Bab 19

582 62 6
                                    


"YAAAKKK!" Teriakan itu berhasil membuat Jeno terkaget-kaget dan menatap Nana dengan kedua mata terbuka lebar dari posisinya.

"Kau mau mati? singkirkan tubuhmu yang sialan ini dari tubuhku," kata Nana bicara sambil sesekali mengatupkan bibirnya, dia menahan emosi.

Namun Jeno yang masih belum menyadari perubahan sikap Nana masih menatap polos sang istri.
"Aku bilang MENYINGKIR DARI TUBUHKU SEKYA!"

Gubrak!

Tubuh Jeno langsung melayang ke atas lantai karena tendangan kaki Nana.
"Awh!" Jeno meringis kesakitan sembari telentang di lantai. Lalu ia beralih memandang ke arah Nana yang kini sudah beranjak duduk di kasur, wanita itu menatap dengki padanya, dan yah akhirnya Jeno sadar kalau kemungkinan besar ingatan istrinya itu sudah kembali.

Kemudian Nana turun dari kasur dan menunjuk wajah Jeno dengan telunjuknya.
"Kau, beraninya kau menyentuhku! Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? kenapa semuanya bisa begini?"

Jeno menghela napas beratnya, lalu ia beranjak dari lantai dan berdiri menghadapi Nana.
"Ja-jadi ingatanmu sudah kembali?" tanya Jeno memastikan.

Namun Nana tak menjawab, wanita itu malah merasakan sakit di kepalanya lantaran tiba-tiba mengingat lagi apa yang selama ini terjadi padanya, secara keseluruhan. Terutama saat Jeno menipunya untuk pertama kali.

"Aish! dasar bedebah! kau sengaja menipuku selama ini." Nana mengambil sebuah stik golf yang berada tak jauh darinya, itu adalah stik golf kesayangannya yang biasa ia gunakan untuk bermain golf dengan teman-temannya.

"Yak yak! tunggu dulu, sabar sabar, dengarkan aku dulu Na. Astaga itu stik golf, aku bisa mati kalau kau memukuliku pakai itu."

"Ya, memang itu tujuanku, membunuhmu dan mencincang dagingmu Lee Jeno."

"Anni, aku tidak berencana mati di tanganmu."

"Heu, kau pikir bisa menghindariku?" Nana pun maju dan hendak memukulkan stik golfnya pada Jeno, namun sial beribu sial kakinya malah tersandung sandalnya sendiri dan akhirnya memberi kesempatan untuk Jeno agar bisa menghindar. Namun alih-alih lari keluar, Jeno malah justru menyangga tubuh Nana yang nyaris jatuh ke lantai, tapi kemudian ia memeluk Nana dan memiting kaki serta tangan wanita itu agar tidak bisa bergerak.

"Yak! lepaskan! LEPASKAN AKU!" Teriak Nana.
"Anni, selagi kau belum tenang aku tidak akan melepaskanmu," Kata Jeno selagi kakinya menendang stik golf yang tergeletak di dekat kakinya agar menjauh dari posisi Nana.
Tentu saja Nana meronta dan berteriak, karena sekarang posisinya dia berada dalam pelukan Jeno.

"Oke aku tidak akan mengamuk. Tapi lepaskan aku dulu."

"No, karena kau yang harus mendengarkanku dulu."

"Mendengarkan apa hm? mendengarkan bagaimana kau mempermainkan aku selama ini? IYA?!"

"Bukan, tapi ini tentang pemikiranku soal dirimu sekarang."

"Pemikiranmu? heu, apa peduliku-"

"Ayo kita mulai lagi dari awal." ucapan itu menghentikan kalimat Nana, wanita itu terdiam sebentar tapi setelah itu meronta lagi.

"Ayo kita mulai dari awal lagi sebagai pasangan suami istri. Aku ingin mencobanya denganmu."

"Mwo? apa kau sudah gila? kita tidak pernah memiliki perjanjian kontrak seperti itu. Jangan kau pikir karena kemarin kemarin aku amnesia maka dari itu kau berpikir bahwa aku benar-benar menyukaimu-"

"Aku tau! tapi bisakah kita memulainya saja dari awal? aku rasa akan sangat menyenangkan jika kita bisa mencobanya."

"Heu, kapan terakhir kali kau memakai otakmu hm? menyenangkan kau bilang? jangan mimpi. Kita bukan ditakdirkan untuk hal menggelikan seperti itu, kita tidak akan mungkin-"

SORRY HEART [NOMIN GS🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang