15

126 21 6
                                    

"Bukankah kau pandai berkelahi?" Rio

"Hei, ini serangan tiba tiba" Denver

Rio tertawa mendengar jawaban Denver

"Ini tak akan terjadi jika kau memantau dengan cermat, sialan" Denver

"Aku juga sempat di serang oleh Victoria kau tau?" Rio

Victoria yang mendengar namanya di sebutpun langsung berjalan mendekati Denver. Victoria menyodorkan sebatang rokok langsung ke mulut Denver, Denver menggigit rokok pemberian Victoria dan Victoria langsung menyalakan rokok tersebut.

"Kau pikir dengan aku berbicara baik baik, kau akan mendengarkan ucapanku?" Victoria

"Akan sulit untuk memberitahu orang yang sedang kasmaran" Victoria

Tiba tiba Denver terbatuk dan mengambil rokok di mulutnya.

"Rokok apa ini, tidak enak" Denver

"Itu lah nikotin yang sebenarnya bodoh" Victoria

"Kau kasmaran dengan wanita itu ya?" Rio

"Hei apa apaan, jangan membahas itu" Denver

"Ya, bahkan mereka berciuman saat Denver membantu Misun mengganti perban" Victoria

"HEI!" Denver

Rio tertawa keras, dia sangat puas melihat Denver yang terpojokkan oleh Victoria. Denver yang kesal pun memilih keluar dari kantor Direktur

"Lihat, sepertinya dia akan mengadu kepada wanita itu" Rio

Tiba tiba, sebuah telfon masuk dari profesor. Berlin yang juga ada disana langsung mengangkat telfon dari profesor.

"Dimana Tokyo?" Profesor

"Sepertinya dia sedang di ruang pencetakan" Rio

"Panggil dia" Profesor

"Baiklah..." Rio

Setelah Rio keluar, Profesor kembali membuka suara.

"Bagaimana kau bisa mengetahui tentang keberadaan penyusup itu Victoria?" Profesor

"Cairo" Victoria

"Kau sudah menghubungi Cairo?" Profesor

"Ya" Victoria

"Aku belum memerintahkanmu untuk menghubungi Cairo" Profesor

"Melihat kondisi yang mulai tidak kondusif secara tiba tiba... kau mulai pergi keluar dari cafe... membuatku yakin untuk menghubungi Cairo" Victoria

"Tetap saja-" Profesor

"Cairo dapat menjangkau semua hal yang tak dapat dijangkau olehmu dan Rio" Victoria

Profesor menghela nafas

"Kau benar" Profesor

Tak lama, pintu kantor terbuka dan memperlihatkan Rio yang diikuti oleh Tokyo dibelakangnya.

"Ada apa profesor?" Tokyo

"Mengenai penyusup itu. Kalian tak membunuhnya kan?" Profesor

"Tidak, Berlin memang menembaknya, tapi penyusup itu menggunakan rompi anti peluru" Tokyo

"Seharusnya kau tidak menembaknya Berlin, itu akan menjadi sumber perdebatan dengan pihak luar" Profesor

"Jika aku tidak muncul, Tokyo mungkin akan mati" Berlin

"Dia benar. Jadi menurutku..." Tokyo

"Berlin harus mengambil alih lagi" Tokyo

"Apa? Bagaimana jika terjadi hal buruk lagi?" Rio

CLOWN | MONEY HEIST [KOREA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang