Bab 18🔞

1K 63 11
                                    


Hujan turun disertai dengan kilatan cahaya petir di atas langit, membuat suasana siang hari ini terasa cukup dingin. Begitu pun dengan keadaan di dalam kediaman mansion Jeno dan Nana yang terasa hening.

Wanita itu masih duduk di kursi depan meja riasnya sembari menatap ke arah sosok pria yang saat ini masih tidur di atas kasurnya, mencari tahu apa yang menyebabkan pria tersebut bisa berada di kasurnya bahkan dengan keadaan telanjang.

Sekelebat setiap memori yang terjadi mulai tertayang di dalam benak Nana dan membuat itu hanya bisa diam membisu.
Bagaimana caranya memanggil Lee Jeno dengan sebutan yeobo, bagaimana kala bersikap ramah pada Jeno, dan bagaimana saat dirinya bercinta dengan sang suami.

"Aaaa!" akhirnya teriakan frustrasi itu Nana kumandangkan. Wanita itu menatap nanar pada sosok Jeno yang masih belum terbangun juga, padahal dia sudah berteriak keras sebanyak tiga kali.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? bagaimana mungkin aku bisa-"

Apapun yang terjadi, dan bagaimana pun hubunganku dengan Jeno oppa sebelum aku amnesia, aku tidak peduli. Sekarang aku mencintainya, jadi, tolong jauhi aku, Jisung-ssi.

Dan ingatan tersebut lah yang akhirnya membuat Nana sadar bahwa selama ini dirinya memang kehilangan ingatannya, membuatnya bisa melakukan banyak hal yang mustahil bersama Jeno. Dan, Nana akhirnya, Nana pun mengingat segalanya, termasuk tentang kebohongan Jeno mengenai hubungan mereka yang katanya sangat harmonis dan saling mencintai.

Kini Nana tersenyum miris sembari menatap pantulan bayangan dirinya di kaca. "Jadi, selama ini, ternyata kau sudah ditipu oleh pria sialan yang sekarang sedang tidur di kasurmu? bahkan kau tidur dengannya sementara selama ini kau tidak pernah tidur dengan siapapun? AISH!" akhirnya Nana mengeluarkan kekesalannya, sekarang dia benar-benar merasa bodoh sekali.

Ingin sekali Nana menangis merutuki kebodohannya, namun sejatinya Nana bukan wanita bodoh yang akan terus merutuki hal yang telah terjadi, sekarang dia lebih memilih untuk memikirkan tentang cara bagaimana mengatasi semua keadaan kacau ini.

Dia telah menipuku dan membuatku percaya pada semua bualannya. Heu, sepertinya kau memang harus diberi pelajaran Lee Jeno.

Sekarang Nana beranjak dari kasurnya dan berjalan ke arah Jeno. Kemudian, ia mengambil bantal yang tengah Jeno tiduri secara tiba-tiba, membuat Jeno otomatis terbangun. Pria itu menyipitkan matanya yang masih lengket, lalu sebuah senyuman cerah terlihat di bibirnya. Tentu Nana juga akan membalas senyuman tersebut, tapi dengan sebuah senyuman penuh arti yang akan membantunya untuk memberi Jeno pelajaran.

"Ah, good morning sayang, kau sudah bangun?" setelah itu Jeno menarik tangan Nana untuk didekap olehnya di dalam selimut. Jelas saja itu membuat Nana terkejut bukan kepalang, namun saat ia mengingat lagi tentang hari-hari yang mereka jalani selama Nana amnesia, Nana kembali merutuki dirinya sendiri, sebab biasanya memang dirinya melakukan hal seperti ini pada Jeno, bahkan biasanya Nana yang selalu memulainya.

Sekarang dia bisa merasakan tubuh telanjang Jeno mendekapnya, dan napas pria itu menderu di telinga Nana, membuat wanita itu harus mati-matian menahan dirinya agar tidak mengamuk.

"Ekhem! oppa, ayo bangun, ini sudah jam 12," kata Nana yang setelah itu lekas melepaskan dekapan tangan Jeno di tubuhnya dengan paksa.

"Oh? jam 12 siang? aigo... aku kira masih jam 8 pagi, hehe. Kalau begitu izinkan oppa memelukmu sekali lagi," rengek Jeno sembari merentangkan tangannya, membuat Nana merasa sangat ingin memukul kepala pria itu dengan keras.

Tapi tidak, Nana harus tenang, dia harus bisa mencegah Jeno agar tak bisa menyentuhnya lagi.
"Hehe, ini sudah siang, aku akan mandi." Hanya itu kata Nana dan setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkan Jeno menuju kamar mandi.

SORRY HEART [NOMIN GS🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang