Bab 6🔞

1.5K 94 7
                                    


~SORRY HEART~

•••

Siang itu, Nana mendapatkan kunjungan dari nyonya Jessica Lee, ibu kandung Jeno yang tak lain adalah ibu mertuanya. Nana yang tak mengingat soal ibu mertuanya itu hanya bisa diam memerhatikan wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik itu kini duduk dengan anggun di hadapannya sembari memerhatikan gerak geriknya.

Begitu pun dengan dua orang yang ada di sebelah nyonya Jessica, yakni Mark dan Haechan. Rupanya Mark sengaja mengajak Haechan untuk mengajak ibunya menjenguk Nana, karena jika hanya Haechan saja, penjaga mansion Jeno pasti tak akan mengizinkan.
Pria itu punya berbagai cara untuk bisa menemui Nana meskipun Jeno mencegahnya.

Sekarang, tatapan mata nyonya Jessica tampak miris melihat kondisi Nana yang saat ini ternyata cukup memprihatinkan. Gadis yang dulu selalu bisa menyesuaikan dirinya dimana pun ia berada itu, kini tampak kebingungan karena tak mengenali siapapun.

"Ma-maaf bu, i-ibu ingin minum apa? biar aku siapkan," kata Nana dengan nada bicara yang lembut dan senyuman canggungnya, membuat nyonya Jessica menghela napas melasnya.

"Astaga, nak... apa yang terjadi padamu? kenapa bisa begini?" nyonya Jessica mendekat ke arah Nana dan kemudian menggenggam satu tangan Nana sambil memperlihatkan ekspresi wajah prihatinnya.

Mark yang ada di samping ibunya pun tampak tercengang melihat bagaimana perubahan sikap Nana sekarang. Jika Nana kehilangan seluruh ingatannya, maka tentu saja dia juga akan kehilangan ingatannya soal Mark dan hubungan gelap mereka selama ini, pikir Mark.

"M-mungkin aku memang tidak mengingat semuanya, tapi kalian jangan khawatir, aku akan berusaha untuk mengingat semuanya lagi, sekalipun sementara ini aku harus berusaha mengenal semua orang lagi dari awal. Yang terpenting, ada orang-orang di sisiku yang akan mendukungku." penuturan penuh harap Nana itu membuat Mark semakin miris melihatnya, begitu pun dengan nyonya Jessica. Akan tetapi tidak dengan Haechan, gadis itu malah tampak biasa saja, karena apapun yang terjadi pada Nana sekarang, memang tidak akan mempengaruhi kehidupannya sama sekali.

"Pasti, nak. Eomma dan saudara-saudaramu yang lain pasti akan mendukungmu. Kau adalah kebanggaan kami, sayang. Kami akan mengembalikanmu seperti dulu," ucap nyonya Jessica tidak bisa terima dengan keadaan Nana yang sekarang.

Tapi di sudut lain, Haechan mendelik malas pada ibu mertuanya, pasalnya dia tidak terlalu suka pada sikap ibu mertuanya itu yang terlalu membanggakan Nana di hadapan semua menantunya, meskipun Nana sama sekali tak pernah menginginkan diperlakukan seperti itu.

Haechan memang tidak begitu peduli soal hubungan Nana dan Mark, atau hubungan Nana dan nyonya Jessica sekalipun, namun gadis itu sangat muak jika harus melihat ibu mertuanya itu membanggakan Nana, karena setelah itu ia akan membandingkan Nana dengan dirinya.

"Terima kasih, eomma. Kalau begitu aku akan membuatkan minuman dulu, boleh aku ke dapur sebentar?"

"Tidak sayang, kan ada pelayan. Kenapa kau harus melakukannya sendirian? Sayang... mulai sekarang kau tidak harus mengerjakan semua hal yang tidak perlu kau kerjakan, termasuk membuatkan minum untuk tamu. Kau hanya harus duduk nyaman di dalam rumah suamimu, kau paham kan hm? aigoo... Nana-ya..." akhirnya nyonya Jessica memeluk Nana dengan perasaan yang miris. Sedangkan Nana hanya bisa menerima pelukan itu dengan perasaan bersalah, sebab ia tak bisa mengingat keluarga suaminya yang ternyata sama baiknya dengan sang suami.

"Permisi nyonya, mohon maaf jika saya mengganggu, tapi apakah hidangan makanannya sudah boleh dihidangkan sekarang?" tanya seorang pelayan yang baru saja datang bertanya pada Nana.

"Oh tunggu sebentar, aku akan menyiapkannya. Eomma, aku minta maaf, kali ini aku harus mengurus beberapa urusan di dapur, karena Jeno oppa ingin makan masakan yang aku siapkan saat pulang kantor nanti. Selain itu, aku juga akan membantu menyiapkan makanan untuk eomma dan yang lainnya."

SORRY HEART [NOMIN GS🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang