalan pikirannya, kemana dia akan mengalihkan sahamnya sebelum pensiun."

"Tapi bisa saja semua saham itu dibagi rata pada ketiga anaknya kan?"

Chennie mengangguk.
"Kau benar, tapi coba pikir lagi, kapan hal itu akan terjadi? apakah secepatnya? sementara kau sudah ingin buru-buru bercerai dari suamimu."

SORRY HEART [NOMIN GS🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang